Konsulat Amerika Berbagi Tips Tangkal Hoaks di Media Sosial
Merdeka.com - Pertumbuhan media sosial yang pesat membuat pembaca menjadi bingung dengan informasi yang tersedia dengan mudah. Bahkan, bukan satu atau dua kasus saja tersebar berita hoaks atau bohong.
Deputi Konsulat Amerika Serikat untuk Sumatera, Jessica Panchatha mengajak masyarakat terutama anak muda untuk menelaah informasi yang diterima dan membentuk pandangan berdasarkan informasi yang benar.
Menurut Jessica, ada tiga elemen penting yang harus diperhatikan sebelum menyebarkan informasi, terutama melalui media sosial untuk menangkal hoaks. Dia menyebutkan, tiga hal tersebut di antaranya medium, konten, dan jaringan.
-
Siapa yang memimpin diskusi tentang pencegahan hoax di Pekanbaru? Kolaborasi ini terwujud dalam diskusi santai antara Satreskrim Polresta Pekanbaru, dipimpin oleh Kasat Reskrim Kompol Bery Juana Putra, dan sejumlah admin media sosial di salah satu kafe di Pekanbaru.
-
Siapa yang menyebarkan hoaks ini? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Bagaimana cara merileksasi hati dan pikiran di media sosial? Bermeditasi dengan melakukan olahraga ringan seperti yoga menjadi cara yang bagus untuk merelaksasi hati dan pikiran di tengah dominasi media sosial.
-
Bagaimana cara memanfaatkan kata-kata semangat Bahasa Inggris di media sosial? Seperti apa? Dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (15/11) berikut 100 kata-kata semangat Bahasa Inggris beserta artinya berikut ini.
-
Siapa pembicara? Akhirnya sampai di acara inti, ceramah pada sore hari ini akan disampaikan oleh ustaz Muhammad Halim.
-
Informasi apa yang disebarluaskan? Diseminasi adalah proses penyebaran informasi, temuan, atau inovasi yang direncanakan, diarahkan, dan dikelola agar dapat dimanfaatkan oleh kelompok target atau individu.
"Anda harus menguasai medium anda, baik itu WhatsApp, Line, website, Twitter," kata Jessica dalam Seminar dan Workshop 'Peace Stories for Peace Islamic Society' di Universitas Muhammadiyah Riau.
Disampaikan dalam siaran pers, Rabu (27/2), Jessica mengajak peserta seminar dan masyarakat yang menggunakan internet untuk menguasai kanal komunikasi atau teknologi di era sekarang. "Saat ini adalah era sosial media. Presiden Kennedy terkenal menguasai televisi, Presiden Trump menguasai Twitter," kata Jessica.
Terkait dengan konten, ia pun juga menekankan agar memperhatikan isi atau konten dari informasi yang dibagikan kepada publik. Informasi yang dibagikan melalui media sosial akan sangat cepat menyebar kepada pengguna lain.
"Ini sama seperti Anda memilih foto apa saja yang ingin dibagikan di media sosial, Anda hanya membagikan yang menurut Anda bagus. Begitu juga informasi harus yang kredibel," ujarnya.
Bagi Kedutaan AS, membangun jaringan dengan media massa sangat dibutuhkan. Kedutaan AS membutuhkan informasi dari media, sebaliknya, media juga membutuhkan informasi dari kedutaan untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat luas.
Dengan adanya pertukaran informasi yang tentunya didapat dari sumber yang terpercaya, maka hal itu dapat menangkal informasi hoaks beredar di masyarakat. Dahulu, lanjut Jessica, masyarakat mengandalkan pernyataan dari sumber resmi dari pejabat negara.
"Namun sekarang kita lebih percaya dengan jaringan kita. Kita berbagi konten dengan jaringan kita dan mereka mengamplifikasi ide jaringan kita. Jaringan kita dapat berbicara untuk kita. Ini adalah salah satu alasan kita berkumpul di sini untuk membangun jaringan yang solid," ujarnya.
Melalui seminar dan workshop ini, Jessica berharap dapat membantu satu sama lain menghadirkan konten multimedia positif dan membangun jaringan untuk memerangi konten terorisme dan hoaks.
"Hari ini dan besok Anda akan menyadari bahwa jaringan Anda lebih besar dari yang Anda sadari," katanya.
Madrasah Digital didukung Kedubes Amerika Serikat mengadakan Seminar Peace Stories for Peace Islamic Society bertajuk 'Generating Positive Islamic Content In Internet Trough Millenial Generation To Eradicate Terorism Content' di Universitas Muhammadiyah Riau, Sabtu-Minggu, 23-24 Februari 2019.
Acara ini turut dihadiri oleh beberapa narasumber lain, yakni Dekan Fikom Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) Jayus, penulis sekaligus akademisi Unkris Jakarta Abdullah Sumrahadi, redaktur Republika Muhammad Fakhruddin, dan broadcaster AnTV Reza Elrasi.
Dekan Fikom Umri Jayus mengatakan, sangat mendukung anak muda untuk menjadi konten kreator. "Bentuk dukungan tersebut sudah diimplementasikan Fikom Umri dengan membuat program Studi Hubungan Masyarakat," katanya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dia menjelaskan, kasus penipuan, radikalisme dan terorisme dilakukan dengan pendekatan persuasif dan tidak hard selling.
Baca SelengkapnyaRuang digital harus diisi dengan konten-konten yang positif dan karya yang baik.
Baca SelengkapnyaDengan mengikuti tips ini, diharapkan masyarakat akan semakin waspada terhadap konten hoaks di media sosial yang berpotensi menyesatkan jelang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPara admin untuk bersinergi dalam mencegah penyebaran kabar bohong atau isu SARA.
Baca SelengkapnyaHoaks dapat memecah belah persatuan bangsa, mengganggu stabilitas politik.
Baca SelengkapnyaMasyarakat jangan mudah terpapar informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memicu konflik.
Baca SelengkapnyaBiro Hubungan Masyarakat, Hukum dan Kerja sama Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Biro Hukerma Kemenkumham) menggelar acara berjudul What's Up.
Baca SelengkapnyaMasyarakat harus memiliki pemikiran kritis dalam membaca berita.
Baca SelengkapnyaMenurut Bery, hoaks menggunakan kecerdasan buatan memang sudah cukup meresahkan.
Baca SelengkapnyaHal ini juga membuat media konvensional memiliki redaksi menjadi terdesak, sebab semua orang dapat melaporkan dan mendapatkan informasi melalui media sosial.
Baca SelengkapnyaBerpikir kiritis dan logis mutlak dalam mencerna dan menyimpulkan konten yang tersebar luas di media sosial.
Baca SelengkapnyaKadis Diskominfo Kalsel Muhammad Muslim mengatakan acara ini sebagai upaya bagaimana meningkatkan informasi yang tepat, valid dan mudah diterima masyarakat.
Baca Selengkapnya