Lapan sebut hingga 2021 seluruh ormas Islam laksanakan puasa bersamaan
Merdeka.com - Kementerian Agama beserta pihak terkait menggelar sidang isbat secara tertutup guna menetapkan 1 Ramadan 1439 Hijriah. Hal ini dilakukan sehubungan sejumlah organisasi besar Islam memiliki kriteria berbeda dalam menentukan 1 Ramadan.
Kepala Lapan Thomas Djamaluddin mengatakan hingga tahun 2021 seluruh organisasi Islam akan melaksanakan puasa secara bersamaan. Pemerataan tersebut lantaran kriteria ketinggian derajat hilal bagi seluruh ormas Islam terakomodasi.
"Setidaknya ormas ormas besar itu sudah terakomodasi kita tahu bahwa sampai 2021 awal Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah itu berpotensi seragam karena posisi bulan itu masih berada di bawah ufuk seperti awal Ramadan ini atau di atas 2 derajat seperti nanti Syawal," ujar Thomas di kantor Kementerian Agama, Jakarta Pusat, Selasa (15/5).
-
Kapan waktu pelaksanaan puasa Arafah di tahun 2024? Puasa Arafah: Dilaksanakan pada hari ke-9 bulan Dzulhijjah, yaitu pada 16 Juni 2024.
-
Siapa saja yang menjalankan ibadah puasa di Ramadhan? Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadan kepada seluruh umat muslim di seluruh dunia.
-
Kapan waktu puasa Syaban 2024 dimulai? Mulai 11 Februari umat muslim telah memasuki bulan Syaban.
-
Kapan puasa Arafah dilaksanakan? Dilaksanakan pada 9 Zulhijah 1445 Hijriah atau satu hari sebelum Hari Raya Idul Adha, yakni Minggu, 16 Juni 2024.
-
Kapan umat Islam memasuki bulan Ramadan? Umat Islam sebentar lagi akan memasuki bulan suci Ramadan.
Selepas tahun 2021, Thomas mengatakan penentuan Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah kembali berbeda. Ini dikarenakan, kriteria derajat hilal setiap ormas Islam berbeda.
Setelah tahun 2021, Thomas menuturkan derajat hilal ormas Muhammadiyah setinggi 0 derajat, Nahdlatul Ulama setinggi 2 derajat, sementara Persis 3 derajat.
"Pasca 2021 potensi itu akan terjadi lagi perbedaan ketika posisi bulan berada di kriteria-kriteria berbeda di antara 0 kriteria Muhammadiyah, 2 derajat kriteria NU oleh karenanya kalau kriteria hilal wujud derajatnya di wilayah indonesia dan 2 derajat NU dipakai pasca 2021 kita akan mengalami perbedaan lagi," ujarnya.
Kendati demikian, ia mengatakan guna pemerataan bisa terealisasikan, rukyat Jakarta sedianya bisa menjadi patokan secara nasional. Tentunya, ujar Thomas, rukyat dilakukan tidak hanya sekedar melihat adanya hilal melainkan juga mempertimbangkan aspek astronomi sehingga mampu dipertanggungjawabkan.
"Kementerian Agama akan mengupayakan supaya rekomendasi Jakarta itu bisa diimplementasikan di tingkat nasional, regional, dan global kalau kita bisa menyepakati kriteria ini maka insya allah kita bisa mempunyai kalender Islam tunggal," ujarnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
kriteria hilal yang secara resmi diadopsi pemerintah Indonesia dan ormas-ormas Islam adalah tinggi minimal 3 derajat Celcius.
Baca SelengkapnyaSidang Isbat adalah salah satu cara yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Agama untuk penentuan awal Ramadan, Idulfitri, Iduladha.
Baca Selengkapnya"Umat Islam diimbau untuk tetap menjaga ukhuwah Islamiyah dan toleransi dalam menyikapi potensi perbedaan penetapan 1 Ramadan," kata Menag
Baca SelengkapnyaKementerian Agama (Kemenag) akan menjadwalkan sidang isbat penentuan 1 Syawal atau hari Lebaran Idulfitri pada Selasa (9/4).
Baca SelengkapnyaPersamaan hasil penghitungan penetapan Ramadan tahun ini sangat mungkin terjadi.
Baca SelengkapnyaKementerian Agama mengumumkan hasil Sidang Isbat yang menetapkan Idul Fitri 1 Syawal 1445 Hijriah pada Selasa (9/4).
Baca SelengkapnyaSidang isbat akan digelar secara hybrid, daring, dan luring.
Baca SelengkapnyaPrediksi ini disebut Haedar berdasarkan beberapa hasil kajian.
Baca SelengkapnyaKemenag Prediksi Lebaran Idulfitri Jatuh pada Rabu 10 April 2024
Baca SelengkapnyaTarawih pertama 2024 diperkirakan tanggal 10 dan 11 Maret.
Baca SelengkapnyaPenetapan awal Ramadan 2024 ini berdasarkan hasil pemantauan lokasi titik rukyatul hilal di seluruh Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenag Singgung Perbedaan Awal Ramadan 2024: Yang Beda Tak Perlu Dipersalahkan
Baca Selengkapnya