Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mantan Kepala BNPT Sampaikan 4 Indikator Radikalisme Negatif, Harus Dihilangkan

Mantan Kepala BNPT Sampaikan 4 Indikator Radikalisme Negatif, Harus Dihilangkan Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius. ©2019 Merdeka.com/Nur Habibie

Merdeka.com - Penguatan nasionalisme dan wawasan kebangsaan harus terus dilakukan untuk mengikis maraknya adu domba dan hoaks. Dengan begitu diyakini radikalisme berkonotasi negatif serta terorisme akan hilang.

Mantan Kepala BNPT Komjen (Purn) Suhardi Alius mengatakan, radikalisme dalam perspektif negatif ada 4 indikatornya, yaitu intoleransi, anti-Pancasila, anti-NKRI dan penyebaran paham takfiri (mengkafirkan orang). Untuk itu soal nasionalisme harus terus disosialisasikan pada generasi muda agar tidak mudah terpapar.

"Kalau masuk klasifikasi ini harus kita kikis, kita reduksi dan hilangkan," kata Suhardi dalam keterangannya, Rabu (17/6).

Orang lain juga bertanya?

Suhardi mencontohkan implementasi penguatan nasionalisme dan wawasan kebangsaan itu dengan kembali mengadakan upacara bendara dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya serta pembacaan Pancasila.

"Inilah salah satu yang membuat karakter bangsa dengan baik, kalau tidak dilakukan itu akan hilang. Sekarang generasi muda kita banyak yang tidak hafal Pancasila, lagu Indonesia Raya, itu tidak bisa disalahkan karena kurikulumnya sudah seperti itu," jelas Suhardi.

Ia mengungkapkan, saat ini generasi muda menjadi sasaran empuk penyebaran paham-paham tersebut disamping masyarakat umum lainnya. Faktanya, media sosial sekarang dipenuhi dengan berbagai macam hoaks dan adu domba. Ironisnya, kondisi ini dimanfaatkan kelompok-kelompok radikal intoleran untuk memcah belah masyarakat.

Mantan Kabareskrim Polri ini menilai, saat ini budaya saring sebelum sharing generasi muda dan masyarakat sangat rendah. Akibatnya mereka menelan begitu saja berbagai informasi karena tidak punya kemampuan memverifikasi dan memfilter pesan-pesan yang masuk.

"Kalau yang sudah berpendidikan cukup intelektual kan akan berpikir saat menerima informasi benar atau tidak, tetapi untuk yang golongan menengah kebawah termasuk yang tidak punya pemahaman itu, hal itu akan dianggap menjadi suatu kebenaran. Ini yang berbahaya, mereka bisa menyebarkan kembali informasi yang diterima yang padahal belum tentu kebenarannya," tuturnya.

Terkait fenomena terorisme akhir-akhir ini, Suhardi menilai saat ini sel-sel terorisme kembali muncul. Menurutnya, meskipun kelompok-kelompok terorisme di Indonesia sudah dilarang, namun mereka ingin menunjukan eksistensinya. Oleh sebab itu kewaspadaan harus tetap dijaga.

"Mereka tidak terdata tapi sekarang muatan-muatan baru muncul seperti yang di Makassar. Sebenarnya itu tidak masuk dalam daftar kita tetapi sebarannya sudah seperti itu. Hal itu menjadi kewaspadaan kita semua, tidak mungkin kita menyelesaikan masalah tanpa keterlibatan semua pihak," katanya.

Ia berharap, BNPT dan seluruh stake holder yang ada terus melakukan penguatan dan sosialisasi nasionalisme, wawasan kebangsaan, moderasi beragama, dan berbagai hal untuk mencegah penyebaran radikalisme negatif dan terorisme.

"Semua kementerian, dari semua institusi negara, semua bidang bidang pendidikan bisa memonitor dan memberikan masukan, dan bagaimana melaporkan hal hal yang tidak lazim yang ada di sekeliling kita untuk pencegahan. Mudah mudahan ini bisa kita antisipasi dengan baik," tandasnya. (mdk/did)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Anak Jadi Sasaran Paham Radikalisme, BNPT: Karena Mudah Dipengaruhi
Anak Jadi Sasaran Paham Radikalisme, BNPT: Karena Mudah Dipengaruhi

Bangbang menegaskan, BNPT terus mendukung kaderisasi kepemimpinan yang menyasar perempuan dan anak sebagai upaya perdamaian

Baca Selengkapnya
BNPT Fokus Lindungi Anak-Anak hingga Perempuan dari Paham Radikalisme
BNPT Fokus Lindungi Anak-Anak hingga Perempuan dari Paham Radikalisme

Anak-anak harus dilindungi dari ancaman intoleransi, radikalisme dan terorisme

Baca Selengkapnya
PBNU Ingatkan Masyarakat Waspadai Kelompok Teror Lakukan Propaganda Gunakan AI
PBNU Ingatkan Masyarakat Waspadai Kelompok Teror Lakukan Propaganda Gunakan AI

Menyiapkan diri, bangsa, dan negara memanfaatkan AI dan menanggulangi dampak buruknya bukan lagi suatu pilihan, namun menjadi keharusan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pemilu Makin Dekat, Menteri Anas Ingatkan PNS Haram Terlibat Kegiatan Politik
Pemilu Makin Dekat, Menteri Anas Ingatkan PNS Haram Terlibat Kegiatan Politik

PNS yang tidak netral dapat memiliki dampak yang signifikan pada berbagai aspek pemerintahan dan masyarakat.

Baca Selengkapnya
Masyarakat Diingatkan Perkuat Empat Bingkai Kerukunan Agar Tak Mudah Dipecah Belah
Masyarakat Diingatkan Perkuat Empat Bingkai Kerukunan Agar Tak Mudah Dipecah Belah

Empat bingkai kerukunan sebagai pilar kekuatan bangsa adalah kunci untuk melawan radikalisme dan terorisme.

Baca Selengkapnya
Kemajuan Pembangunan Tak Merata Picu Polarisasi Politik dalam Skala Global
Kemajuan Pembangunan Tak Merata Picu Polarisasi Politik dalam Skala Global

Negara-negara maju mengalami tingkat pembangunan manusia yang mencapai rekor tertinggi.

Baca Selengkapnya
Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri
Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri

Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.

Baca Selengkapnya
SBY: Apakah Para Politisi dan Jenderal Sudah Tidak Punya Hati & Kejernihan Berpikir lagi?
SBY: Apakah Para Politisi dan Jenderal Sudah Tidak Punya Hati & Kejernihan Berpikir lagi?

Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono beri kritik keras ke politisi dan jenderal. Begini isinya.

Baca Selengkapnya
Mantan Panglima Geram Isu Netralitas TNI Selalu Muncul Setiap Pemilu
Mantan Panglima Geram Isu Netralitas TNI Selalu Muncul Setiap Pemilu

Moeldoko mengatakan dirinya salah satu Panglima TNI yang memperkuat netralitas prajurit setiap ada pesta demokrasi.

Baca Selengkapnya