Makanan ini wajib ada dalam ritual-ritual adat di Indonesia
Merdeka.com - Kali ini adalah cerita tentang makanan khas daerah di pelosok Nusantara yang wajib ada dalam pelbagai ritual-ritual adat. Seolah tak afdal bila ritual atau upacara-upacara adat itu tidak menyertakan jenis makanan tersebut.
Misalnya makanan babi guling untuk ritual adat dan keagamaan di Bali. Makanan itu konon wajib ada dalam setiap proses ritual di sana. Kemudian kue 'apem' bagi masyarakat tradisional Jawa. Apem biasanya selalu ada dalam acara selamatan atau syukuran.
Selain itu sebenarnya masih banyak makanan tradisional lainnya. Berikut ini 4 di antara makanan-makanan yang wajib ada dalam ritual-ritual adat Nusantara, seperti dirangkum merdeka.com dari berbagai sumber:
-
Apa saja resep makanan tradisional Indonesia yang terkenal? Tidak hanya budaya dan keindahan alamnya saja, Indonesia juga dikenal memiliki berbagai makanan tradisional yang begitu lezat. Apalagi Indonesia juga mempunyai berbagai macam rempah-rempah yang membuat setiap masakan menawaran cita rasa khas yang memukau lidah. Karenanya, tidak sedikit dari turis mancanegara yang tertarik menikmati sajian makanan tradisional Indonesia.
-
Apa kebiasaan makan unik orang Indonesia? Mindset kalau makan harus pakai nasi ini juga malah mendorong kebiasaan makan unik lainnya. Apapun makanannya, yang penting ada nasinya!
-
Apa contoh akulturasi di kuliner Indonesia? Misalnya, dalam makanan, terdapat akulturasi antara rempah-rempah dari India dan teknik masak dari China yang menghasilkan masakan Nusantara yang kaya akan rasa dan aroma.
-
Apa yang sering dirayakan di Indonesia? Masyarakat sebentar lagi akan memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada tanggal 17 Agustus.
-
Kenapa jahe dianggap penting dalam budaya kuliner Indonesia? Dengan begitu banyak manfaat dan penggunaannya yang luas, jahe tetap menjadi salah satu bahan yang sangat dihargai dalam budaya kuliner Indonesia.
-
Makanan khas apa yang terkenal di Jawa Barat? Jawa Barat terkenal dengan makanan-makanannya yang memiliki cita rasa pedas gurih.
Apem untuk acara selamatan di Jawa
Bagi masyarakat Jawa, pada umumnya kue apem ini menjadi kue yang mengandung makna filosofis. Oleh sebab itu kue ini bisa dipastikan selalu ada dalam tradisi selamatan, terutama bagi masyarakat tradisional di desa-desa.Misalnya di Jember Jawa Timur ada istilah apeman. Apem-an berasal dari kata dasar apem yang mendapat akhiran?an. Di sebagian besar wilayah Mataraman di Jawa Timur, di desa-desa apem juga menjadi suguhan hidangan saat selamatan hari pasaran atau upacara kematian.Apem adalah kue berbahan dasar tepung terigu atau tepung beras, yang rasanya manis. Warna atasnya putih dan coklat kegosongan untuk warna bawahnya, karena harus di panggang di atas empan.
Babi guling untuk upacara adat dan keagamaan di Bali
Babi guling ini dikenal sebagai makanan khas Bali. Babi terbuat dari anak babi yang perutnya diisi dengan bumbu dan sayuran, misalnya daun ketela pohon, lalu dipanggang sambil diputar-putar (diguling-gulingkan) sampai matang. Awalnya babi guling digunakan untuk sajian upacara adat atau keagamaan di Bali. Namun kini babi guling dapat ditemukan dengan mudah di berbagai rumah makan, warung dan hotel-hotel di Bali.
Daging Kerbau dalam upacara adat orang Batak dan Toraja
Bagi masyarakat Batak di Sumatera Utara dan masyarakat Toraja di Sulawesi Selatan, kerbau adalah binatang berharga. Kerbau juga menjadi salah satu penanda status sosial masyarakat setempat. Selain menjadi binatang aduan, daging kerbau juga menjadi menu hidangan wajib dalam berbagai upacara dan ritual adat.Misalnya di Batak ada upacara adat Manulangi Natua Tua, yakni sebuah upacara adat memberi makan kepada orangtua. Upacara ini khusus dilakukan kepada orangtua ketika mereka sudah bercucu, menginjak masa tua atau dalam kondisi kritis. Menu makanan dalam upacara Manulangi Natua Tua hanya dua, kalau tidak daging babi ya daging kerbau. Namun pada umumnya, yang dipakai adalah daging kerbau. Selain itu, di Batak daging kerbau juga menjadi menu wajib dalam upacara kematian atau pernikahan.
Kolo, makanan upacara adat di Kabupaten Manggarai NTT
Di Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur (NTT), ada makanan khas bernama Kolo atau nasi bakar. Makanan khas ini dimasak menggunakan bambu. Bahannya di antaranya bambu muda dengan panjang 30 sentimeter, beras dan bumbu masakan.Cara memasaknya, beras, air dan bumbu masakan dimasukkan ke dalam bambu. Setelah itu, pada bagian ujung atau mulut ditutup dengan daun pisang. Lalu, dibakar sampai matang berkisar setengah jam lamanya.Biasanya Kolo digunakan untuk makan bersama saat pesta adat penti atau syukuran panen. Selain itu, makanan ini juga menjadi menu utama pada acara syukuran di setiap awal pergantian tahun.Upacara Penti merupakan ritual sebagai ungkapan rasa syukur atas panen, serta kehidupan yang telah dilalui selama satu tahun terakhir. Upacara ini juga sebagai ungkapan mohon perlindungan serta keharmonisan untuk kehidupan yang akan datang.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Indonesia selalu memiliki banyak tradisi berbeda di setiap kota. Banyak kegiatan dilakukan untuk mendapat berkah.
Baca SelengkapnyaPeringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bagi masyarakat Indonesia tidak hanya diperingati dengan berbagai macam perayaan, tapi ada juga makanan khas yang menarik.
Baca SelengkapnyaTidak hanya nasi tumpeng kuning, Indonesia kaya akan kuliner khas saat memperingati Hari Kemerdekaan 17 Agustus. Sayang kalau dilewatkan.
Baca SelengkapnyaDengan beragam budaya yang ada di Indonesia, setiap daerah memiliki tradisi yang berbeda-beda dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Baca SelengkapnyaTradisi ini sangatlah mirip seperti Kenduri yang berisi lantunan doa-doa yang sekarang sudah mulai ditinggalkan bahkan sejak tahun 1980-an silam.
Baca SelengkapnyaBubur ini bukan sekadar makanan untuk dimakan secara biasa, tetapi memiliki makna yang mendalam dalam konteks tradisi Jawa.
Baca SelengkapnyaRatusan warga setempat menggelar kenduri desa dengan menghadirkan 9 jenis tumpeng.
Baca SelengkapnyaSejarah nasi tumpeng dan makna filosofis dibaliknya.
Baca SelengkapnyaDi berbagai daerah, perayaan hari raya Idul Adha disambut meriah dengan berbagai tradisi.
Baca SelengkapnyaMengapa orang Indonesia sangat suka dengan nasi? Ternyata jawabannya kompleks dan melibatkan berbagai aspek sejarah, kebijakan pemerintah, dan nilai budaya.
Baca SelengkapnyaKuliner Imlek, baik yang hasil akulturasi maupun yang autentik, selalu membawa makna simbolis dan filosofis, seperti kue keranjang, kue lapis legit dan lainnya.
Baca SelengkapnyaBerbagai macam perayaan menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad di tiap daerah di Indonesia.
Baca Selengkapnya