Menapaki Jabal Nur, menyaksikan bukti kenabian Muhammad SAW
Merdeka.com - Jabal Nur, atau gunung yang bercahaya, menjadi salah satu situs peninggalan Islam yang penting untuk disinggahi. Bagaimana tidak, di bukit setinggi 642 meter itu menjadi salah satu situs penting di kota Makkah yang banyak diziarahi orang karena di sanalah terletak Gua Hira, gua tempat Nabi Muhammad SAW menerima wahyu untuk pertama kalinya.
Di tempat inilah, selain Nabi Muhammad SAW menerima wahyu untuk pertama kalinya, Nabi Muhammad juga bertemu dengan Malaikat Jibril dan dikukuhkan kenabiannya.
Jabal Nur dan Gua Hira terbilang sulit dijangkau. Meskipun Jabal Nur atau bukit cahaya ini tidak terlalu tinggi, namun tingkat kemiringannya cukup tajam. Para pengunjung harus ekstra hati-hati saat mendakinya.
-
Siapa yang bertemu dengan Nabi Muhammad SAW di langit ketujuh? Di langit ketujuh bertemu dengan Nabi Ibrahim.
-
Dimana Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan Isra Miraj? Peristiwa perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW ini terjadi pada suatu malam tanggal 27 Rajab.
-
Dimana makam Nabi Muhammad berada? Melansir dari CNN, Makam Nabi Muhammad SAW terletak di dalam Masjid Nabawi. Lokasi ini dulunya merupakan kamar sang istri, Aisyah.
-
Dimana Nabi Muhammad SAW pergi saat Isra' Mi'raj? Bulan Rajab dianggap suci oleh umat Islam, dan dalam bulan ini terdapat peringatan penting seperti Isra' Mi'raj, perjalanan malam Nabi Muhammad (Sallallahu 'alaihi wa sallam) dari Mekah ke Baitul Maqdis dan perjalanan ke langit.
-
Siapa yang menemani Nabi Muhammad SAW? Nabi berjalan kaki menuju ke Thaif dan ditemani oleh pembantunya yaitu Zaid bin Haritsah.
-
Dimana Rasulullah menyapa penduduk makam? Rasulullah setiap kali keluar rumah pada akhir malam menuju Baqi’ (makam para sahabat di Madinah yang kini menjadi makam Rasulullah sendiri), Rasulullah menyapa penduduk makam dengan kalimat berikut:
Puncak Jabal Nur ©2016 Merdeka.com
Saya dan beberapa wartawan dari tim Media Center Haji (MCH) Daker Jeddah belum lama ini sengaja mampir di Jabal Nur. Kami sengaja berangkat dini hari, selain untuk menghindari sengatan matahari yang terik, kami juga bisa menikmati keindahan kota Makkah dan Masjidil Haram dari puncak Jabal Nur.
Untuk mencapai puncak Jabal Nur, tak butuh waktu lama, bervariasi antara 40 menit sampai 1 jam lebih, tergantung kondisi fisik.
"Saya tepat 40 menit," kata Fathoni, salah seorang anggota MCH tak lama setelah mencapai puncak Jabal Nur. Saya sendiri harus memakan waktu satu jam lebih lima menit, lantaran beberapa kali harus istirahat beberapa menit di tengah-tengah perjalanan menuju puncak gunung.
Meski ketinggiannya cuma 642 meter, namun untuk menaiki puncak Jabal Nur lumayan membutuhkan tenaga ekstra. Tingkat kemiringan yang cukup tajam membuat tenaga kita mudah terkuras. Apalagi bagi mereka yang jarang melakukan olahraga. Sudah pasti dijamin ngos-ngosan.
Puncak Jabal Nur ©2016 Merdeka.com
Namun tempat yang sulit dicapai ini justru dipilih Nabi Muhammad untuk menyendiri, merenung dan mendekatkan diri kepada Allah SWT hingga kemudian menerima wahyu pertama berupa Surat Al-Alaq ayat 1 - 5, yang diawali dengan perintah untuk 'Iqra' atau membaca.
Perintah membaca itu ternyata diperoleh Nabi Muhammad SAW dengan proses yang tidak mudah. Di usianya yang kala itu tidak muda lagi (40 tahun), beliau mendaki Jabal Nur untuk menyendiri di Gua Hira.
Saat itu, Nabi Muhammad merasakan kegelisahan yang begitu hebat hingga terdorong untuk melakukan kontemplasi di puncak gunung terjal itu. Sampai akhirnya Allah SWT menurunkan perintah untuk membaca.
Puncak Jabal Nur ©2016 Merdeka.com
Perintah membaca membawa makna perintah untuk memperbaiki akhlak masyarakat kala itu. Masyarakat Arab ketika itu masih berada dalam kehidupan jahiliyah (kebodohan) sehingga diturunkanlah perintah tersebut sebagai petunjuk bagi mereka agar menjadi beradab.
Sapai di puncak Jabal Nur, saya dan beberapa teman saya langsung melaksanakan salat subuh, sebab tepat pukul 05.05 waktu Arab Saudi, azan subuh telah berkumandang di beberapa masjid di sekitar Jabal Nur. Tak cuma saya, ratusan jemaah haji dari berbagai negara, termasuk Indonesia saat itu juga sedang ziarah ke Jabal Nur dan Gua Hira. Secara bergantian kami melaksanakan salat secara berjemaah, dari puncak bukit menghadap Makkah, yang tamak bercahaya. Sungguh pengalaman spiritual yang luar biasa.
Usai melaksanakan salat subuh di tempat tak luas yang memang disediakan untuk melaksanakan salat, kami saling bertegur sapa dengan para jemaah lainnya, sambil menunggu terbitnya Matahari dari timur Makkah. Kerlap kerlip lampu kota Makkah menjadikan suasana subuh waktu itu begitu Indah. Kami pun tak lupa mengabadikan momen-momen tersebut dengan kamera yang kami bawa masing-masing. Hingga akhirnya matahari mulai tampak mengintip di ufuk timur kota Makkah.
Puncak Jabal Nur ©2016 Merdeka.com
Matahari mulai agak meninggi, suasana kanan kiri Jabal Nur pun mulai terlihat. Dari puncak Jabal Nur, turun beberapa meter, tampak Gua Hira sedang dikerubuti puluhan jemaah haji. Kebetulan saat itu ada puluhan jemaah haji dari Tasikmalaya, Jawa Barat sedang ziarah bersama. Mereka antre untuk bisa bergantian masuk ke dalam Gua Hira untuk memanjatkan doa.
"Saya tadi melakukan sujud syukur saat di dalam Gua Hira," kata Asep, salah seorang jemaah asal Tasikmalaya.
Untuk bisa memasuki Gua Hira, jemaah harus antre lama. Mereka harus berebut dengan ratusan jemaah haji lainnya di lokasi yang sempit. Bahkan salah satu jalan untuk bisa masuk ke Gua Hira cuma bisa dilewati satu orang saja. Sehingga setelah bisa ke Gua Hira, untuk keluar pun susah, lantaran harus antre bergantian dengan jemaah yang hendak turun, masuk ke Gua Hira.
Puncak Jabal Nur ©2016 Merdeka.com
Saya sendiri tidak sampai ikut antre masuk ke Gua Hira, sebab selain harus antre lama, saya dan teman-teman MCH Daker Jeddah harus segera turun, untuk pulang kembali ke Jeddah untuk liputan agenda-agenda selanjutnya.
Tapi salah satu dari teman saya, Adi Fajar bisa berhasil masuk ke Gua Hira setelah perjuangan antre yang cukup lama. "Alhamdulillah bisa berdoa di sana," ujar Adi.
Sekitar pukul 07.00 waktu Arab Saudi, kami memutuskan untuk turun. Tak sesulit saat naik, untuk turun pun juga harus ekstra hati-hati. Karena selain menguras tenaga, kaki kita harus pintar-pintar 'mengerem' gerakan tubuh kita lantaran turunannya sangat curam. butuh waktu 15-20 menit untuk bisa turun ke bawah.
Puncak Jabal Nur ©2016 Merdeka.com
Meski kaki pegal-pegal, kami tak menyesal bisa naik ke puncak Jabal Nur. Di sanalah kami menyaksikan tempat pertama kali Nabi Muhammad mendapatkan wahyu. Kami juga bisa membuktikan sendiri dengan menyaksikan tempat Nabi Muhammad dikukuhkan Allah SWT sebagai Rasul, dengan Alquran sebagai kitab suci yang ayatnya pertama kali turun di puncak Jabal Nur ini.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jabal Nur, atau 'Gunung yang Bercahaya', merupakan salah satu tempat istimewa bagi umat Islam dan penting untuk disinggahi.
Baca SelengkapnyaKisah Maulid Nabi Muhammad SAW lengkap penting kita ketahui sebagai umat Islam untuk meningkatkan rasa kecintaan terhadap kekasih Allah SWT.
Baca SelengkapnyaTiti Kamal berangkat umrah ke Arab Saudi ditemani oleh sang suami, Christian Sugiono. Ketika masih berada di Madinah, Titi belum
Baca SelengkapnyaDari jarak dekat, ada banyak hal menakjubkan pada makam sang nabi.
Baca SelengkapnyaDalam peristiwa kelahiran Nabi SAW ini tampak keajaiban-keajaiban atau peristiwa di luar nalar manusia.
Baca SelengkapnyaAksi seorang pria yang melakukan ziarah ke makam para nabi dan sahabat rasul ini pun mencuri perhatian hingga viral di TikTok
Baca SelengkapnyaPenjelasan mengenai umur malaikat Jibril, bagaimana dengan nabi Muhammad SAW?
Baca SelengkapnyaIsra Miraj adalah peristiwa penting yang penuh hikmah.
Baca Selengkapnya