Wamen ATR Raja Juli Antoni: Kader Muhammadiyah Jangan Jago Kandang, Harus Diuji
Raja Antoni, merasa heran apabila terdapat Kader Muhammadiyah menganggap kesalehan sosial tidak lagi keren, dan memilih kesalehan personal..
Raja Juli pernah jabat Ketum PP IKP Muhammadiyah 2000-2002.
Wamen ATR Raja Juli Antoni: Kader Muhammadiyah Jangan Jago Kandang, Harus Diuji
Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Raja Juli Antoni, memberikan kuliah umum pada Rapat Kerja Nasional Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Makassar, Sulawesi Selatan.
Bertempat di Balai Sidang Universitas Muhammadiyah Makassar, Raja Antoni menyampaikan Peran Kader Muhammadiyah dalam Dinamika Keumatan dan Kebangsaan pada kamis, 27 Juli 2023.
Wamen ATR/BPN yang juga Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah periode 2000-2002 menyampaikan kegundahannya terhadap angkatan muda Muhammadiyah yang mengalami krisis kepercayaan diri dalam menjalankan praktik keagamaan ala Muhammadiyah.
Padahal, kata Raja Antoni, cara keislaman Muhammadiyah dengan mengutamakan kesalehan sosial adalah cara keislaman yang keren.
“Kesalehan sosial berarti kita membebaskan orang miskin agar berdaya, menyantuni anak yatim, memberikan pendidikan bagi yang tidak bisa mengakses pendidikan,” Ucap Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tersebut.
Dengan demikian, Raja Antoni, merasa heran apabila terdapat Kader Muhammadiyah menganggap kesalehan sosial tidak lagi keren, dan memilih kesalehan personal. Baginya, sejak dahulu Muhammadiyah tidak mengambil jalan keislaman berupa kesalehan personal. “Saya bukan menolak soleh ritual, boleh, tapi jangan berhenti disitu. Kesalehan harus ditunjukan dengan kebermanfaatan terhadap orang lain,” sambung Mantan Ketua PP Pemuda Muhammadiyah tersebut.Maka dari itu, dalam Rakernas Majelis Pendidikan Kader tersebut, Wamen ATR/BPN berharap supaya terdapat rumusan yang menjadi pedoman warga Muhammadiyah untuk kembali pada semangat keislaman sebagaimana awal kelahirannya. “Jadi di tengah pertarungan paradigma di arena liberal ini perkaderan Muhammadiyah akan bersikap seperti apa? Tentu perkaderannya harus meningkatan kepercayaan diri dengan cara keislaman Muhammadiyah,” tegas Raja Antoni.
Terkait kader Muhammadiyah dalam dinamika kebangsaan, Raja Antoni, meminta supaya kader-kader Muhammadiyah apalagi pucuk pimpinan di tingkat nasional harus melanjutkan kiprahnya ke level yang lebih tinggi. “Jangan Kader Muhammadiyah ini juga jago kandang. Di musywil, di muktamar, mungkin menang. Tapi apakah tetap bisa mempertahankan kemenangan itu di wadah yang lain? Patut kita uji,” tutup Raja Antoni.