Mengenal dakwah Islam nusantara lewat film dokumenter
Merdeka.com - Ratusan santri Pondok Pesantren Salafiyah Desa Karangasem, Kertanegara Purbalingga Jawa Tengah menyaksikan film dokumenter 'Jalan Dakwah Pesantren' yang diproduksi Kementerian Agama RI, Rekam Docs dan 1926 yang difasilitasi Cinema Lovers Community (CLC) Purbalingga. Nonton bersama ini digelar Minggu (30/10) malam kemarin.
Rangkaian pemutaran yang dilakukan di kantong-kantong pesantren, komunitas film dan perguruan tinggi tersebut menjadi bagian dari kampanye wajah pesantren yang selalu berdialog dengan zaman.
Dalam pemutaran film yang digelar di Pondok Pesantren Salafiyah, antusiasme santri terasa dalam diskusi yang dilakukan usai pemutaran. Salah satu santri Pondok Pesantren Salafiyah, Zaki Maftukhan, mengakui film dokumenter tersebut mampu membangkitkan kebanggaannya menjadi bagian dari dunia pesantren.
-
Siapa yang pernah belajar di pondok pesantren? Anak sulungnya, Laura Meizani Nasseru Asry, memilih untuk melanjutkan pendidikan di pondok pesantren setelah menyelesaikan Sekolah Dasar.
-
Bagaimana santri di Pondok Al Fatah berdakwah? Para santri dan lulusan Temboro melakukan khuruj (berdakwah) sebagaimana yang dilakukan anggota JT di tempat lainnya.
-
Apa nama asli daerah tempat pondok pesantren Langitan berdiri? Nama Pesantren Langitan berasal dari nama lama daerah tempat pesantren itu berdiri, Plang Wetan atau Plangitan yang kemudian dibaca Langitan.
-
Bagaimana metode pembelajaran di Pesantren Sam'an? Metode Sam’an yang diambil dari bahasa Arab yang artinya 'mendengar'. Nama ini juga selaras dengan nama ponpes yang merepresentasikan para santri.
-
Siapa yang membangun Pesantren Bumi Tanah Jawi? Cak Diqin mendirikan Pondok Pesantren (Ponpes) Tahfidz Qur’an Bumi Tanah Jawi di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
-
Dimana pondok pesantren Langitan berada? Jauh sebelum Indonesia merdeka, yakni pada tahun 1852, Kiai Muhammad Nur mendirikan pondok pesantren di Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban.
"Saya merasa bangga menjadi santri setelah menonton film ini," katanya.
Sutradara film Jalan Dakwah Pesantren, Yuda Kurniawan mengatakan, film berdurasi 37 menit tersebut mengangkat kisah sejarah panjang pondok pesantren yang identik dengan lokalitas dan keragaman tradisi ciri khas budaya Indonesia.
"Pesantren selalu berdialog dengan keadaan dan telah menjadi bagian dari peradaban dunia," ucapnya.
Kepada para santri dan warga sekitar pesantren, Yuda menceritakan pengalamannya selama proses produksi film yang diproduseri Hamzah Sahal ini.
Menurutnya, proses produksi pembuatan film dokumenter ini berbeda dari yang biasa dilakukannya.
"Jika biasanya, saya bikin dokumenter ingin cepat selesai, untuk film ini sebaliknya, saya sangat menikmati," ujarnya.
Sementara itu, pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah, Mansur Awit mengatakan, peran santri pondok pesantren saat ini seharusnya mulai terbuka terhadap dunia luar. Hal itu, katanya, sebagai langkah strategis untuk menyampaikan dakwah yang menyejukan dan efisien.
"Dan ini menjadi tantangan dan tanggung jawab para santri harus tahu bagaimana sejarah dakwah Islam masuk Nusantara. Kemudian, pemanfaatan teknologi internet, setidaknya untuk mengimbangi dakwah-dakwah versi wahabi yang sudah terlebih dahulu menggunakan teknologi itu," ucap pria yang pernah mengenyam pendidikan di Al-Azhar Kairo, Mesir ini.
Sebelum pemutaran film 'Jalan Dakwah Pesantren', beberapa film pendek produksi Ponpes Salafiyah diputar dalam agenda yang menargetkan pemutaran keliling di Pulau Jawa tersebut.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pondok pesantren ini pernah beberapa kali menjadi basis perjuangan rakyat melawan penjajah.
Baca SelengkapnyaSaat ini, pesantren juga mendapatkan perhatian lebih dari negara dengan disahkannya Undang-Undang Pesantren di tahun 2019 lalu.
Baca SelengkapnyaPesantren ini berencana mendirikan Posyandu Center of Excellent.
Baca SelengkapnyaSimak cara penyebaran Islam di Indonesia berikut ini beserta sejarah masuknya.
Baca SelengkapnyaDakwah Walisongo memainkan peran penting dalam perkembangan agama Islam, khususnya di pulau Jawa.
Baca SelengkapnyaJemaahnya tidak hanya berasal dari Indonesia, ada juga dari mancanegara.
Baca SelengkapnyaHasyim Asy'ari dan Syaikhona Kholil punya kenangan khusus di sini
Baca SelengkapnyaSang pendiri, Kiai Nur baru mendirikan surau saat puluhan santri datang untuk berguru padanya.
Baca SelengkapnyaPenyebaran Islam di Nusantara merupakan salah satu fenomena sejarah yang menarik untuk dikaji.
Baca SelengkapnyaPenting membedakan hal yang relevan dan tidak sehingga tidak terjebak dalam paham radikal
Baca SelengkapnyaTak biasa, di masjid tersebut telah melaksanakan salat tarawih dengan durasi terlama.
Baca SelengkapnyaPondok Pesantren Al Fatah di Desa Temboro Kabupaten Magetan ini jadi pusat Jemaah Tabligh terbesar di Asia Tenggara. Santrinya bisa naik kuda hingga unta.
Baca Selengkapnya