Mengeksplorasi Budaya Dayak Kapuas Hulu Lewat Susur Nusantara
Merdeka.com - Kebesaran budaya Suku Dayak sudah tak terbantahkan. Sebagai suku terbesar di Pulau Kalimantan, keberadaannya mampu memberikan warna yang luar biasa.
Kebesaran Dayak tercermin dalam program Susur Nusantara Dayak Kalimantan Barat (Kalbar), 11-15 November lalu. Sebanyak 7 orang influencer media sosial dibuat terpukau kekayaan budaya Suku Dayak di sekitar Kapuas Hulu, Kalbar.
Dalam Susur Nusantara, yang berhasil ditemui adalah Suku Kayaan di Datah Diaan, Suku Dayak Tamambalo Apalin di Banua Tengah hilir, Suku Iban di Kedungkang, hingga Suku Dayak Iban di Sungai Utik.
-
Bagaimana tempat tinggal itu terjaga sampai sekarang? Pada saat itu, sebuah runtuhan batu menghalangi pintu masuk gua sehingga mengunci isinya seperti kapsul waktu prasejarah.
-
Apa yang istimewa dari Rumah Kalang ini? Seperti Rumah Kalang lainnya, rumah milik Noerijah memiliki arsitektur yang khas. Arsitekturnya merupakan perpaduan antara gaya Indisch dan Jawa.
-
Bagaimana rumah Titi Kamal di Bali memberikan kenyamanan? Dengan warna dominan putih dan elemen kayu, rumah ini memancarkan nuansa yang hangat dan menenangkan. Desain yang unik ini mencerminkan gaya modern namun tetap mempertahankan keindahan alam sekitarnya.
-
Dimakan kamar lesehan cocoknya? Desain semacam ini umumnya diterapkan pada kamar kos atau kamar berukuran kecil untuk menciptakan kesan lapang dan terorganisir.
-
Apa yang istimewa dari salah satu rumah? Para ahli menyebutkan, salah satu dari rumah tersebut berbeda karena memiliki penampilan mirip istana.
-
Apa fasilitas yang ada di rumah Inul? Fasilitas di rumah ini sangat lengkap, mulai dari kolam renang hingga gym pribadi.
"Asik. Keren. Ini di luar ekspektasi. Budayanya luar biasa. Dengan sambutan hangat di setiap suku yang kami singgahi. Sepertinya kurang waktu yang ada untuk menjelajahi eksotisme Suku Dayak di Kapuas Hulu," ujar Pipit Damayanti, seorang food blogger asal Jogja yang mengikuti program tersebut.
Ucapan Pipit memang tak terbantahkan. Keramahan dan senyuman selalu menyertai tim Susur Nusantara ketika berkunjung ke setiap suku. Beragam suguhan kuliner selalu menyertai disetiap kesempatan. Suguhan ini menjadi menu wajib bagi para tamu yang datang.
Menunya sudah pasti nikmat. Seluruh kuliner yang disediakan merupakan hasil ladang serta alam sekitar. Ada sayur pakis, sayur labu, sayur daun ubi, ikan asin, telur, ikan sungai serta sambal.
Mengeksplorasi Budaya Dayak Kapuas Hulu Lewat Susur Nusantara ©2018 Merdeka.com"Suguhan tersebut merupakan bagian yang tak terpisahkan dari budaya mereka. Dan pantang bagi kita menolaknya. Hal ini juga merupakan budaya mereka untuk memuliakan para tamu. Masakannya sederhana namun begitu nikmat. Karena semua bahannya fresh dari alam," ungkap pemilik akun instagram @kulinerjogja tersebut.
Eksotisme Tanah Borneo semakin lengkap dengan hadirnya budaya tatto Suku Dayak yang mendunia. Bukan sekedar seni menggambar tubuh, tatto Dayak merupakan representasi dari nilai-nilai kehidupan. Begitu kaya makna. Semua bernuansa alam yang merupakan nilai terpenting kehidupan mereka.
"Bagi masyarakat Dayak alam adalah ibu. Alamlah yang memberikan kehidupan. Maka dari itu semua direpresentasikan didalam seni mereka. Cara mereka hidup yang menjaga alam juga menjadi sebuah keunikan tersendiri. Dan itu juga sejalan dengan prinsip pariwisata berkelanjutan yang juga menjadi fokus Kemenpar," terang Pipit.
Nilai-nilai itu juga tersaji kuat di Rumah Betang. Rumah tradisional Suku Dayak ini memberikan sebuah aura yang membuat betah setiap tamu yang datang. Beragam ukiran serta patung khas Dayak di rumah ini begitu kaya untuk ditelusuri.
Mengeksplorasi Budaya Dayak Kapuas Hulu Lewat Susur Nusantara ©2018 Merdeka.comSoal fasilitas tak perlu diragukan. Sejak tahun lalu Rumah Betang telah memiliki kamar-kamar khusus yang difungsikan sebagai homestay. Kamarnya nyaman. Toiletnya bersih. Listrik pun tersedia. Hal ini dilakukan dengan semakin maraknya wisatawan yang datang dan menginap di Rumah Betang.
"Menginap di Rumah Betang sensasinya berbeda. Kita diajak merasakan bagaimana menjadi masyarakat Dayak. Mandi di sungai, ikut ke ladang, ikut memasak, dan itu memberikan pengalaman yang mengasikkan. Dan semunya terbungkus manis indahnya alam Borneo," ujar Pipit.
Terpisah, Asisten Deputi Strategi dan Komunikasi I pada Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Hariyanto mengatakan, famtrip ini dilakukan untuk mengangkat serta memetakan potensi destinasi lain di Indonesia. Hal ini sangat strategis mengingat banyaknya potensi destinasi yang belum terekspose secara menyeluruh.
"Pemetaan berbagai potensi ini dilakukan untuk menghadirkan berbagai potensi tersembunyi dari pariwisata Indonesia. Strateginya menggunakan influencer media sosial sehingga destinasi-destinasi ini makin berkibar lagi," ujar Hariyanto yang diamini oleh Kepala Bidang Komunikasi Media Digital, Deputi Strategis dan komunikasi Pemasaran I, Titus Haridjati.
Hingga saat ini program Susur Nusantara telah dilaksanakan di berbagi destinasi di Indonesia. Dari mulai Nias, Natuna, Wakatobi, Toraja, Dayak Kalbar, Luwuk, Sombori dan nantinya berakhir di Sentani Papua
"Target kita membidik pangsa pasar lebih luas. Selain wisatawan manca negara kita juga membidik wisatawan nusantara khususnya kaum milenial. Seluruh materi yang ada kita sajikan lengkap di media sosial para influencer dan juga di instagram @pesonaid_travel dengan hastag #SusurNusantara," timpal Titus.
Program ini pun mendapat apresiasi positif Menteri Pariwisata Arief Yahya. Eksplorasi untuk mengangkat potensi tersembunyi pariwisata Indonesia. Sehingga nantinya dapat memberikan pilihan destinasi lebih luas lagi bagi para wisatawan.
"Indonesia itu bukan cuma Bali. Indonesia itu bukan cuma Jogja. Kekuatan alamnya sudah tak terbantahkan. Sedangkan kekuatan budayanya menjadi sebuah nilai tersendiri yang mengundang wisatawan datang. Contohnya kekayaan budaya Suku Dayak di Kapuas Hulu ini," ujar Menpar Arief Yahya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bosan dengan liburan yang gitu-gitu aja? Kamu bisa mencoba pengalaman kamping yang berbeda dan antimainstream ini.
Baca SelengkapnyaWarisan budaya leluhur di Kampung Naga amat menarik untuk dipelajari.
Baca SelengkapnyaBeberapa waktu lalu, Ashanty berkunjung ke rumah pengasuh anaknya yang bernama Suteng. Soalnya, rumah Suteng baru saja selesai dibangun.
Baca SelengkapnyaRumah Tuo Rantau Panjang jadi salah satu warisan nenek moyang Jambi 700 tahun silam yang masih bisa disaksikan hingga sekarang.
Baca SelengkapnyaIntip isi rumah karyawan Freeport ala Eropa. Ternyata fasilitasnya kelas satu sampai bikin melongo.
Baca SelengkapnyaPuan tiba di IKN pada Jumat (16/8) malam setelah mendarat di Balikpapan dan langsung menuju ke RTJM.
Baca SelengkapnyaToilet SPBU di Sukabumi ini viral karena estetis bak di hotel, bikin betah.
Baca SelengkapnyaPembiayaan homestay SMF di Desa Nglanggerang berkontribusi dalam mendukung peningkatan taraf hidup dan perekonomian warga.
Baca SelengkapnyaSosok Aty Kodong dikenal setelah dirinya lolos audisi dan menjadi runner-up Dangdut Academy
Baca SelengkapnyaDesa Wisata Nusa di Kabupaten Aceh Besar, Aceh, memiliki beragam paket wisata dan bisa menginap di homestay milik warga.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil ingin membangun penginapan (homestay) Kampung Wisata Betawi di Setu Babakan.
Baca SelengkapnyaRumah milik warga Baduy ini unik dan beda dari yang lain.
Baca Selengkapnya