Klaster Pesantren Kembali Muncul lagi di Tasikmalaya
Merdeka.com - Pondok pesantren di Tasikmalaya kembali menjadi klaster penyebaran Covi-19. Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Kabupaten Tasikmalaya, mencatat setidaknya ada dua pesantren yang kini menjadi klaster penyebaran virus corona.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Kabupaten Tasikmalaya, Atang Sumardi menyebut bahwa salah satu pesantren yang menjadi klaster berada di Kecamatan Singaparna.
"Ada 55 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19, yang terdiri dari 32 santri putra, 12 santri putri, sembilan pengajar, dan dua karyawan. Semuanya diisolasi di pesantren," sebut Atang, Jumat (26/2).
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Siapa yang ikut tes kesehatan? Pasangan bakal calon gubernur dan bakal calon wakil gubernur Daerah Khusus Jakarta, Ridwan Kamil-Suswono tes kesehatan di RSUD Tarakan Jakarta, Sabtu (31/8).
-
Siapa yang terkena antraks di Gunungkidul? Dari 125 warga yang diperiksa, 85 di antaranya positif antraks.
-
Siapa yang menjadi korban santet? 'Semua permukaan eksterior dari guci awalnya tertutup teks yang mengandung lebih dari 55 nama yang diukir, puluhan di antaranya sekarang hanya bertahan sebagai huruf-huruf terpisah yang mengambang atau coretan pensil yang samar,' jelas Lamont.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Bagaimana warga Gunungkidul terkena antraks? Dewi mengatakan sebelumnya pasien itu mengonsumsi hewan ternak sapi yang mati. Daging sapi itu dimasak dan dimakan.
Atang menjelaskan bahwa diketahuinya puluhan santri terpapar virus corona berawal saat petugas kesehatan melakukan tes usap kepada 113 orang yang ada di lingkungan pesantren. Hasil pengujian tersebut diketahui 55 orang terkonfirmasi positif Covid-19.
Jumlah penghuni pesantren, diungkapkan Atang, sebetulnya mencapai 1.000 orang, namun belum semua menjalani tes usap. "Kita masih melakukan pemantauan, kalau ada yang bergejala akan kita swab," ungkapnya.
Dari puluhan orang yang terkonfirmasi positif Covid-19, menurutnya tidak ada satupun yang bergejala berat. Walau begitu, ia memastikan bahwa mereka yang diisolasi tetap dalam pengawasan petugas kesehatan.
Ia menjelaskan bahwa mereka yang dinyatakan positif Covid-19 dipisahkan dengan penghuni pesantren lainnya. "Untuk santri yang dipastikan negatif, diperkenankan pulang ke rumahnya masing-masing. Kalau yang positif belum diizinkan pulang," jelasnya.
Selain pesantren di wilayah Kecamatan Singaparna, Atang juga menyebut bahwa ada kasus serua di salah satu pesantren di Kecamatan Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya. Namun ia mengaku bahwa hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan detail jumlah orang yang terkonfirmasi positif Covid-19.
"Hingga saat ini belum diketahui secara pasti sumber awal penularan Covid-19 di lingkungan dua pesantren itu. Kalau berdasarkan kajian epidemiologi diduga kuat dari kunjungan keluarga. Karena kegiatan di pesantren itu sudah berlangsung lama," sebutnya.
Atang mengatakan bahwa klaster pesantren di Kabupaten Tasikmalaya bukan pertama kalinya terjadi. Hingga saat ini, berdasarkan catatannya, ada lebih dari 10 pesantren yang menjadi klaster penyebaran Covid-19. Bahkan menurutnya,kalau dilakukan tes usap acak di pesantren pasti ditemukan kasus positif Covid-19.
Walau begitu, Atang mengaku bahwa Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya tidak memiliki kewenangan untuk membatasi kegiatan di pesantren.
"Kegiatan di pesantren sepenuhnya menjadi wewenang Kementerian Agama (Kemenag)," katanya.
Sementaraitu, Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kemenag Kabupaten Tasikmalaya, Suryana mengaku bahwa pihaknya belum mendapat informasi akan adanya dua klaster pesantren baru di wilayahnya. Namun dengan munculnya hal itu, ia meminta pengurus pesantren agar melaksanakan instruksi Menteri Agama (Menag) dan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 terkait pencegahan penyebaran virus itu.
Ia menjelaskan bahwa berdasarkan aturan yang ada, pondok pesantren yang ada di zona tertentu tidak dibolehkan melaksanakan kegiatan pembelajaran penuh. Namun menurutnya, kenyataan di lapangan masih banyak pesantren yang beraktivitas seperti biasa.
"Kita akan terus memberikan arahan kepada pesantren agar bertanggung jawab atas seluruh aktivitas yang dilakukannya. Artinya, pesantren harus mematuhi protokol kesehatan dalam setiap kegiatannya. "Tidak boleh lengah dalam menerapkan prokes 5M. Itu harus di laksanakan. Tidak boleh tidak," jelasnya.
Selain itu, ia juga menyebut bahwa pentran harus berkoordinasi dengan satgas penanganan Covid-19 di wilayahnya masing-masing. "Dengan begitu, apabila ada indikasi kasus Covid-19, dapat dilakukan tindakan penanggulangan dengan cepat. Pesantren juga diharapkan terbuka jika ada kasus. Jadi memudahkan untuk penanggulangan," tutup Suryana. (mdk/rhm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penemuan kasus tersebut tercatat pada 23 Agustus 2024 dengan dua orang diantaranya terkonfirmasi positif.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaLonjakan kasus Covid-19 terjadi di DIY. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY saat ini sudah tercatat 61 kasus positif Covid di provinsi itu.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaAkibat kondisi itu, pemkot menerapkan kebijakan belajar jarak jauh.
Baca SelengkapnyaKasus pertama cacar monyet terjadi pada Agustus 2022 lalu. Pasien itu pun sudah dinyatakan sembuh.
Baca SelengkapnyaKasus cacar monyet di DKI Jakarta kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaAdanya laporan dari ibu korban anaknya telah menjadi korban pelecehan seksual di Pondok Pesantren salah satu di Kota Jambi.
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaTotal ratusan pelajar, petasan, hingga puluhan motor yang digunakan untuk konvoi telah diamankan.
Baca SelengkapnyaKemenkes menemukan kasus suspek cacar monyet atau mpox di Tangerang,
Baca SelengkapnyaDari sebelumnya tiga orang, kini menjadi empat korban.
Baca Selengkapnya