Mahasiswa dan Ormas di Bali Terlibat Bentrok, Sejumlah Orang Terluka
Merdeka.com - Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Bali dan Front Rakyat Indonesia untuk west Papua yang akan melakukan demonstrasi terlibat bentrok dengan Organisasi Masyarakat (Ormas) Patriot Garuda Nusantara (PGN), Denpasar, Bali, Rabu (1/12) pagi.
Massa rencananya akan menggelar demo dalam rangka 60 tahun deklarasi kemerdekaan Papua Barat. Lalu dalam perjalanan menuju titik aksi di Konjen Amerika Serikat, terjadi bentrokan dan saling lempar batu dengan ormas, tepatnya di Jalan Raya Puputan, Renon, Denpasar, sekitar pukul 09.00 WITA.
Yesaya selaku Koordinator Aksi AMP Bali menyebutkan bahwa sebenarnya aksi itu damai tetapi saat mau menuju titik aksi diadang ormas.
-
Kenapa anak muda Papua bikin partai? Salah satu pengurus partai, M Yunus Kudiai mengatakan, salah satu alasan mendirikan partai ini, selain bagian hak berpolitik, juga diklaim belum ada partai nasional yang berwajah Indonesia bagian timur. 'Kami juga menilai bahwa partai politik selama ini hanya ada di Indonesia bagian Barat dan Indonesia bagian Tengah saja. Sementara di Indonesia bagian Timur, belum ada partai politik nasional,' kata dia dalam keterangan yang diterima, Senin (24/6).
-
Siapa yang terlibat dalam konflik Papua? Gerakan Papua Merdeka semakin terorganisir melalui budaya, sosial, politik luar negeri, senjata, bahkan berhasil menarik perhatian aktivis NGO.
-
Dimana bentrokan antara PDIP dan PPP terjadi? bentrokan antara Laskar PDIP dengan Gerakan Pemuda Ka'bah (GPK) PPP pecah di kawasan Muntilan, Magelang, Jawa Tengah pada Minggu (15/10) sore hari tadi.
-
Apa tujuan partai anak muda Papua? 'Visi Partai Kasih, 'melalui kemurahan hati, menembus perbedaan bagi sesama anak bangsa Indonesia, mewujudkan Indonesia yang sejahtera',' tutur dia.
-
Mengapa KKB Papua menyerang Brimob dan TNI? Gerakan mereka lambat laun semakin meresahkan dan mengancam keselamatan warga Papua yang tidak tahu menahu dengan agenda aktivitas kelompok bersenjata tersebut.
-
Apa tujuan pertemuan PDIP di Bali? 'Hari ini Ibu Megawati akan memimpin langsung konsolidasi PDIP di Bali, di mana seluruh kader partai dihadirkan untuk mengompakkan suatu semangat juang dan kita lihat Bali ini militansinya sangat tinggi.'
"Kami dari titik kumpul mau menuju ke titik aksi, pas di pertengahan terjadi pembungkaman artinya pengadangan sebelum sampai di titik aksi. Kami bilang karena ini Ormas PGN, jadi mereka mengadang," kata Yesaya saat dihubungi.
Lantaran diadang, para mahasiswa tersebut meminta polisi untuk mengamankan sampai ke titik aksi. "Kami bilang ke polisi, untuk mengamankan karena masih dalam perjalanan ke titik aksi, kami ingin lanjutkan secara damai, tetapi masih diadang terus oleh ormas itu," imbuhnya.
Akibat insiden bentrokan itu, sekitar 11 orang terkena lemparan batu dan botol air. Ada yang terluka parah karena dipukul dengan kayu.
"Ada sih yang cukup parah teman dipukul kayu itu. Kami punya spanduk untuk orasi dirobekin, terus bendera dirobek, sama kaca (kendaraan) pikap dipecah," ujarnya.
Ia mengatakan, dari AMP ada sekitar 25 orang yang mengikuti aksi damai tersebut dan pihaknya meminta polisi untuk adil dalam menjadi penengah.
"Kalau AMP ada 25 orang. Ke depannya harapan kami, kalau soal aksi pasti kami terus aksi, menuntut untuk menyampaikan aspirasi, tapi pihak kepolisian harus adil menjadi penengah dan memberi keamanan bagi kami, yang kami rasa selama ini kan polisi memihak ke ormasnya," ujarnya.
Dihubungi terpisah, Panglima PGN Komando Wilayah Bali, Gus Yadi mengatakan kedatangan pihaknya dalam peristiwa itu untuk aksi bela negara, sekaligus mencegah para mahasiswa mengucapkan kemerdekaan Papua.
"Karena tidak benar kalau dikatakan Papua merdeka. Tapi mereka menyiapkan batu, kayu dan yang orasi itu bukan orang Papua, itu justru orang Jawa dari LBH (Lembaga Bantuan Hukum). Jadi ke mana sekarang tindakan polisi, sudah melihat dengan jelas orasi itu bukan orang Papua, teriak-teriak membacakan petisi dan anarkis membawa batu, melempar batu dan memukuli kami semua pakai kayu, dan ada panah juga," ujarnya.
Dari pihak PGN, diakui Gus Yadi juga terdapat korban luka akibat bentrokan tersebut. Selain itu juga banyak kendaraan masyarakat yang lewat terkena batu.
"Banyak PGN yang luka termasuk saya, karena kami tidak bawa apa-apa, mereka yang bawa kayu dan batu. Kami benar-benar dihabisin, saya yakin skenarionya dari LBH, banyak juga tadi kendaraan masyarakat yang lewat kena lemparan batu, ini harus ditindaklanjuti, kalau tidak ditindaklanjuti, kami mau laporkan ke Polda, kalau Polda tidak bisa menangani hal ini, maka kami minta kapolri untuk mencopot Kapolda Bali," ujarnya.
Saat itu PGN melakukan aksi bela negara dengan 70 anggota. Menurutnya, sekitar 70 persen anggotanya terluka dalam bentrokan tersebut.
"Dari PGN 70 persen luka semua, karena kami tidak siap, mereka bawa kayu, batu dan panah juga. PGN 70 orang kami turun. Ke depannya, kami akan laporan ke Polda Bali dan menanyakan mengapa laporan sebelumnya tidak dilanjuti oleh Polda Bali," jelasnya.
Sementara itu, Kabag Ops Polresta Denpasar Kompol I Made Uder mengatakan saat demo tersebut personel yang telah disiapkan sebanyak 80 orang.
"Mereka saling lempar batu dan langsung kami bubarkan itu, langsung kami suruh bubar," ujar Uder.
Ia menerangkan, untuk pemicunya karena saling mengejek dan saling menjelekkan. Sehingga terjadi bentrokan.
"Saling ejek itu, yang Papua menjelekan Indonesia, seperti bilang Indonesia penjahat dan sebagainya. Dia (PGN) kan pembelanya sehingga merasa dijelekkan. Saya, kan orang netral tidak mau terbawa arus dengan permasalahan yang terjadi, saya tetap menjaga di tengah-tengah, saya sampai tiga kali kena batu," katanya.
Terkait peristiwa bentrokan itu, pihaknya mengaku belum ada yang diamankan dari kedua belah pihak dan masih akan dikembangkan.
"Nanti sambil pemeriksaan awal, kalau ada yang perlu dipanggil iya kita panggil. Nanti ada jalur hukumnya, memang kami coba lindungi betul jangan sampai bentrok, antisipasi kita jelas di lapangan, sebagai pelindung," ujarnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi persekusi dan penganiayaan terhadap mahasiswa Papua yang berunjuk rasa di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaAwalnya demo peringatan 1 Desember dilakukan mahasiswa Papua berjalan aman dan damai.
Baca SelengkapnyaAkibat bentrokan tersebut, setidaknya lima orang dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka-luka.
Baca SelengkapnyaKapolda NTT menyayangkan perbuatan oknum ormas tersebut terhadap mahasiswa.
Baca SelengkapnyaDiskusi ini dibubarkan karena diduga berkaitan dengan temanya yang menyorot perhelatan KTT WWF di Bali.
Baca SelengkapnyaMassa mengatasnamakan kader Golkar datang sekira pukul 14.00 Wib. Tidak berselang lama kemudian, terjadi kericuhan.
Baca SelengkapnyaBentrok antar TNI-Brimob menyebabkan sejumlah fasilitas rusak
Baca SelengkapnyaPolisi menyita tiga bendera Bintang Kejora yang memantik terjadinya pengepungan Asrama Mahasiswa Papua Cendrawasih IV Kota Makassar.
Baca SelengkapnyaDemonstrasi terkait RUU Pilkada di Semarang berakhir ricuh. Puluhan mahasiswa harus dirawat di rumah sakit dan puluhan lainnya ditahan polisi
Baca SelengkapnyaKorban merupakan mahasiswa baru asal Fakultas Kehutanan Untad.
Baca SelengkapnyaBentrokan antar warga pecah di sekitar Kompleks Perumahan Pemda, Kabupaten Maluku Tenggara, Selasa (20/2) malam.
Baca SelengkapnyaIa juga menegaskan, bahwa dengan adanya kegiatan tersebut bisa menimbulkan gesekan antara ormas dan masyarakat lokal.
Baca Selengkapnya