Mengenal Siklon Tropis: Penyebab, Ciri-ciri, dan Dampaknya
Siklon tropis merupakan badai bertekanan rendah yang terbentuk di laut hangat. Ketahui penyebab, dampak, dan cara mitigasinya.
Indonesia sering kali mengalami cuaca yang ekstrem, yang ditandai dengan hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi. Salah satu faktor utama yang memicu fenomena ini adalah siklon tropis, yang merupakan sistem badai besar yang terbentuk di perairan yang hangat. Keberadaan siklon tropis ini sering kali memberikan dampak yang signifikan terhadap kondisi cuaca di berbagai daerah, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Menurut Pusat Meteorologi Maritim BMKG, siklon tropis merupakan badai bertekanan rendah dengan kecepatan angin tinggi yang berputar di sekitar pusatnya. Badai ini dapat terbentuk di lautan dengan suhu permukaan minimal 26,5°C, dan kecepatan angin yang dihasilkan bisa mencapai lebih dari 34 knot.
Lantas, bagaimana sebenarnya siklon tropis terbentuk? Apa saja dampaknya terhadap lingkungan dan bagaimana cara mitigasi yang tepat? Berikut ulasan lengkapnya.
Apa Itu Siklon Tropis?
Siklon tropis merupakan badai besar yang terbentuk di atas perairan hangat dengan adanya sistem tekanan rendah non-frontal. Badai ini dicirikan oleh angin yang bergerak melingkar dengan kekuatan sangat tinggi di sekitar pusatnya, yang dikenal sebagai "mata siklon". Di dalam sistem siklon tropis, mata siklon adalah area yang paling tenang, sedangkan di sekelilingnya terdapat dinding siklon yang mengalami curah hujan yang sangat tinggi dan angin yang kencang.
Berbagai wilayah memberikan nama yang berbeda untuk fenomena ini:
- Hurricane (ditemukan di Samudra Atlantik Utara dan Timur Laut Pasifik)
- Typhoon (terjadi di Samudra Pasifik Barat)
- Cyclone (dapat ditemukan di Samudra Hindia dan Pasifik Selatan)
Siklon tropis dapat memiliki masa hidup yang bervariasi, mulai dari 3 hingga 18 hari. Badai ini cenderung melemah saat bergerak menuju daratan atau memasuki perairan yang lebih dingin.
Penyebab Terjadinya Siklon Tropis
Siklon tropis tidak muncul begitu saja; ia terbentuk melalui berbagai kondisi atmosfer yang saling mendukung. Beberapa faktor utama yang menyebabkan terbentuknya siklon tropis adalah sebagai berikut:
- Suhu Permukaan Laut Tinggi
Siklon tropis dapat berkembang hanya jika suhu permukaan laut mencapai setidaknya 26,5°C hingga kedalaman 60 meter. Suhu yang cukup tinggi ini menghasilkan tingkat penguapan yang memadai untuk menciptakan awan badai.
- Kelembapan Atmosfer Tinggi
Kelembapan yang tinggi di atmosfer bagian tengah, sekitar 5 km di atas permukaan laut, sangat penting untuk mendukung pertumbuhan awan konvektif yang menjadi dasar bagi pembentukan badai.
- Atmosfer yang Tidak Stabil
Kondisi atmosfer yang tidak stabil akan memicu pembentukan awan Cumulonimbus, yang merupakan indikator utama dari adanya wilayah konvektif yang kuat.
- Jarak dari Khatulistiwa
Siklon tropis biasanya terbentuk minimal 500 km dari khatulistiwa, karena efek Coriolis sangat diperlukan untuk menciptakan rotasi angin yang melingkar.
Proses Terbentuknya Siklon Tropis
Siklon tropis melalui empat tahap utama dalam siklus hidupnya.
- Tahap Pembentukan dimulai ketika gangguan atmosfer menciptakan wilayah konvektif. Dari citra satelit, terlihat awan spiral yang mulai terbentuk.
- Tahap Belum Matang terjadi ketika struktur siklon semakin berkembang, di mana tekanan udara menurun dan kecepatan angin meningkat. Pada tahap ini, pusat sirkulasi mulai terbentuk dan awan berbentuk spiral menjadi lebih jelas.
- Tahap Matang, siklon tropis mencapai kekuatan maksimal. Angin berputar stabil dengan curah hujan yang tinggi. Jika siklon cukup kuat, mata siklon akan terlihat jelas dari citra satelit.
- Tahap Pelemahan terjadi ketika siklon mulai kehilangan kekuatannya, terutama saat memasuki wilayah perairan dingin atau daratan. Tekanan udara meningkat dan struktur badai melemah secara bertahap, menandai akhir dari siklus hidup siklon tersebut.
Dampak Siklon Tropis
Dampak dari siklon tropis dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu dampak langsung dan dampak tidak langsung. Dampak langsung mencakup beberapa hal berikut:
- Gelombang tinggi yang dapat membahayakan aktivitas di perairan serta berpotensi menyebabkan banjir di daerah pesisir.
- Badai dan gelombang badai (storm surge) yang dapat menyebabkan kenaikan permukaan air laut, sehingga berisiko menenggelamkan area pesisir.
- Curah hujan yang sangat tinggi yang berpotensi memicu terjadinya banjir dan tanah longsor.
- Angin kencang yang dapat merusak bangunan, jaringan listrik, serta infrastruktur lainnya.
Sementara itu, dampak tidak langsung dari siklon tropis meliputi:
- Perubahan pola cuaca yang dapat menyebabkan curah hujan yang tinggi di satu daerah dan kekeringan di daerah lain.
- Gangguan pada transportasi udara dan laut, yang disebabkan oleh angin kencang serta gelombang tinggi yang berbahaya bagi penerbangan dan pelayaran.
Upaya Mitigasi Siklon Tropis
Mitigasi terhadap bencana siklon tropis memerlukan serangkaian langkah proaktif untuk meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkannya. Salah satu langkah penting adalah Peringatan Dini oleh BMKG, di mana
- BMKG, melalui Jakarta Tropical Cyclone Warning Center (TCWC), secara rutin memantau perkembangan siklon tropis dan memberikan peringatan dini kepada masyarakat yang berada di wilayah berisiko.
Selain itu, Persiapan Infrastruktur juga sangat krusial.
- Pemerintah bersama masyarakat harus memastikan bahwa bangunan yang ada mampu tahan terhadap angin kencang serta sistem drainase berfungsi dengan baik untuk mengurangi risiko terjadinya banjir.
Selanjutnya, Edukasi dan Kesiapsiagaan Masyarakat menjadi hal yang tidak kalah penting.
- Masyarakat perlu memahami tanda-tanda awal kedatangan siklon tropis dan mengetahui cara evakuasi yang aman.
- Disarankan untuk menyiapkan tas siaga yang berisi dokumen penting, makanan kering, air minum, senter, dan obat-obatan untuk menghadapi situasi darurat.
Pertanyaan Seputar Siklon Tropis
1. Apa perbedaan antara siklon tropis dan tornado?
Tornado terjadi di darat dengan radius lebih kecil, sedangkan siklon tropis terbentuk di laut dengan radius lebih luas.
2. Mengapa Indonesia jarang mengalami siklon tropis secara langsung?
Indonesia terletak di dekat khatulistiwa, di mana efek Coriolis yang diperlukan untuk pembentukan siklon relatif lemah.
3. Bagaimana cara mengetahui adanya siklon tropis?
Masyarakat dapat memantau informasi cuaca dari BMKG atau menggunakan aplikasi prakiraan cuaca.