Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menengok silinder dari barang bekas buatan Sariman

Menengok silinder dari barang bekas buatan Sariman Silinder dari barang bekas buatan Sariman. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Deru mesin terdengar dari sebuah pengisian bensin umum di Jalan Raya Kedungreja Desa Tambaksari, Kecamatan Kedungreja, Cilacap. Benda menyerupai roller atau penggilas yang lazim digunakan untuk pengaspalan jalan, terlihat bekerja sebagaimana mestinya.

Sekilas tak ada yang menarik dari roller, atau dikenal silinder oleh warga sekitar, berwarna kuning yang dikendalikan Sariman, warga RT 05/RW 01 Desa Tambaksari. Sesekali, kendaraan bergerak maju setelah ditumpahkan pasir dan batu kerikil untuk membuat landasan aspal di pengisian bahan bakar tersebut.

"Baru ini kali pertama kerja dibayar menggunakan ini. Kalau kemarin, hanya mencoba-coba saja untuk di depan rumah saya," kata Sariman memperkenalkan silinder buatannya yang dibuat dalam waktu dua bulan.

Berbagai alat yang tak biasa pun terlihat menyolok saat menyaksikannya dari dekat. Keran air dengan pipa paralon terlihat berada di bagian samping kanan silinder. Tak hanya itu, tangki sepeda motor bebek juga terliah di sisi kiri tempat duduk kemudi.

"Kabehan bekasan mas, sing ora mung lakher, keran karo pipane tok (Semua dari barang bekas yang bukan hanya lakher, keran dan pipa)," katanya dalam logat banyumasan yang kental.

Diakui Sariman, barang bekas yang digunakan untuk membuat silinder tersebut dikumpulkannya beberapa tahun. Semua barang tersebut kemudian mencoba dirakit di bengkel miliknya di depan rumah.

"Awalnya dibantu teman, tetapi lama kelamaan saya kerjain sendiri. Hasilnya seperti ini. Kemudian saya cobakan di depan rumah, waktu itu saya berinisiatif untuk menutup lubang di jalan depan rumah menggunakan cabluh (batuan kapur) menggunakan silinder. Alhamdulillah bisa," jelas warga yang hanya mengenyam pendidikan hingga kelas dua Madrasah Tsanawiyah tersebut.

Melihat hasil kerja tersebut, tetangga Sariman, Sugiyanto mengajaknya untuk mengerjakan pengaspalan di pengisian bahan bikir miliknya. "Saya ingin membantu supaya alat yang diciptakan mas Sariman bisa dikenal, karena kemarin hasilnya bagus," katanya.

Sariman juga menceritakan kali pertama dirinya membuka usaha pembuatan bata merah di desa setempat. Lokasinya yang jauh dari jalan membuatnya berpikir untuk membuat sebuah mobil kecil yang dirakit untuk pekerjanya.

"Ada anak-anak yang kerja di situ dan saya mikir ya udah kerja saja, masukin batu dan pasir. Kemudian saya melihat ada mesin rotary traktor nganggur yang persenelingnya bisa maju-mundur," katanya.

Seketika itu, ia teringat ada beberapa barang bekas yang dikumpulkan dalam waktu setahun. Kemudian ia berpikir ingin membuat barang yang berguna bagi semua orang. "Saya kepikiran ingin membuat silinder karena di depan rumah jalannya berlubang dan dalam. Jadi butuh silinder untuk memperbaikinya," katanya.

Percobaan tersebut pun dimulai. Namun, diakuinya, untuk percobaan pertama harus mengalami kegagalan lantaran kurang pemberat. "Gagalnya itu rodanya nggak bisa bergerak, karena slip. Kemudian, ada teman yang menyarankan untuk ditambahi dengan pasir di bagian pemberatnya dan ternyata bisa," jelasnya.

Sasaran eksperimen pertama silindernya pun dimulai dari jalan berlubang di depan rumahnya. Sariman kemudian membeli cabluh (batuan kapur) untuk mengerjakan hasil eksperimennya tersebut. "Hasilnya cukup baik, semua lubang di depan rumah saya tertutup dan warga senang," kata pria yang mulai membuka usaha bengkel di depan rumahnya sejak tahun 2005.

Samiran kemudian membeberkan beberapa mesin yang diraciknya menjadi silinder. "Kalau roda dua-duanya dari bekas pipa pertamina yang dibeli bekasan dan velg-nya dari velg mobil bekas carry," jelasnya.

Untuk gear boks didapatnya dari rotary traktor. Selain itu, mesin di depan silinder yang digunakan untuk menggetarkan jalan, berasal dari pompa air bekas. "Selain itu di bagian belakang menggunakan mesin bekas kompresor pompa angin," jelasnya.

Kemudian untuk body, ia menggunakan plat bekas generator. Sariman menghitung, untuk membuat silinder sederhana tersebut menghasilkan dana Rp 15 juta.

"Jadi semuanya bekas, yang baru hanya laher, pipa dan keran. Dirigen saja bekas, tempat bahan bakar juga bekas tangki motor," jelasnya.

Kini Sariman sedang mengerjakan proyek pengaspalan di pengisian bahan bakar mini milik Sugiyanto di Desa Tambaksari. Menurut Sugiyanto, anggaran yang digunakan untuk menggunakan roller ciptaan Sariman jauh lebih murah dibanding menggunakan roller yang besar.

"Kalau yang besar itu sehari bisa mencapai Rp 2 juta, sedangkan dengan silinder buatan Sariman paling hanya Rp 600 ribu walau dua hari," jelasnya.

(mdk/ren)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Potret Mereka yang Hidup dari Sampah, Beginilah Perjuangannya Setiap Hari
FOTO: Potret Mereka yang Hidup dari Sampah, Beginilah Perjuangannya Setiap Hari

Sasaran mereka mengumpulkan barang bekas seperti botol plastik, kertas dan kabel lalu dijual kembali ke pengepul.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Pasar Loak Lemahwungkuk di Cirebon, Surganya Perkakas Rumah Tangga sampai HP Bekas
Mengunjungi Pasar Loak Lemahwungkuk di Cirebon, Surganya Perkakas Rumah Tangga sampai HP Bekas

Di sini berbagai jenis barang bekas tersedia, mulai dari perkakas, HP sampai kursi roda.

Baca Selengkapnya
10 Potret Knalpot Motor dari Barang Bekas, Tingkat Kreativitasnya di Luar Nalar
10 Potret Knalpot Motor dari Barang Bekas, Tingkat Kreativitasnya di Luar Nalar

Ada knalpot motor yang memakai kaleng bekas makanan hingga menggunakan toa masjid. Simak yuk!

Baca Selengkapnya