Kisah Sariyah mirip sinetron Tukang Bubur Naik Haji di TV
Merdeka.com - Suasana di halaman Balai Desa Karanglewas Kidul, Kecamatan Karanglewas, Banyumas, Jawa Tengah, Minggu (7/9), terlihat ramai dipadati warga. Mereka berkumpul mengikuti pengajian bersama untuk melepas jamaah calon haji dari Desa Karanglewas Kidul.
Ketua Panitia Pelepasan Calon Haji Desa Karanglewas Kidul, Warsono menuturkan jumlah jamaah calon haji dari Desa Karanglewas Kidul tahun ini lebih banyak dibanding tahun lalu. "Saat ini ada 13 calon haji yang akan berangkat ke tanah suci. Salah satunya Ibu Sariyah yang berangkat sendiri," ujarnya.
Warsono mengakui, baru mengetahui jika Sariyah selama ini berprofesi sebagai tukang bubur candil keliling. "Saya sendiri baru mengetahuinya setelah mendapat informasi dari warga," jelasnya.
-
Siapa yang menabung selama 22 tahun untuk haji? Mahruf sampai detik ini masih tidak menyangka bisa berangkat haji sebentar lagi. Sebelumnya ia sudah menabung selama 22 tahun sejak 2002 silam dari penghasilannya sebagai penjual gorden keliling.
-
Bagaimana cara orang berhaji? Biasanya, ada serangkaian acara yang dilakukan menjelang seseorang menunaikan ibadah Haji. Salah satunya yakni momen berpamitan kepada sanak, saudara, hingga orang-orang terdekat.
-
Kapan orang berhaji? Melansir dari berbagai sumber, Senin (6/2/23), berikut ulasan selengkapnya untuk Anda mengenai 25 kata-kata naik haji dengan sarat doa dan harapan mulia.
-
Apa artinya 'haji'? Menurut istilahnya, Haji tak lain berasal dari bahasa Arab 'Hagg' yang berarti berziarah. Maka dari itu, makna haji sendiri yakni merupakan ibadah berupa ziarah yang dilakukan ke Kota Suci Mekkah dalam rangka meningkatkan keimanan dan takwa seseorang terhadap Allah SWT.
-
Apa yang dimaksud dengan haji? Haji secara istilah adalah menyengaja berkunjung ke Baitullah, di Makkah untuk melakukan ibadah pada waktu dan cara tertentu serta dilakukan dengan tertib.
-
Siapa jemaah haji termuda Bangka Belitung? Salah satu yang membuat haru adalah kisah Inas Syifa yang menjadi calon jemaah haji termuda di Bangka Belitung.
Sementara itu, Kepala Dusun I tempat Sariyah tinggal, Slamet Mubarak mengatakan, warganya yang tinggal di RT 006/RW 03 no 6 ini dikenal sosok yang sederhana dan pekerja keras. Slamet sendiri mengaku, tidak percaya dengan perjuangan Sariyah yang luar biasa.
"Saya kira kisah tukang bubur naik haji hanya ada di sinetron. Tetapi ini, sungguh perjuangan yang luar biasa dari Ibu Sariyah. Saya sendiri salut dengan kemauan dan kerja keras yang dikumpulkan Ibu Sariyah selama ini," ucapnya usai acara pelepasan jamaah calon haji.
Sariyah yang tahun ini berusia 52 tahun, hanya mengandalkan pekerjaannya sebagai pedagang bubur candil atau bubur sumsum. Selain menjual bubur sumsum, ia juga menjual panganan kecil yang biasa dijajakannya di sekitar wilayah tiga desa yang dekat dengan rumahnya. "Awalnya saya berjualan bubur dengan cara menggendong. Tetapi, karena capai dan cepat pegal, saya menggunakan sepeda tua," jelasnya.
Ibu satu anak yang kini menjadi janda, karena suaminya telah lama meninggal ini, mengaku mulai keliling pada tahun 1990. Ia mulai berjualan keliling pada pukul 13.00 WIB hingga 18.00 WIB. Penghasilan jualan bubur tepung dan candil yang jual tiap satu bungkus plastik Rp 1.500, awalnya hanya Rp 5 ribu hingga Rp 7 ribu, saat hanya menggunakan gendongan.
Namun setelah menjajakannya dengan sepeda ontel, penghasilannya meningkat menjadi Rp 30 ribu. Dari penghasilan tersebut, sebanyak Rp 15 ribu digunakannya untuk biaya makan keluarga serta biaya sekolah anaknya. Sedangkan, sisanya ditabung untuk naik haji. "Pada tahun 2010, saya diberi tahu kalau uang tabungan sudah cukup untuk biaya haji," ujarnya.
Setelah mengetahui uangnya cukup untuk menabung, ia kemudian mendaftarkan diri untuk pergi haji pada tahun 2014. Sariyah, tahun ini akan berangkat bersama sekitar 932 calon haji lainnya dari Banyumas. Sariyah sendiri masuk dalam kelompok terbang 47 dan termasuk dalam rombongan kedua.
Sariyah mengungkapkan, tercapainya keinginan untuk menunaikan ibadah haji lantaran niat dan kerja keras untuk memenuhi panggilan Tuhan. "Jika ada niat untuk naik, haji maka Allah akan mengizinkan, meski hanya pedagang kecil," kata Sariyah. (mdk/ded)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mbah Suhriyeh mengaku tidak mendapatkan banyak uang. Hanya sekitar Rp30-40 ribu perhari saja.
Baca SelengkapnyaIa memiliki tips khusus agar bisa naik haji meskipun penghasilan tak menentu.
Baca SelengkapnyaMbah Supyah pun bercerita, jika ia menjalani profesi sebagai tukang pijat keliling ini sejak usia 17 tahun.
Baca SelengkapnyaMeski kondisi tubuhnya sudah tak sekuat saat muda, nenek 69 tahun ini sangat antusias menuju Tanah Suci.
Baca SelengkapnyaKisah Supartono, pemulung dan tukang becak asal Ponorogo yang berangkat haji tahun ini.
Baca SelengkapnyaCut Syifa saat ini tengah sibuk menjalani peranannya sebagai tokoh utama di Hidayah Cinta.
Baca SelengkapnyaJuru parkir ini membuktikan berangkat haji bisa tak hanya bisa dilakukan oleh orang kaya
Baca SelengkapnyaDia mendapatkan kuota prioritas lansia dan pendamping lansia, sehingga tidak menunggu antrian terlalu lama.
Baca SelengkapnyaViral penjual bakso bakar di Boyolali akan naik haji tahun ini, begini kisahnya.
Baca SelengkapnyaDemi menghidupi keluarganya, Sopiah rela menyamar menjadi pria agar diterima bekerja sebagai kuli.
Baca SelengkapnyaBerkat kesabarannya selama bertahun-tahun, ia sebentar lagi bisa melihat Ka'bah secara langsung di usianya yang menginjak usia 73 tahun.
Baca SelengkapnyaSempat bingung hendak bekerja apa, kini Sutina jadi jutawan dari bisnis telur asin yang ia mulai kecil-kecilan
Baca Selengkapnya