Presiden Ini Dulu Uangnya Pas-pasan, Sang Istri Jualan Kacang Goreng dan Es Lilin agar Empat Putrinya Bisa Sekolah
Presiden ini dikenal sebagai sosok yang jenius. Hasil pemikirannya sering dikagumi banyak orang. Namun, ia tak punya banyak uang.
Sosoknya dikenal sebagai presiden paling sederhana yang pernah memimpin Republik Indonesia
Presiden Ini Dulu Uangnya Pas-pasan, Sang Istri Jualan Kacang Goreng dan Es Lilin agar Empat Putrinya Bisa Sekolah
Sosok ini masih jadi satu-satunya Presiden Republik Indonesia yang berlatar belakang santri. Di antara semua presiden yang pernah menjabat, ia dikenal sebagai sosok paling sederhana dan apa adanya.
(Foto: KapanLagi Youniverse)
Baik saat menjabat presiden maupun tidak, Gus Dur dikenal sebagai sosok yang jenius. Pemikiran-pemikirannya dianggap melampaui zaman karena mampu menjangkau masa depan. Selama menjadi presiden, ia menjadikan Istana Negara sebagai tempat publik yang bisa dikunjungi siapa saja.
(Foto: gusdur.net)
Salah satu kisah yang terkenal tentang Gus Dur adalah saat paspampres mengadang seseorang yang hendak masuk Istana Negara membawa senjata tajam. Gus Dur justru yang mengaku tidak bisa melihat senjata tajam tersebut menyilakan orang itu masuk menemuinya.
(Foto: KapanLagi Youniverse)
Cara berpikir Gus Dur yang nyeleneh sering membuat orang bingung karena tidak mengerti maksudnya. Hingga kini, nilai-nilai hidup Gus Dur masih menjadi teladan masyarakat Indonesia dan dunia. Namun, di luar kejeniusannya itu, sebagai manusia biasa Gus Dur juga punya kekurangan.
(Foto: KapanLagi Youniverse)
Kekurangan Gus Dur
Pada sebuah acara yang diselenggarakan sayap organisasi Nahdlatul Ulama (NU), istri Gus Dur, Sinta Nuriyah mengungkap kekurangan mendiang suaminya.
Sinta blak-blakan mengatakan bahwa uang yang dimiliki Gus Dur sering pas-pasan. Sebagai istri, Sinta pun tak kehabisan akal. Alih-alih menggerutu, Sinta berinisiatif menjual jajanan.Setiap malam, ia menggoreng kacang tanah dengan pasir. Ia lalu membungkusnya sendiri dan memastikan bungkusan-bungkusan itu berisi kacang dalam jumlah sama banyak. Selain berjualan kacang goreng, Sinta juga menjual es lilin.
"Rumah tangga harus terus berjalan, anak-anak harus terus dibesarkan, terus disekolahkan, anak-anak harus jadi orang pandai yang berguna bagi nusa dan bangsa," ungkap Sinta Nuriyah, dikutip dari tayangan YouTube NUOnline.
Menyamakan jumlah kacang dalam setiap bungkus ternyata bentuk kecerdikan Sinta. Jika setiap bungkus isinya sama, maka jika ada lebihan-lebihan kacang bisa menjadi bungkusan baru.
"Jadi satu bungkus baru itu kan ada harganya. Kalau es lilin dibawa anak-anak kampung lalu mereka jajakan keliling," ungkap Sinta.
Sinta tak malu melakukan pekerjaan apapun asal halal, seperti berjualan kacang goreng dan es lilin. Menurut dia, tidak ada satu pun pekerjaan yang hina di mata Tuhan. Ia juga menegaskan pentingnya peran perempuan dalam garda depan kehidupan rumah tangga.
(Foto: gusdur.net)