Menengok Ibu Fajar yang Suratnya Kepada Ganjar Viral
Merdeka.com - Dengan tenaga yang selalu dikuat-kuatkan, Darsini (50) menghidupi tujuh anaknya sendirian. Dia hanya tamatan Sekolah Dasar. Tak punya rumah, pekerjaan tidak menentu dan suaminya telah meninggal sembilan tahun silam.
Inilah Darsini, ibunda Fajar Jaka Surya yang suratnya kepada Gubernur Jateng Ganjar Pranowo viral di media sosial. Sementara Fajar sekolah di SMK Negeri Jateng di Semarang, Darsini menjalani kehidupan sehari-hari di Desa Bulu RT 6 RW 1, Petarukan, Pemalang.
Buruh tenun ini masih tak percaya anak kelimanya bisa sekolah di Ibukota Provinsi Jateng tanpa biaya. “Waktu Fajar bilang mau sekolah di Semarang saya tidak bisa jawab. Di Pemalang saja saya tidak mampu membiayai apalagi di Ibukota. Alhamdulillah kok ternyata diterima tanpa butuh biaya, maturnuwun Gusti,” kata Darsini dengan Bahasa Jawa logat Tegalan.
-
Siapa anak Ganjar Pranowo? Alam Ganjar bukanlah nama yang asing lagi, dikenal sebagai anak tunggal dari calon presiden 2024, Ganjar Pranowo.
-
Apa pekerjaan orang tua Sarijaya? Ayahnya sehari-hari bekerja sebagai buruh tobong labor atau perajin gamping. Sementara ibunya, Sumirah, merupakan pedagang gula jawa yang setiap hari berkeliling menyusuri jalanan di Kota Yogyakarta untuk menjajakan dagangannya.
-
Apa yang Fajar lakukan? Berkat keberadaan kabel optik semrawut di area Plaza Ciputat, Jalan Ir H.Juanda, Tangerang Selatan, Fajar (30), selamat dari maut usai percobaan bunuh diri yang dia lakukan Senin (14/10).
-
Siapa ayah Yanwar Jumowo? Melansir dari video unggahan saluran Youtube TNI AD, ia merupakan putra dari Tarman yang memiliki profesi sebagai Pegawai Negeri Sipil serta menjalankan pekerjaan sampingan sebagai tukang cukur.
-
Dimana Darma Mangkuluhur bersekolah? Dia menyelesaikan pendidikan menengahnya di Overseas Family School, Singapura, dan gelar sarjana S1 di EU Business School, Barcelona, Spanyol.
-
Dimana Ganjar Pranowo tinggal saat masih kecil? Kendati demikian, pada suatu malam si pembeli rumah meminta keluarga Ganjar Pranowo untuk segera pindah. Hingga akhirnya, ia bersama keluarga terpaksa tinggal di sebuah rumah yang bersebelahan dengan pabrik gamping.
Dijelaskannya, sebagai buruh tenun penghasilannya maksimal hanya Rp 100 ribu per bulan. Anak pertamanya mengidap penyakit dan hanya bisa tergolek di tempat tidur. Karena itulah, ia hanya mampu menyekolahkan anak kedua dan ketiganya hingga SMP.
Maka tak bisa ia bayangkan darimana mendapatkan uang untuk kelanjutan sekolah Fajar. Apalagi adik Fajar juga masih SMP dan butuh biaya.
Darsini mengaku sangat bingung ketika Fajar ingin melanjutkan sekolah SMK di Semarang. Darsini malah tak percaya ketika Fajar bercerita bahwa SMK N Jateng tidak menarik biaya apapun pada siswanya.
Jika pun benar ada, menurut Darsini, tentu seleksinya ketat dan saingannya luar biasa banyak. Seringkali malah butuh uang pelicin atau koneksi orang dalam agar bisa diterima.
Ternyata SMK N Jateng tak seperti yang dipikirkannya. Ia baru percaya setelah Fajar dinyatakan lolos dan hanya minta sangu doa untuk ke Semarang. Ketika melepas Fajar itulah, Darsini berpesan jika suatu hari bertemu Ganjar agar menitipkan pesan. Ia ingin berterimakasih berkat program gubernur itulah anaknya bisa sekolah di Semarang.
“Ya kalau ketemu nitip salam untuk pak Ganjar ,” kata Darsini.
Fajar sendiri mengaku mengetahui informasi SMKN Jateng dari dari gurunya di SMPN 1 Petarukan. Ia tertarik dengan sekolah khusus warga miskin yang digagas Ganjar.
©2019 Merdeka.comTapi tak urung ia kaget juga ketika guru SMK Jateng melakukan kunjungan ke rumahnya untuk verifikasi data. "Ternyata ketat sekali seleksinya, sampai ada kunjungan ke rumah untuk membuktikan kalau benar-benar miskin,” kata Fajar.
Kini Fajar sudah betul-betul menjadi siswa SMK N Jateng. Tiga bulan awal ia harus mengikuti Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK).
"Selama itu pula saya tidak boleh pulang dan tidak boleh ditengok orangtua. Ibu, kakak dan nenek juga sudah saya jelaskan, alhamdulilah beliau menerima," katanya.
Fajar merupakan satu dari 264 siswa baru SMKN Jateng tahun ajaran 2019/2020. Mereka diseleksi dari 2500 pendaftar. Ke 264 siswa itu disebar di tiga lokasi sekolah. Yakni 120 siswa kampus Semarang, 48 siswa kampus Pati, dan 96 kampus Purbalingga.
Kepala Sekolah SMKN Jateng Yudi Wibowo, mengatakan proses LDK bertujuan membentuk karakter, mental dan fisik siswa. Perpaduan ilmu, karakter, dan fisik yang mumpuni itulah yang menjadikan lulusan sekolah boarding school ini diburu perusahaan.
“Banyak perusahaan khusus datang kemari untuk merekrut. Bahkan sekarang ada tiga perusahaan besar membuka kelas industri di sini," katanya. (mdk/paw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ganjar mengawali aktivitas kampanye di Jawa Tengah, dengan berlari pagi di sekitaran Kecamatan Dukuhwaru, Tegal, Kamis (11/1).
Baca SelengkapnyaGanjar merasa beruntung karena melalui silaturahmi bisa pengalaman baru yang tidak terduga.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo menikmati suasana pagi di Yogyakarta dengan menapak tilas tempat kos saat masih SMA di Yogyakarta.
Baca SelengkapnyaPasangan suami istri ini dikaruniai enam orang anak.
Baca SelengkapnyaDi dalam rumah, Ganjar sempat berbincang-bincang dengan yang punya rumah dan dilanjut beristirahat.
Baca SelengkapnyaFajar berhasil meraih gelar sarjana di kampus yang dulu menjadi tempat ia berfoto bersama orang tuanya saat masih kecil.
Baca SelengkapnyaGanjar kembali menginap di rumah warga dalam rangkaian kampanyenya di Kota Tegal, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaBikin haru, anak guru ngaji ini berhasil lulus S2 fast track dari UNAIR.
Baca SelengkapnyaGanjar Salat Idulfitri Ditemani Istri dan Anak di Sleman
Baca SelengkapnyaPramudji pernah ditugaskan dalam operasi penumpasan gerakan PRRI atau Permesta di Sumatera Barat, Riau, dan Jambi (Dulu Sumatera Tengah).
Baca SelengkapnyaLahir dari keluarga miskin, Ganjar Pranowo pernah jadi tukang ojek stasiun.
Baca SelengkapnyaMendengar pengakuan siswa tersebut, raut wajah Ganjar terlihat marah dan kecewa ada sekolah negeri yang melakukan pungutan ke sekolah.
Baca Selengkapnya