Kuat Maruf Ceritakan Detik-Detik Pelecehan Dialami Putri Candrawathi
Merdeka.com - Terdakwa Kuat Maruf menggambarkan kejadian yang diketahuinya pada 7 Juli 2022 di rumah Magelang atas terjadinya dugaan pelecehan seksual yang dialami Putri Candrawathi.
Hal itu tertuang sebagaimana dalam eksepsi atau nota keberatan atas dakwaan terdakwa Kuat Maruf yang dibacakan Penasehat Hukum saat sidang di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Kamis (20/10).
Berawal saat Kuat tengah berada di teras rumah. Kemudian dia melihat kamar pintu Putri Candrawathi terbuka dan Brigadir J diduga telah melakukan perbuatan kekerasan seksual.
-
Siapa yang ditemukan di bawah tangga? Tiga dari Keempat orang tersebut ditemukan di kaki tangga di sebuah bangunan berhias mewah bernama Rumah Gelang Emas dan saat ini mereka dipamerkan di Taman Arkeologi Pompeii.
-
Siapa kader PDIP yang digeledah rumahnya? Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah rumah seorang anggota DPRD Jawa Timur bernama Mahfud dari Fraksi PDIP.
-
Dimana rumah kader PDIP yang digeledah? Rumah yang digeledah itu diketahui berada jalan Halim perdana Kusuma Bangkalan, Madura, Jawa Timur.
-
Siapa pemilik rumah yang digeledah? Video lengkapnya menunjukkan petugas sedang menggeledah dua rumah. Video itu dipublikasikan dengan keterangan yang menyebut bahwa kedua rumah itu dimiliki oleh 'Bobby' seorang pemimpin perusahaan yang bernama PT Bobby Jaya Perkasa.
-
Bagaimana cara pelaku masuk ke rumah? Mereka akan beraksi setelah diberi kode oleh pelaku yang pura-pura bertamu. Pelaku masuk ke dalam rumah melalui pintu samping yang tidak dikunci dan langsung membungkam mulut dan menutup mata RS menggunakan lakban.
-
Apa yang terjadi saat penggerebekan? Di sana lah penyerangan terhadap anggota polisi terjadi dan diduga dilakukan keluarga GS. Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
Dimana Kuat sempat melihat Brigadir J dengan cara mengendap-endap menuruni tangga keluar dari kamar Putri. Sembari nengok kanan kiri seolah-olah mencari apakah ada orang di lantai bawah.
"Terdakwa yang kebetulan berada di teras rumah depan jendela kaca melihat korban Nofriansah Josua Hutabarat tersebut dan meneriaki "Woy". Ternyata teriakan tersebut membuat korban Nofriansyah Yosua Hutabarat lari ke arah dapur yang kemudian Terdakwa menyusul mengejar," sebut penasehat hukum.
Kejar-kejaran antara Kuat Maruf dengan Brigadir J pun berlangsung hingga sampai ke arah garasi mobil dan masuk kembali ke dalam rumah melalui pintu depan pintu ruang tamu. Sambil terus mengejar juga melalui pintu ruang tamu.
"Susi Lihat ibu... lihat ibu" kata Kuat sebagaimana dalam eksepsi berbicara kepada Susi salah satu ART.
"Ibu.. Ibu..lbu..," teriak Susi, usai berlari dan melihat kondisi Putri ketika di kamar.
Karena mendengar teriakan Susi, Kuat lantas berhenti mengejar Brigadir J untuk kemudian lari ke atas kamar saksi Putri Candrawathi melalui ruang makan kemudian mengambil pisau untuk jaga-jaga.
Terlihat Susi mendapati pintu kaca lantai 2 rumah Magelang sudah terbuka dan saat itu dari arah pintu kaca terlihat Putri dalam posisi tergeletak duduk dengan posisi kaki selonjoran dan kepala bersandar di keranjang baju kotor.
Dengan keadaan rambut berantakan, mata tertutup dan lemas serta badannya terasa dingin. Kemudian Susi memeluk Putri terasa pakaiannya lembab sambil menangis menanyakan.
"Ibu.. Ibu.. ibu.. kenapa? Kalau butuh apa-apa panggil bibi," kata Susi.
Lalu, Kuat datang menghampiri Susi dan Putri untuk membantu memapah Putri menuju ke kamar tidurnya yang berada di lantai 2, saat itu Susi memapah Saksi Putri Candrawathi dengan memegang tubuh ibu bagian pinggang sembari dipeluk.
Dengan Kuat Maruf yang ada di belakang, Susi kemudian merapikan sprei, bantal dan kasur yang berantakan untuk selanjutnya mereka berdua merebahkan Putri di tempat tidur.
Sembari Susi membalurkan minyak kayu putih ke kaki Putri. Kemudian Putri menanyakan HP miliknya dan meminta tolong Terdakwa untuk menghubungi via telepon Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E.
Dimana saksi Bharada E sedang berada di SMA Taruna Nusantara bersama Ricky Rizal alias Bripka RR untuk selanjutnya pulang kembali kerumah usai ditelpon. Putri meminta dua ajudan itu untuk memanggil Brigadir J.
Saat itu Putri menenangkan Kuat Maruf agar tidak terjadi keributan antara dia dengan Brigadir J. Lalu Kuat yang tidak terima sempat mendesak untuk Putri melapor ke Ferdy Sambo.
"Ibu harus lapor bapak, supaya tidak jadi duri dalam rumah tangga ibu," kata Kuat.
Tak jelas apa respon Putri, tapi saat Brigadir J datang untuk menemuinya. Istri Ferdy Sambo itu meminta agar tidak terjadi keributan dengan Kuat dan meminta agar Brigadir J keluar sebagai ajudan.
"saya mengampuni perbuatan yang keji terhadap saya tapi saya minta kamu untuk resign," ujar Putri.
Yang dibalas oleh Brigadir J dengan tangisan meminta maaf, meminta ampun dan selanjutnya Kuat Maruf meminta Bripka RR dan Brigadir J untuk turun. Singkatnya dari situ akhirnya membuat apa yang disebut jadi pemicu kemarahan Ferdy Sambo.
"Dari uraian peristiwa tersebut diatas, sangat jelas bahwa peristiwa keributan di rumah Magelang bukanlah peristiwa yang berdiri sendiri. Melainkan merupakan bagian dari rangkaian peristiwa yang saling berkaitan dengan peristiwa yang terjadi di rumah Saguling dan yang terjadi di rumah dinas Duren Tiga No 46, namun oleh Jaksa Penuntut Umum dalam Dakwaan dipenggal," kata penasehat hukum.
Oleh sebab itu berdasarkan Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP jaksa dianggap tidak secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan.
"Namun didalam uraian peristiwa dan perbuatan-perbuatan yang dilakukan Terdakwa di dalam Surat Dakwaan, tidak ada satupun penjelasan fakta yang menerangkan lengkap dan jelas peran Terdakwa dalam perbuatan Tindak Pidana," jelasnya.
Adapun dalam perkara ini, Kuat Maruf didakwa dengan Pasal 340 subsider Pasal 338 KUHP juncto Pasal 55 KUHP dimana hukuman maksimal mencapai pidana mati.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasad Maruli Simanjuntak timang-timang anak prajurit saat mengecek rumah di Kodam V/Brawijaya.
Baca SelengkapnyaPenganiayaan kembali terjadi saat Pasi Intel Lanal Kendari itu mengetahui bahwa korban itu tidur di hotel tersebut.
Baca SelengkapnyaMayjen Kunto Arief Wibowo mengaku pernah mendapatkan gangguan saat tinggal di rumah dinas ketika berpangkat Letda.
Baca SelengkapnyaTersangka sempat panik saat korban tergeletak pingsan usai dianiaya di kamar mandi.
Baca SelengkapnyaAdapun dalam rekaman CCTV berdurasi 21 detik itu, nampak Putu yang digendong beberapa pria berpakaian seragam taruna.
Baca Selengkapnya