Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kronologi terbongkarnya kebohongan Dwi Hartanto 'ahli dirgantara'

Kronologi terbongkarnya kebohongan Dwi Hartanto 'ahli dirgantara' Dwi Hartanto. ©2017 Merdeka.com

Merdeka.com - Sosok Dwi Hartanto, tengah menjadi sorotan setelah skandal kebohongannya terkuak ke publik. Ilmuwan yang tengah menempuh pendidikan di negeri kincir angin itu sebelumnya mengklaim sebagai kandidat profesor di Technische Universitet (TU) Delft, Belanda, serta diminta untuk mengembangkan pesawat jet tempur generasi ke enam.

Aksi tipu-tipu dilakukan Dwi Hartanto sebetulnya telah diketahui lama oleh rekannya sesama warga Indonesia yang tergabung dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Belanda. Bahkan, teman-temannya telah mengingatkan Dwi untuk menghentikan aksi kehohongannya.

"Teman-teman DH yang mengetahui latar belakangnya sudah tahu lama. Hanya mereka tidak bisa speak up. Perlu courage," kata Deden Rukmana, anggota Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4) saat dihubungi merdeka.com melalui email rukmanad@savannahstate.edu, Senin (9/10).

Orang lain juga bertanya?

Menurut Deden, amarah kolega terhadap Dwi Hartanto memuncak hingga memberikan informasi mengenai sepak terjang pria yang sempat dijuluki sempat dijuluki sebagai The Next BJ Habibie kepada anggota grup I-4 yang tergabung dalam grup aplikasi WhatApss. Informasi mengenai kebohongan Dwi kemudian ditelusuri anggota I-4 dengan membentuk tim dengan Deden salah satu anggotanya.

"Rasa kebanggaan dan kekaguman saya terhadap Dwi Hartanto 'terganggu' ketika saya menerima rangkaian pesan dari WA group Pengurus I-4 yang membahas tentang yang bersangkutan. Pada tanggal 10 September 2017 lalu, salah seorang anggota pengurus I-4 secara terpisah mengirimkan dua dokumen lengkap berisikan investigasi terhadap beragam klaim yang dibuat oleh Dwi Hartanto," tulis Deden dalam akun Facebook-nya seperti dikutip merdeka.com.

Dalam tulisannya Deden menyebut, dokumen pertama terdiri 33 halamam berisikan beragam foto-foto aktivitas Dwi Hartanto termasuk dari halaman Facebook-nya, link ke berbagai website tentangnya. Termasuk transkrip wawancara dengan Mata Najwa pada bulan Oktober 2016 hingga korespondensi email dengan beberapa pihak untuk mengklarifikasi aktivitas yang diklaim oleh Dwi Hartanto.

"Dokumen kedua sebanyak 8 halaman berisikan ringkasan investigasi terhadap klaim yang dibuat oleh Dwi Hartanto termasuk latar belakang S1, usia, roket militer, PhD in Aerospace, Professorship in Aerospace, Technical Director di bidang rocket technology and aerospace engineering, interview dengan media international, dan kompetisi riset," kata Deden, yang merupakan Professor dan koordinator program Urban Studies and Planning Savannah State University, Amerika Serikat ini.

Deden melanjutkan, kedua dokumen tersebut disiapkan oleh beberapa teman Indonesia di TU Delft yang mengenal Dwi Hartanto secara pribadi. Rekan-rekan Dwi Hartanto lantas mencari cara untuk menghentikan aksi penipuan publik ini dengan menghubungi Deden hingga ditulisnya melalui akun media facebooknya.

"Saya menilai mereka sebagai pihak yang mengetahui kebohongan publik yang dilakukan oleh Dwi Hartanto dan menginginkan agar kebohongan ini dihentikan. Mereka sudah menemui Dwi Hartanto dan memintanya agar meluruskan segala kebohongannya tetapi tidak ditanggapi dengan serius oleh yang bersangkutan," kata Deden.

Dwi Hartanto sendiri telah menyampaikan permohonan maafnya. Dia mengakui memberikan informasi yang tidak benar, tak akurat dan cenderung melebih-lebihkan. Khususnya soal prestasinya di bidang dirgantara dan keilmuan soal roket.

"Saya minta maaf yang sebesar-besarnya," kata Dwi seperti dimuat dalam halaman PPI Delft.

Beberapa klarifikasi yang disampaikan Dwi Hartanto antara lain soal latar belakangnya. Dwi mengaku dia bukanlah lulusan Institut Teknologi Tokyo, Jepang. Namun lulus S1 dari Institut Sains dan Teknologi AKPRIND Yogyakarta.

Dwi juga menjelaskan dirinya memang benar menempuh S2 dan S3 di TU Delft.

"Posisi saya yang benar adalah kandidat Doktoral di TU Delft. Informasi mengenai posisi saya sebagai Post-Doctoral maupun Assitant Professor adalah tidak benar," beber Dwi.

Tak benar juga dia adalah kandidat Doktor di bidang space tecnology and rocket science. Yang benar adalah di bidang Interactive Intelligence (Departemen Intelligent System).

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
VIDEO: Kombes Hengki Gregetan Bongkar Habis Akal Muslihat Si Kembar Rihana-Rihani
VIDEO: Kombes Hengki Gregetan Bongkar Habis Akal Muslihat Si Kembar Rihana-Rihani

Direktur Reserse Kriminal umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi membongkar tipu muslihat yang dilakukan penipu si kembar Rihana-Rihana.

Baca Selengkapnya
FOTO: Bareskrim Periksa Pelapor Kasus Dugaan Hoaks Adik Prabowo yang Seret Nama Jokowi
FOTO: Bareskrim Periksa Pelapor Kasus Dugaan Hoaks Adik Prabowo yang Seret Nama Jokowi

Hashim Djojohadikusumo sebelumnya dilaporkan ke polisi setelah menyebut deklarasi Golkar mendukung Prabowo Subianto atas seizin Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Kombes Hengki Gregetan Bongkar Habis Akal Muslihat Si Kembar Rihana-Rihani
VIDEO: Kombes Hengki Gregetan Bongkar Habis Akal Muslihat Si Kembar Rihana-Rihani

Direktur Reserse Kriminal umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi membongkar tipu muslihat yang dilakukan penipu si kembar Rihana-Rihana.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Kombes Hengki Bongkar Kelicikan Si Kembar Penipu Rihana dan Rihani
VIDEO: Kombes Hengki Bongkar Kelicikan Si Kembar Penipu Rihana dan Rihani

Banyak modus yang dilakukan RIhana dan Rihani untuk membohongi para korban

Baca Selengkapnya
VIDEO: Murka Arteria OTT Palsu Kejati Bali Ciduk Petugas Imigrasi, Ajak Menteri Melawan!
VIDEO: Murka Arteria OTT Palsu Kejati Bali Ciduk Petugas Imigrasi, Ajak Menteri Melawan!

Arteria menjelaskan Kejaksaan Tinggi memanipulasi OTT dengan berpura-pura memberi uang ke petugas imigrasi

Baca Selengkapnya
Penuhi Panggilan Polisi, Sekjen PDIP Hasto: Ini Saya Bawa Banyak Bukti
Penuhi Panggilan Polisi, Sekjen PDIP Hasto: Ini Saya Bawa Banyak Bukti

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto hadir memenuhi panggilan Polda Metro Jaya hari ini

Baca Selengkapnya
Mantan Juru Bayar Bekang Kostrad Jadi Tersangka Kasus Kredit Fiktif Rp55 Miliar
Mantan Juru Bayar Bekang Kostrad Jadi Tersangka Kasus Kredit Fiktif Rp55 Miliar

Dwi Singgih sempat mangkir sebanyak tiga kali dalam pemeriksaan.

Baca Selengkapnya
Duduk Perkara Purnawirawan TNI Terseret Kasus Korupsi Kredit Bank Pelat Merah Hingga jadi Tersangka
Duduk Perkara Purnawirawan TNI Terseret Kasus Korupsi Kredit Bank Pelat Merah Hingga jadi Tersangka

DSH sudah tiga kali mangkir dari panggilan penyidik kejagung.

Baca Selengkapnya
Indosat Buka Suara Soal Karyawan LintasArta Bocorkan Data PDN
Indosat Buka Suara Soal Karyawan LintasArta Bocorkan Data PDN

Pernyataan lengkap Indosat Ooredoo Hutchison atas tudingan karyawan LintasArta bocorkan data PDN.

Baca Selengkapnya
Palti Hutabarat Pernah Jadi Relawan Projo, TPN Beberkan Kronologi Penangkapan oleh Polisi
Palti Hutabarat Pernah Jadi Relawan Projo, TPN Beberkan Kronologi Penangkapan oleh Polisi

Todung Mulya Lubis mengungkapkan kronologi penangkapan Palti yang dilakukan oleh polisi.

Baca Selengkapnya
Hasto Usai Diperiksa KPK: Saya Tidak Kedinginan, Dapat Kopi dan Makan Gado-Gado
Hasto Usai Diperiksa KPK: Saya Tidak Kedinginan, Dapat Kopi dan Makan Gado-Gado

Hasto melanjutkan, dalam pemeriksaan dirinya membantah kenal baik dengan tersangka kasus tersebut.

Baca Selengkapnya
Bawa Gepokan Dolar, Terdakwa Korupsi BTS Kembalikan Rp27 Miliar ke Kejagung
Bawa Gepokan Dolar, Terdakwa Korupsi BTS Kembalikan Rp27 Miliar ke Kejagung

Uang tersebut dikembalikan usai Kejagung memeriksa Menpora Dito dalam kasus korupsi BTS.

Baca Selengkapnya