Lama jadi buron, persembunyian Harimau Bonita akhirnya ditemukan
Merdeka.com - Harimau Bonita yang telah lama menjadi buronan bagi warga Dusun Danau, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau dan juga tim BBKSDA Riau akhirnya ditemukan. Adalah bule cantik asal Kanada, Shakti Wolvers Teeg yang menemukan persembunyian harimau Bonita. Dia sendiri telah berada di lokasi selama hampir dua pekan untuk membantu menangkap hewan buas yang telah menewaskan dua warga tersebut.
Meski diklaim Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) bahwa Shakti sudah menunjukkan keahliannya, Bonita belum tertangkap. Padahal, perburuan Harimau Bonita ini sudah melewati 100 hari atau tiga bulan lebih.
Menurut Kepala Bidang I KSDA Riau, Mulyo Hutomo, Shakti berperan menarik Bonita keluar dari hutan untuk masuk ke perkebunan sawit. Tim yang kemudian menyisir perkebunan hanya menemukan jejak harimau.
-
Mengapa Harimau Sumatera diburu? Diburu karena Mitos Kucing besar ini sangat dihormati masyarakat sejumlah daerah di Sumatera. Penghormatan terhadap si belang bagai pisau bermata dua. Ada yang melindungi, tapi banyak pula yang memburunya karena mitos ingin mendapatkan kekuatan mistis dari hampir semua bagian tubuhnya, mulai dahi, kumis, taring, kuku, kulit, dan lainnya.
-
Di mana serangan harimau terjadi? Dalam pemberitaan surat kabar De Staandard edisi 13 Februari 1883, diberitakan tentang seorang warga yang diterkam harimau dan jasadnya ditemukan di hutan.
-
Kapan harimau Jawa dinyatakan punah? Pada tahun 1980-an, harimau Jawa dinyatakan punah. Meski demikian, banyak laporan penampakan harimau Jawa di hutan Jateng dan Jatim.
-
Kenapa harimau Jawa punah? Harimau Jawa mengalami kepunahan karena banyaknya perburuan terhadap satwa liar ini. Pada masa kolonial Belanda, banyak orang memburu harimau Jawa untuk kemudian dijadikan pajangan. Kini, tak ada lagi harimau Jawa di hutan-hutan lereng Gunung Kelud atau di hutan lain di Jawa Timur.
-
Dimana habitat harimau Jawa dulu? Pada awal abad ke-19, harimau Jawa masih banyak berkeliaran di Pulau Jawa. Mengutip Instagram @blitar.heritage, sebelum letusan Gunung Kelud pada tahun 1901, perkebunan di lereng gunung ini merupakan habitat harimau Jawa.
-
Kapan serangan harimau terjadi di Sukabumi? Saat Sukabumi masih bernama Jampang paruh abad ke-19, kondisinya belum semodern sekarang. Masih banyak wilayah tersebut yang merupakan hutan, serta kebun milik warga dengan pepohonan yang rindang.
"Sebelumnya Bonita berada di hutan, Shakti yang berperan menariknya atau balik ke areal (perkebunan) itu," kata Hutomo, Selasa (17/4/2018) pagi.
Hutomo menerangkan, Shakti mengetahui keberadaan Bonita di hutan. Bule 22 tahun ini kemudian memancing harimau Bonita dengan keahliannya supaya keluar.
"Shakti menyebut Bonita berada di blok ini, kemudian disisir tim. Ternyata betul, tapi hanya menemukan jejak saja," kata Hutomo.
Secara fisik, tambah Hutomo, Shakti memang belum berjumpa langsung dengan Bonita. Perjumpaan hanya terjadi dengan masyarakat yang beraktivitas di kebun.
Menurut Hutomo, Bonita sejak ditembak bius pada pertengahan Maret lalu memang tak lagi muncul di permukiman. Pergerakannya mulai berubah dari masuk kebun hingga ke hutan.
Belakangan, harimau Bonita sering menetap di hutan yang disebut dengan jalur hijau atau greenbelt. Dari sinilah Shakti disebut memancing Bonita supaya keluar dari hutan menuju kebun untuk ditangkap.
"Hasil maksimal dalam arti Bonita ditangkap memang belum ada, tim terus berupaya dengan segala cara," Hutomo menyebutkan.
Memasuki 100 hari lebih pencarian Bonita, Hutomo menyebut pergerakan tim tidak dikendurkan. Dia mengatakan tidak ada pengurangan jumlah tim, begitu juga dengan pos yang dibentuk tim terpadu.
Tim bergerak secara bergantian dan selalu patroli rutin. Hanya saja, kalau malam, pencarian dihentikan karena terbatasnya penerangan meski pada saat itu Bonita lebih aktif.
"Bonita ini harus ditangkap karena perubahan perilakunya," kata Hutomo.
Perubahan perilaku di sini, Bonita tak takut menghampiri manusia di kebun. Bonita hanya menghindar kalau bertemu tim terpadu, seolah tahu dirinya akan ditangkap.
Bertemu dengan manusia, selain anggota tim, Bonita tak gentar sedikit pun. Dia menghampiri pekerja kebun dan menongkronginya sehingga pekerja ketakutan.
Perilaku Bonita ini dinyatakan BBKSDA sangat membahayakan. Apalagi, sudah ada dua warga menjadi korbannya. Pertama, pada awal Januari 2018, seorang pekerja sawit bernama Jumiati menjadi korban.
Dua bulan berikutnya, Bonita kembali menerkam warga bernama Yusri. Pekerja bangunan ini ditongkrongi sejak siang saat bekerja, dan dikejar pada malam harinya ketika Yusri dalam perjalanan pulang.
Kabarnya, Harimau Bonita ini memiliki sesuatu yang tidak masuk akal. Ada hal mistis dibalik sosok hewan buas tersebut. Salah satunya adalah Bonita tak bisa ditembak walaupun petugas sudah berada di jarak 3 meter. Begitu juga dengan peluru bius yang pernah ditembakkan, hanya terlontar sekitar 4 meter.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/ega)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ular itu muncul saat musim pancaroba. Ular itu sudah ditangkap petugas pemadam kebakaran.
Baca SelengkapnyaPada awal abad ke-19 harimau ini masih banyak berkeliaran di Pulau Jawa.
Baca SelengkapnyaWarga sekitar mengaku masih menjumpai keberadaan satwa macan di hutan Blora. Apakah itu benar?
Baca SelengkapnyaMomen itu terekam CCTV terjadi pada 30 Mei 2024 pukul 02.00 dini hari
Baca SelengkapnyaPara awalnya sekelompok pemuda hendak mencari kucing hutan, namun yang mereka temukan justru seekor buaya.
Baca SelengkapnyaRencana hidupkan Harimau ini didanai oleh perusahaan pelestarian asal Amerika Serikat, Colossal, yang bekerja sama dengan Universitas Melbourne.
Baca SelengkapnyaIa lantas memilih untuk memberhentikan mobilnya dan membiarkan harimau untuk menyebrangi jalanan tersebut.
Baca SelengkapnyaKemunculan gajah di Muratara pertama kali dilaporkan warga Kelurahan Karya Makmur.
Baca SelengkapnyaPenangkapan tersebut dipimpin langsung oleh Ipda Sutarno selaku KaTim K9 Ditpolsatwa dari Korsabhara Baharkam Polri.
Baca SelengkapnyaUlar berbisa tersebut muncul dari dapur rumah makan
Baca SelengkapnyaPeneliti dan petugas jagawana menemukan hewan ini di alam liar Australia.
Baca Selengkapnya