Mengenal Sosok Arief Sulistyanto, Pensiunan Jenderal Eks Penyidik Kasus Munir yang Jadi Komisaris Baru ASABRI
Arief tercatat 36 tahun berkarier di institusi Bhayangkara.
Arief tercatat 36 tahun berkarier di institusi Bhayangkara.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengangkat Arief Sulistyanto sebagai Komisaris Independen PT Asuransi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ASABRI).
Penunjukan Arief, yang merupakan pensiunan polisi berpangkat komisaris jenderal atau bintang itu melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT ASABRI.
"Selamat datang kepada Bapak Komjen. Pol. (Purn) Arief Sulistyanto yang telah resmi bergabung bersama kita dan hadir dalam forum bahagia ini. Perlu saya sampaikan bahwa PT ASABRI (Persero) senantiasa melakukan transformasi dan perbaikan di berbagai lini," kata Direktur Utama PT ASABRI, Wahyu Suparyono dikutip dari Antara.
Sebelum menjabat Komisaris PT ASABRI, Arief tercatat memegang sejumlah posisi selama berkarier sebagai polisi.
Arief mengawali karier di Korps Bhayangkara setelah lulus dari Akademi Kepolisian pada tahun 1987.
Pria kelahiran Nganjuk, Jawa Timur itu pernah menjadi Kasat Serse Polres Malang, Kasat Serse Polres Sidoarjo dan Kasat Serse Polres Pasuruan.
Arief pernah menjabat Kapolsek Metro Pasar Minggu dan Kapolsek Kota Bekasi.
Arief juga pernah menjadi Kapolda Kalimantan Barat pada 2014.
Nama Arief mulai dikenal luas ketika menjadi penyidik dalam tim khusus kasus besar yang menyedot perhatian publik, pembunuhan aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), Munir Said Thalib.
Munir yang merupakan salah satu aktivis pendiri Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) tewas pada 7 September 2004 di dalam pesawat.
Pengusutan kasus pembunuhan Munir kembali dibuka Polri menyikapi bebasnya Pollycarpus Budihari Priyanto.
Arief ketika itu mengatakan bahwa kasus pembunuhan Munir belum ditutup karena masih berkembang. Menurutnya, tidak ada istilah penyidikan dibuka dan ditutup.
Menurut Arief, penyidikan dimulai dengan mengirimkan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) kepada Kejaksaan selaku penuntut umum. Penyidikan di kepolisian dinyatakan selesai setelah kasus tersebut diambil alih kejaksaan dengan menyatakan berkas penyidikan lengkap atau P21.
Dalam penyidikan kasus pembunuhan Munir yang terjadi pada 2004, Arief mengklaim, kepolisian telah melakukan langkah signifikan. Bahkan polisi telah menyerahkan empat berkas dengan empat tersangka kepada kejaksaan.
Meski begitu, jenderal bintang tiga tersebut memastikan bahwa pihaknya siap melanjutkan proses penyidikan jika ditemukan fakta baru (novum). Dia juga memastikan bahwa kepolisian tidak hanya menunggu adanya bukti baru terkait kasus kematian Munir, tapi juga ikut aktif mencari.
"Ini kami tidak pernah menutup, karena di dalam penyidikan tidak ada konsep buka dan tutup. Yang ada adalah memulai dan menyelesaikan," ujar Arief usai mendapat kenaikan pangkat di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat (7/9).
Namun penyidikan kasus kematian Munir belum rampung, Arief dirotasi menjadi Kalemdiklat Polri pada 2019 dan Kabaharkam Polri hingga pensiun pada 24 Maret 2023. Arief tercatat 36 tahun berkarier di institusi Bhayangkara.
Menteri BUMN, Erick Thohir selaku RUPS memberhentikan dengan hormat Komjen. Pol. (Purn) Ari Dono Sukmanto.
Baca SelengkapnyaArief baru saja ditunjuk sebagai Komisaris Independen PT Asabri (Persero)
Baca SelengkapnyaSihol Situngkir memenuhi panggilan dari penyidik Bareskrim Polri terkait tersangka TPPO mahasiswa magang ke Jerman
Baca SelengkapnyaKala itu, Indra masih berpangkat AKBP menjabat sebagai Kapolresta Cirebon. Dia menjadi sosok utama yang memimpin kasus sadis tersebut.
Baca SelengkapnyaPengeroyokan terhadap seorang anggota polisi, merupakan kasus ketiga yang menjeratnya.
Baca SelengkapnyaPolisi hingga kini menyelidiki dan membidik tiga tersangka baru dalam kematian santri tersebut.
Baca SelengkapnyaIa baru saja dilantik menjadi Kapolda Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Senin (29/4). Sebelumnya, Dwi Irianto sudah mengemban berbagai jabatan penting.
Baca SelengkapnyaAlih-alih adanya PRRI membuat riuh keadaan pemerintah Indonesia khususnya di wilayah Sumatera, peran kolonel ini justru bersikap sebaliknya.
Baca Selengkapnya“Iya rencana kita periksa kejiwaanya,” kata Kapolres Penajam Paser Utara (PPU), AKBP Supriyanto
Baca Selengkapnya