Menabung Puluhan Tahun, Tukang Tahu Keliling Berangkat Haji
Merdeka.com - Menunaikan ibadah haji merupakan impian bagi seorang muslim. Maka beragam perjuangan pun dilakukan demi bisa menjalankan rukun Islam kelima itu.
Hal itu dialami Kasan (55), warga Desa Kunir Kidul, Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai tukang tahu keliling ini merasa lega setelah namanya masuk kloter musim haji tahun ini.
Usahanya menyisihkan uang sedikit demi sedikit dari hasil jualan tahu kini membuahkan hasil. Pada musim haji tahun 2023 ini, ia masuk ke dalam kloter haji bersama sang Istri, Susiana (53).
-
Siapa yang menabung selama 22 tahun untuk haji? Mahruf sampai detik ini masih tidak menyangka bisa berangkat haji sebentar lagi. Sebelumnya ia sudah menabung selama 22 tahun sejak 2002 silam dari penghasilannya sebagai penjual gorden keliling.
-
Apa artinya 'haji'? Menurut istilahnya, Haji tak lain berasal dari bahasa Arab 'Hagg' yang berarti berziarah. Maka dari itu, makna haji sendiri yakni merupakan ibadah berupa ziarah yang dilakukan ke Kota Suci Mekkah dalam rangka meningkatkan keimanan dan takwa seseorang terhadap Allah SWT.
-
Apa yang dimaksud dengan haji? Haji secara istilah adalah menyengaja berkunjung ke Baitullah, di Makkah untuk melakukan ibadah pada waktu dan cara tertentu serta dilakukan dengan tertib.
-
Bagaimana cara orang berhaji? Biasanya, ada serangkaian acara yang dilakukan menjelang seseorang menunaikan ibadah Haji. Salah satunya yakni momen berpamitan kepada sanak, saudara, hingga orang-orang terdekat.
-
Bagaimana cara Mahrun menabung untuk haji? Upaya Mahrun selama puluhan tahun menyisihkan pendapatannya untuk menabung agar bisa pergi haji berbuah manis. Sebagai pembuat stempel lokasi usahanya sering berpindah tempat karena digusur.
-
Kapan orang berhaji? Melansir dari berbagai sumber, Senin (6/2/23), berikut ulasan selengkapnya untuk Anda mengenai 25 kata-kata naik haji dengan sarat doa dan harapan mulia.
Kasan mengaku sudah berjualan tahu sejak usia 15 tahun. Semenjak ditinggal ayahnya pada tahun 1983, Kasan mengatakan, mulai berjualan tahu keliling dari kampung ke kampung.
Dia bercerita, keinginan dirinya untuk berangkat haji sudah ada sejak remaja. Semenjak berjualan tahu keliling, ia selalu menyisihkan uangnya untuk tabungan haji.
“Jualan sejak 1983, semenjak bapak meninggal, saya mulai jualan tahu. Uang receh-receh dari jual tahu saya sisihkan buat tabungan haji,” katanya pada Senin (22/5).
Hingga saat ini, keseharian Kasan sebagai penjual tahu keliling itu tetap ditekuninya. Sejak subuh, ia bangun untuk memproduksi tahu sendiri untuk dijual. Kemudian berjualan tahu menggunakan sepeda motor keliling kampung.
©2023 Merdeka.com/Darmadi Sasongko
Pekerjaan itu ia tekuni sejak 40 tahun lalu, dan mulai menyisihkan uang sebagai tabungan haji. Sesekali uang tabungannya itu dibuatnya untuk beli sapi sebagai investasi. Kemudian, sapi yang dirawat hingga dewasa dijual dan uangnya kembali ditabung untuk keperluan pendaftaran haji.
Niat ibadah haji memang sudah dimantapkan Kasan, semangatnya berjualan keliling kampung setiap harinya diiringi mimpinya bisa berangkat ke baitullah.
Hingga akhirnya, pada tahun 2011, tabungannya selama puluhan tahun itu terkumpul dan digunakan untuk biaya pendaftaran haji dirinya bersama istri.
Setelah menunggu selama 12 tahun, akhirnya Kasan bersama Susiana, sang Istri dipanggil untuk berangkat ke tanah suci. Meski sempat tertunda 2 tahun akibat pandemi Covid-19, namun akhirnya mimpi tukang tahu keliling ini bakal segera tercapai.
“Alhamdulillah, meski sempat tertunda karena corona. Akhirnya saya sama istri bisa berangkat tahun ini, saya merasakan betul perjuangan buat haji ini,” jelasnya.
Ia berharap ibadah haji yang ia jalankan nanti bisa khusyu’ sehingga pulang bisa menjadi haji mabrur.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasutri ini bisa berangkat ke Tanah Suci berkat rajin menabung
Baca SelengkapnyaMbah Suhriyeh mengaku tidak mendapatkan banyak uang. Hanya sekitar Rp30-40 ribu perhari saja.
Baca SelengkapnyaIa memiliki tips khusus agar bisa naik haji meskipun penghasilan tak menentu.
Baca SelengkapnyaMenabung sejak 1996, pada tahun 2012 mereka berhasil mendaftar sebagai calon jamaah haji.
Baca SelengkapnyaHolipah menyisihkan uang dari berjualan mulai dari Rp10.000 sampai Rp20.000 untuk tabungan pergi haji.
Baca SelengkapnyaJuru parkir ini membuktikan berangkat haji bisa tak hanya bisa dilakukan oleh orang kaya
Baca SelengkapnyaAda kalanya ia tak bisa menabung karena pasien pijatnya terlalu sedikit
Baca SelengkapnyaKisah Supartono, pemulung dan tukang becak asal Ponorogo yang berangkat haji tahun ini.
Baca SelengkapnyaMeski kondisi tubuhnya sudah tak sekuat saat muda, nenek 69 tahun ini sangat antusias menuju Tanah Suci.
Baca SelengkapnyaBerkat kesabarannya selama bertahun-tahun, ia sebentar lagi bisa melihat Ka'bah secara langsung di usianya yang menginjak usia 73 tahun.
Baca SelengkapnyaMbah Tono sudah 26 tahun menabung untuk berangkat haji
Baca SelengkapnyaMbah Supyah pun bercerita, jika ia menjalani profesi sebagai tukang pijat keliling ini sejak usia 17 tahun.
Baca Selengkapnya