Menko PMK Terima Gelar Adat Raden Pangeran Anom dari Kasepuhan Majan
Saat memberikan sambutan, Muhadjir mengungkapkan, dirinya merasa terhormat dapat menerima gelar yang diberikan oleh Kasepuhan Majan.
Gelar yang disematkan secara langsung oleh Ketua dan Dewan Sesepuh Adat Kasepuhan Majan
Menko PMK Terima Gelar Adat Raden Pangeran Anom dari Kasepuhan Majan
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menerima gelar Raden Pangeran Anom (R.P.A.) dari Kasepuhan Majan di Serambi Masjid Kasepuhan Majan Tulungagung Jawa Timur, pada Jumat (29/9).
Gelar yang disematkan secara langsung oleh Ketua dan Dewan Sesepuh Adat Kasepuhan Majan tersebut merupakan bentuk penghargaan kepada keturunan keluarga Sentono Dalem Majan yang telah berjasa kepada negara serta dinilai memiliki jiwa penuh semangat serta amanah pada tanggung jawab yang diemban.
Saat memberikan sambutan, Muhadjir mengungkapkan, dirinya merasa terhormat dapat menerima gelar yang diberikan oleh Kasepuhan Majan
Muhadjir mengatakan, gelar yang telah disematkan itu dapat menjadi motivasi bagi dirinya untuk terus memberikan tindakan pelayanan yang terbaik bagi seluruh masyarakat.
“Saya senang sekali dengan penghormatan yang diberikan ini. Marilah kita terus nguri-nguri, melestarikan, dan memajukan apa yang telah dirintis oleh pendahulu kita,” ujar Muhadjir sesaat setelah mengikuti prosesi penganugerahan gelar adat.
Silsilah Keluarga Muhadjir
Muhadjir diketahui merupakan bagian dari keluarga besar Dzuriyah Kiai Ageng Basyariyah Sewulan atau Raden Bagus Harun. Nenek moyang Muhadjir yang bernama Raden Qosim (menantu Kiai Ageng Basyariyah).
Lalu, menikah dengan Nyai Lidah Hitam atau Siti Fatimah Binti K.A. Basyariyah.
Keduanya merupakan pendiri dari Perdikan dan Ponpes Tawangsari Tulungagung.
Muhadjir mengajak para pemangku adat dan raja-raja sultan se-Nusantara untuk terus berperan peran aktif dalam memajukan kebudayaan dan menjaga persatuan bangsa
Upaya itu dapat dilakukan dengan terus memelihara budaya dan identitas lokal, turut serta menguatkan pendidikan dan kesadaran sejarah, serta mendukung pembangunan lokal melalui sumber daya yang dimiliki.
Hal ini penting dilakukan, Muhadjir menilai, pusat-pusat perdikan, kerajaan, hingga pondok pesantren sejak dahulu telah menjadi sumber tatanan hidup untuk membangun nilai-nilai adat, tata krama, sopan santun, dan istiadat dalam masyarakat.
Dia meyakini kemajuan bangsa dapat dimulai dari memperkokoh dan memperkuat tradisi yang dimiliki.
“Salah satu yang telah dikembangkan di Perdikan Majan ini bentuk dari upaya untuk membangun nilai-nilai yang adiluhung yang tetap bersandar kepada nilai-nilai lokal di Tulungagung,” ucap Muhadjir.
Selepas prosesi penyematan gelar adat, Muhadjir turut berziarah ke Makam Sentono Dalem yang masih berada di area lokasi kompleks Masjid Kasepuhan Majan untuk melakukan doa bersama dan prosesi tabur bunga di makam para leluhur keluarga Sentono Dalem.