Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Merawat Jejak Kiai Dahlan dan Perjalanan Panjang Muhammadiyah

Merawat Jejak Kiai Dahlan dan Perjalanan Panjang Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan. ©blogspot.com

Merdeka.com - Satu per satu artefak dan dokumen yang merekam sejarah panjang perjalanan Kiai Ahmad Dahlan dan organisasi keagamaan Muhammadiyah dikumpulkan. Diperoleh dari keluarga dan ahli waris tokoh Muhammadiyah yang ada di daerah seluruh Indonesia. Kepingan sejarah itu akan dikumpulkan di dalam Museum Muhammadiyah yang rencananya mulai dibuka tahun 2022.

Wakil Ketua Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Widyastuti menjelaskan, berbagai dokumen dan prasasti bersejarah yang mengiringi perjalanan Muhammadiyah. Mulai dari foto dokumentasi pergerakan Muhammadiyah, lagu-lagu yang selalu diputar di setiap Muktamar, dan benda bersejarah lainnya.

“Ada kursi keluarga Kiai Dahlan dan tokoh lain. Kursi sekolah di Kudus yang jadi saksi berdirinya sekolah Muhammadiyah sejak 1920. Ada pula hibah perangko yang diterbitkan Hindia Belanda tahun 1942,” ujar Widyastuti saat konferensi pers di kantor KLY, Kamis (30/9).

Benda bersejarah ini diperoleh dari hibah. Pemberian keluarga dan ahli waris tokoh Muhammadiyah. Salah satunya KH Yunus Anis, Ketua Muhammadiyah yang juga pengikut awal KH Ahmad Dahlan.

Sejak awal mencetuskan ide pendirian museum, pengurus pusat Muhammadiyah sudah melakukan sosialisasi ke seluruh daerah. Agar barang berharga yang jadi saksi bisu perjalanan Muhammadiyah, bisa dikumpulkan. Ada tim yang terdiri dari arkeolog dan ahli sejarah. Untuk memastikan barang tersebut bernilai sejarah, mereka biasanya berbincang dan menggali informasi dari pihak keluarga atau tokoh Muhammadiyah.

Dia mencontohkan, adanya sebuah foto lawas saat Kongres Muhammadiyah. Dalam foto itu tergambar sekelompok orang yang membawa makanan. Setelah ditelusuri dari berbagai literasi, termasuk catatan yang ditulis oleh murid Kiai Ahmad Dahlan, ada cerita sejarah di balik foto itu.

“Dalam perhelatan kongres, orang-orang datang ke Yogya dan membantu pelaksanaan dengan membawa bahan makanan. Murid Kiai Dahlan punya tulisan yang korelasi dengan dokumen saat itu,” katanya.

Tim arkeolog yang dilibatkan PP Muhammadiyah, selalu mempelajari catatan sejarah sekaligus merawat barang bersejarah yang rentan. Perlahan, puzzle sejarah Muhammadiyah mulai terkumpul di salah satu ruangan di kampus Universitas Ahmad Dahlan.

“Keselamatan barang ini bisa dipertanggungjawabkan. Perawatan baik dan suhu udara terjamin. Arsip yang ada, bisa kami jamin keasliannya.”

Menurutnya, benda bersejarah mengenai perjalanan Muhammadiyah banyak tersebar di berbagai daerah. Berangkat dari situ, museum Muhammadiyah secara periodik akan memamerkan barang dari berbagai daerah. Pada tahap awal dimulai dari Yogyakarta, Jawa Tengah dan Sumatera Barat.

Museum Muhammadiyah akan berlokasi di Kampus IV, Universitas Ahmad Dahlan, Ring Road Selatan, Yogyakarta. Bukan tanpa alasan memilih lokasi tersebut. Ini merupakan kebijakan pengurus pusat. Pertimbangan pertama, demi keberlanjutan masa depan museum. Sehingga ada lembaga resmi yang mengelola dan bertanggung jawab.

Alasan kedua, museum harus terletak di lokasi strategis. Akses menuju museum tidak menyulitkan pengunjung. “Kalau di Kauman atau gedung dakwah tidak memungkinkan. Akan sangar crowded karena ribuan orang bisa datang ke museum. Jadi pertimbangan akses untuk pengunjung,” jelasnya.

Pengunjung museum ini nantinya akan dikenakan tarif. Menurutnya, ini sebagai bentuk penghargaan terhadap kebudayaan dan ilmu pengetahuan.Merekam Sejarah

Tak hanya menghadirkan Museum Sejarah, PP Muhammadiyah juga memiliki cara lain dalam merekam sejarah panjang sejak 1912. Salah satunya dengan menggelar Kongres Sejarawan Muhammadiyah pada November 2021. Menghadirkan sejarawan dari kalangan kader Muhammadiyah, dan juga sejarawan umum yang memiliki ketertarikan terhadap Muhammadiyah.

“Dinamika yang terjadi sejak 1912 sangat luar biasa dan belum banyak yang ditulis secara tuntas baik sejarawan muhammadiyah atau orang yang tertarik bicara sejarah Muhammadiyah,” imbuh Widyastuti.

Menurutnya, cukup banyak catatan sejarah Muhammadiyah yang tidak ditulis sejarawan melainkan pengurus pimpinan di masing wilayah. Karena itu, PP Muhammadiyah merasa perlu mengumpulkan puzzle catatan sejarah.

Sejak Juli 2021, sudah mulai rangkaian dengan bedah karya Muhammadiyah. Bicara mengenai sayap organisasi Muhammadiyah. Pada Bulan Agustus diskusi tentang peran kebangsaan para tokoh Muhammadiyah. Pada Bulan September, diskusi mengenai hidup kebangsaan.

“Kita juga gelar workshop penulisan sejarah dan wisata religi. Kita ingin situs Muhammadiyah sebagai media pembelajaran dan kebudayaan,” tutupnya.

(mdk/fik)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Hadir Sebagai Tonggak Baru Perjuangan Bangsa, Ini Fakta Unik Museum Muhammadiyah
Hadir Sebagai Tonggak Baru Perjuangan Bangsa, Ini Fakta Unik Museum Muhammadiyah

Museum tersebut berisi tentang perjuangan Muhammadiyah sejak lahir sampai hari ini.

Baca Selengkapnya
1 Agustus 1886 Kelahiran KH Ahmad Dahlan, Pendiri Organisasi Muhammadiyah
1 Agustus 1886 Kelahiran KH Ahmad Dahlan, Pendiri Organisasi Muhammadiyah

Pada tahun 1912, ia mendirikan Muhammadiyah yang kini menjadi salah satu organisasi Islam terbesar Indonesia.

Baca Selengkapnya
Potret Kepala BPIP Kirab Alit dan Jamasan Pusaka di Sumedang
Potret Kepala BPIP Kirab Alit dan Jamasan Pusaka di Sumedang

Berbagai kegiatan budaya, seperti pertunjukan tari tradisional, pameran seni, dan bazar makanan, turut memeriahkan suasana.

Baca Selengkapnya
Ketua AMI: Pemerintahan Baru Harus Komitmen Terhadap Pelestarian Seni Budaya
Ketua AMI: Pemerintahan Baru Harus Komitmen Terhadap Pelestarian Seni Budaya

Putu menyampaikan komitmennya untuk mengawal seni budaya dari awal

Baca Selengkapnya
Harlah ke-101 NU, Begini Pesan MUI ke Warga Nahdliyin di Tahun Politik
Harlah ke-101 NU, Begini Pesan MUI ke Warga Nahdliyin di Tahun Politik

warisan pertama para kiai NU adalah paham keagamaan Ahlussunnah Waljama'ah (Aswaja)

Baca Selengkapnya
5 Museum Tokoh Kemerdekaan Indonesia, Cocok Dikunjungi Bersama Keluarga
5 Museum Tokoh Kemerdekaan Indonesia, Cocok Dikunjungi Bersama Keluarga

Banyak museum yang menyimpan benda-benda unik dan bersejarah.

Baca Selengkapnya
Masjid Tua di Wonogiri Ini Menyimpan Al-Qur'an Berusia 500 Tahun, Ini Faktanya
Masjid Tua di Wonogiri Ini Menyimpan Al-Qur'an Berusia 500 Tahun, Ini Faktanya

Masjid tua itu konon merupakan peninggalan Ki Ageng Pandanaran

Baca Selengkapnya
Ziarah ke Makam Ulama Di Jombang, Mahfud MD Punya Alasan Sendiri
Ziarah ke Makam Ulama Di Jombang, Mahfud MD Punya Alasan Sendiri

Ziarah ke Makam Ulama Di Jombang, Mahfud MD Punya Alasan Sendiri

Baca Selengkapnya
Wamen ATR Raja Juli Antoni: Kader Muhammadiyah Jangan Jago Kandang, Harus Diuji
Wamen ATR Raja Juli Antoni: Kader Muhammadiyah Jangan Jago Kandang, Harus Diuji

Raja Antoni, merasa heran apabila terdapat Kader Muhammadiyah menganggap kesalehan sosial tidak lagi keren, dan memilih kesalehan personal..

Baca Selengkapnya
Berkunjung ke Radya Pustaka Solo, Museum Tertua di Indonesia
Berkunjung ke Radya Pustaka Solo, Museum Tertua di Indonesia

Museum Radya Pustaka merupakan museum tertua di Indonesia. Tak tanggung-tanggung, koleksinya mulai dari masa kerajaan hingga masa penjajahan.

Baca Selengkapnya
4 Langkah Muhammadiyah Usai Terima Tawaran Pemerintah Kelola Izin Tambang
4 Langkah Muhammadiyah Usai Terima Tawaran Pemerintah Kelola Izin Tambang

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti menyebut akan melakukan 4 langkah usai menerima izin mengelola tambang

Baca Selengkapnya
Potret Museum Song Terus Pacitan dengan Koleksi Warisan 350 Ribu Tahun Lalu, Hadirkan Sensasi Hidup Zaman Purbakala
Potret Museum Song Terus Pacitan dengan Koleksi Warisan 350 Ribu Tahun Lalu, Hadirkan Sensasi Hidup Zaman Purbakala

Ruang pamer benda purbakala dari Kawasan Cagar Budaya Gunung Sewu sejak pleistosen tengah hingga holosen

Baca Selengkapnya