Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

LPAI Sebut Joki Cilik Pacuan Kuda Langgar UU Perlindungan Anak

LPAI Sebut Joki Cilik Pacuan Kuda Langgar UU Perlindungan Anak Pacuan Kuda. REUTERS / Beawiharta

Merdeka.com - MSP, bocah 10 tahun di Bima, Nusa Tenggara Barat mengalami kecelakaan saat menjadi joki kuda pada Oktober lalu. MSP mengalami luka di bagian kepala setelah kuda yang dia tunggangi menimpa tubuh kecilnya. Kejadian itu pula yang merenggut nyawa MSP

Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) memberi perhatian khusus pada kejadian itu. Sebab keterlibatan anak-anak sebagai joki di pacuan kuda melanggar UU.

"Kita juga memahami seorang anak mempunyai minat dan bakat, tapi kalau bakat ini disalahgunakan tentu juga tidak layak untuk kegiatan yang berisiko tinggi. Jadi ini tentu sangat bertentangan dengan UU Perlindungan Anak" kata Ketua Umum LPAI, Seto Mulyadi, saat ditemui di Kementerian Sosial, Jakarta Pusat, (21/11).

Dalam kesempatan yang sama, pemerhati budaya asal Bima, Dewi Ratna Muchlisa, juga menentang joki pacuan kuda melibatkan anak di bawah umur.

lpai angkat bicara untuk joki cilik pacuan kuda

"Joki cilik ini juga cukup mengganggu bagi saya. Menurut data budayawan, tidak ada joki cilik. Jadi sekarang praktik ini selalu berlindung di balik budaya. Budaya Bima sendiri sebetulnya tidak ada perintah menggunakan joki anak kecil atau usia cilik ini," katanya.

Dewi sedikit menjelaskan awal mula kegiatan pacuan kuda ini ramai di Bima. Saat itu kisaran tahun 1925 - 1927.

"Mulainya pacuan kuda di Bima itu joki nya dewasa, jadi ngga ada joki cilik," sambungnya.

Dia menambahkan, peralihan usia joki menjadi remaja dimulai setelah kemerdekaan.

"Kemudian pada tahun 1970 - 1980, usia para joki pacuan kuda mulai beralih pada usia anak-anak," kata dia menyayangkan.

Reporter Magang: Abyan Ghafara Andayarie

(mdk/lia)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Alasan Hakim Akhirnya Vonis Bebas ke Nyoman Sukena, Warga Bali yang Pelihara Landak Langka
Alasan Hakim Akhirnya Vonis Bebas ke Nyoman Sukena, Warga Bali yang Pelihara Landak Langka

Majelis hakim Pengadilan Negeri Denpasar membeberkan sejumlah alasan menjatuhkan vonis bebas kepada terdakwa Nyoman Sukena (38) yang memelihara landak Jawa.

Baca Selengkapnya
FOTO: Libur Lebaran 2024, Jasa Sewa Kuda Tunggang di Tempat Wisata Jakarta Laris Manis
FOTO: Libur Lebaran 2024, Jasa Sewa Kuda Tunggang di Tempat Wisata Jakarta Laris Manis

Salah satunya adalah kawasan wisata kota di Kanal Banjir Timur, Jakarta Timur, jasa sewa kuda tunggang sangat diminati terutama untuk anak-anak

Baca Selengkapnya
Meriah, Khitanan Gibran Diarak Pakai Kuda Renggong Sekampung Turun Ke Jalan Berjoget
Meriah, Khitanan Gibran Diarak Pakai Kuda Renggong Sekampung Turun Ke Jalan Berjoget

Potret meriah Gibran diarak keliling kampung pakai Kuda Renggong.

Baca Selengkapnya
Badia Batuang, Permainan Tradisional Anak-Anak Minangkabau Jelang Waktu Berbuka Puasa
Badia Batuang, Permainan Tradisional Anak-Anak Minangkabau Jelang Waktu Berbuka Puasa

Anak-anak di Minangkabau punya mainan buat ngabuburit bernama badia batuang.

Baca Selengkapnya
Sipak Rago, Permainan Tradisional Asal Melayu Cikal Bakal Olahraga Sepak Takraw
Sipak Rago, Permainan Tradisional Asal Melayu Cikal Bakal Olahraga Sepak Takraw

Permainan ini memadukan kelincahan kaki serta gerakan Silek atau pencak silat.

Baca Selengkapnya
Polda Bali Buka Suara Soal Kasus Sukena yang Pelihara 4 Ekor Landak Jawa
Polda Bali Buka Suara Soal Kasus Sukena yang Pelihara 4 Ekor Landak Jawa

Polisi sebut Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Bali, tidak pernah menahan terdakwa Sukena.

Baca Selengkapnya
Warga Terancam 5 Tahun Bui, Pemprov Bali Panggil BKSDA Pertanyakan Tak Ada Sosialisasi Landak Jawa Dilindungi
Warga Terancam 5 Tahun Bui, Pemprov Bali Panggil BKSDA Pertanyakan Tak Ada Sosialisasi Landak Jawa Dilindungi

Pemprov Bali mengaku prihatin atas kasus yang menimpa terdakwa I Nyoman Sukena. Tetapi soal proses hukum, pihaknya harus menghormati yang sedang berjalan.

Baca Selengkapnya
Mantra Dukun dan Semangat Pemuda Pacu Jalur Tepian Narosa
Mantra Dukun dan Semangat Pemuda Pacu Jalur Tepian Narosa

Pada masa kolonial belanda, pacu jalur digelar untuk memperingati ulang tahun Ratu Wilhelmina dan dianggap sebagai sebuah festival.

Baca Selengkapnya
Kisah di Balik Permainan Tradisional Ambung Gila dari Riau, Unik dan Penuh Mistis
Kisah di Balik Permainan Tradisional Ambung Gila dari Riau, Unik dan Penuh Mistis

Penuh unsur magis dengan membaca mantra dan doa-doa tertentu.

Baca Selengkapnya
Mengenal Permainan Tradisional Jujungkungan di Kampung Cengkuk Sukabumi, Main Bola Pakai Egrang yang Seru dan Menantang
Mengenal Permainan Tradisional Jujungkungan di Kampung Cengkuk Sukabumi, Main Bola Pakai Egrang yang Seru dan Menantang

Tak pakai sepatu, anak-anak di Kampung Cengkuk bermain bola dengan egrang bambu.

Baca Selengkapnya