Eks Napiter Ali Fauzi Selesaikan Program Doktor dan Dirikan Yayasan Deradikalisasi
Merdeka.com - Mantan Nara Pidana Terorisme (Napiter) Ali Fauzi menyelesaikan program doktor di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Dia berhasil menyelesaikan sidang disertasinya hari ini, Selasa, 17 Januari 2023.
Ali Fauzi mengambil jurusan doktoral pendidikan Islam. Tugas akhirnya mengkaji terkait Edukasi Moderasi Beragama Bagi Para Mantan Napiter.
Ali berfokus pada subjek eks napiter. Mulai dari proses perekrutan, radikalisasi, hingga aksi berupa penembakan dan pengeboman.
-
Dimana Firdaus Turmudzi berkuliah? Firdaus Turmudzi menempuh pendidikan doktoral Prodi Ilmu Dakwah Fakultas Agama Islam Universitas As-Syafi'iyyah, Bekasi, Jawa Barat.
-
Dimana Alwi Fadli ditikam? Alwi Fadli (25) tewas bersimbah darah di depan kos kekasihnya, Perumahan Bukamata Residence Blok Pinang, Kelurahan Paccerakkang, Kecamatan Biringkanaya, Makassar pukul 05.30 Wita, Senin (8/1).
-
Dimana Alif kuliah di Amerika? Saya tertarik kuliah di Columbia University yang berada di New York bukan hanya soal kualitasnya yang merupakan salah satu yang terbaik di dunia tapi pertimbangan lain adalah karena berada di New York, dimana multikultural lebih kental, tempat ibadah Muslim dan penjual makanan halal banyak di pusat kota dan informasi itu saya dapatkan dari program USAID TEMAN," ujarnya.
-
Apa program kuliah Alif di Columbia University? Alif memilih jurusan Linguistics & TESOL (Teaching English to Speakers of Other Languanges) Program, Teachers College, Columbia University.
-
Apa yang dilakukan M. Ali Wafa? Sebagai anak kedua bupati Rembang, penampilannya sangat sederhana. Bahkan hampir setiap pagi, ia sibuk dengan aktivitas menggarap lahan persil perhutani seluas dua hektare di sebelah utara Desa Pamotan.
-
Gimana caranya Alif kuliah di Columbia University? Saya mengikuti kegiatan secara gratis. USAID TEMAN LPDP membantu saya dalam melamar ke Columbia University. Kegiatan tersebut benar-benar membantu saya. Saya ingat bahwa H-3 saya merasa belum percaya diri pada dokumen-dokumen yang telah saya buat," imbuh Alif.
Dia menilai bahwa pemahaman Islam mereka pada teks yang tidak sesuai dengan konteks Indonesia telah menenggelamkan ke gerakan radikal fundamental yang berujung pada terorisme.
“Namun kini para napiter telah menyadari kesalahan mereka yang telah melakukan tindakan merugikan pihak lain dan mengakhirinya,” katanya di UMM, Selasa (17/1)
Kata Ali, moderasi beragama membuat mereka membuka pikiran dan sadar. Terutama akan hak-hak orang lain yang berbeda pemahaman maupun agama di Indonesia. Pemaknaan Islam secara moderat dna humanis menenangkan batin bagi kehidupan mantan napiter.
Menariknya, Ali juga memiliki yayasan yang bernama Yayasan Lingkar Perdamaian. Yayasan ini bertujuan untuk membawa pulang mantan napiter ke NKRI, memberikan pembinaan di lapas, serta memberdayakan mereka melalui pelatihan life skill.
Bahkan juga memberikan bantuan pendidikan bagi anak-anaknya dan juga para janda yang ditinggal suaminya.
Terkait Kampus Putih, ia menilai bahwa UMM menjadi tempat yang memberikan harapan dan terbuka untuk siapapun. UMM merupakan universitas Islam yang memberikan kesejukan.
Hal itu tidak lepas dari paham Islam UMM yang berwawasan tamaddun, wasathiyah, dan moderat. Apalagi dengan sederet pendidik yang tidak hanya bagus dari sisi akademik, tapi juga memberikan teladan dan menjadi teman diskusi.
Sementara itu, Prof. Akhsanul In’am, Ph.D. selaku Direktur Program Pascasarjana UMM mengapresiasi disertasi yang disusun oleh Ali Fauzi. Hal itu tak lepas dari pembahasan terkait moderasi beragama. Baginya, kajian tersebut sangat penting untuk dibahas serta dibagikan ke masyarakat.
“Dalam beragama, sebisa mungkin kita menjadi orang baik dengan tidak terlalu ke kiri dan tidak terlalu ke kanan,” terangnya.
In’am, menyampaikan bahwa UMM selalu memberi kesempatan bagi siapapun untuk belajar dan berubah menjadi pribadi yang lebih baik, tak terkecuali mantan teroris seperti Ali Fauzi. Sebab, menurutnya UMM dapat memberi wawasan yang luas dan pengetahuan sesungguhnya dalam beragama.
“Seperti kata Ketua Umum PP Muhammadiyah, Pak Haidar Nasir, bahwa kita harus mengambil jalan tengah. Tidak terlalu ke kiri dan tidak terlalu ke kanan,”
Selain Ali, sebelumnya ada mahasiswa non muslim dari Australia yang mengambil S3 di Pendidikan Agama Islam. Hal itu membuktikan tingkat inklusivitas UMM yang tinggi. Itu juga upaya Kampus Putih untuk menyiarkan masyarakat bahwa Islam yang diajarkan meruyakan Islam yang menyejukkan.
“Sekarang Pak Fauzi bergelut di Muhammadiyah dan dapat aroma parfumnya. Kalau dulu bergelut dengan pandai besi dan kena percikan api, sekarang dapat bau parfum, terutama dari UMM. Jadi, siapapun boleh belajar Islam di sini, selama niatnya adalah berubah menjadi lebih baik. Faktanya, Pak Ali kini memiliki yayasan yang mengedepankan moderasi beragama,” pungkasnya. (mdk/ded)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut potret Jenderal Polisi eks ajudan Wapres meraih gelar doktor.
Baca SelengkapnyaJenderal bintang empat TNI Angkatan Laut berhasil meraih gelar Doktor dengan predikat Cumlaude.
Baca SelengkapnyaMomen Ustaz Yusuf Mansur raih gelar doktor. Sosok istrinya yang setia mendampingi curi perhatian.
Baca SelengkapnyaDesy Ratnasari telah menyelesaikan pendidikan S3-nya.
Baca SelengkapnyaSosok Mayjen TNI rekan seangkatan Panglima yang baru saja berhasil raih gelar doktor.
Baca SelengkapnyaSejak masih kuliah, anak bungsu Khofifah Indar Parawansa ini sudah aktif dalam berbagai kegiatan di luar kampus.
Baca SelengkapnyaNurul mengaku banyak dimudahkan dalam perjalanan studinya hingga bisa meraih gelar Guru Besar.
Baca SelengkapnyaIa aktif dalam kegiatan akademik maupun non-akademik.
Baca SelengkapnyaSosok pahlawan nasional yang pernah berjuang bantu Palestina sekaligus merumuskan Pancasila.
Baca SelengkapnyaPrestasi kembali ditorehkan oleh prajurit TNI Angkatan Laut di kancah Internasional.
Baca SelengkapnyaBikin haru, anak guru ngaji ini berhasil lulus S2 fast track dari UNAIR.
Baca SelengkapnyaPenangguhan gelar doktor terhadap Bahlil, ditangguhkan Universitas Indonesia setelah viral di media sosial.
Baca Selengkapnya