MUI minta masyarakat mengecek sumber informasi dari media sosial
Merdeka.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa nomor 24 tahun 2017 tentang hukum dan pedoman bermuamalah melalui media sosial. Salah satu aspek yang ditekankan dalam fatwa tersebut yakni anjuran melakukan tabbayun atau klarifikasi atas berbagai informasi yang diterima lewat media sosial.
"Yang sering kali lazim dilakukan tapi tanpa disadari bahwa itu ternyata suatu kesalahan. Misal tabayyun atau klarifikasi. Umumnya tahu dapat informasi harus tabbayun dulu. Tapi tidak dilakukan stepnya," kata Sekretaris Komisi Fatwa Majelis UIama Indonesia (MUI) Asrorun Niam di Galeri Nasional, Jakarta Pusat, Jumat (9/6).
Asrorun mengatakan, ada tiga hal yang perlu diperhatikan warga net saat menerima informasi dari media sosial. Pertama harus memastikan dan melihat informasi tersebut didasari kredibilitas sumbernya. Sebab, ada kemungkinan benar atau salahnya informasi yang diterima lewat media sosial. Tetapi kebenaran dari suatu informasi yang didapat juga tak lantas boleh untuk disebarkan.
-
Bagaimana MUI menyarankan masyarakat melakukan pengecekan produk? MUI membolehkan lembaga atau masyarakat yang melakukan aksi boikot untuk melakukan riset, dengan tujuan membuktikan suatu produk benar terafiliasi dengan Israel. MUI juga mengimbau masyarakat agar menggunakan daftar produk terafiliasi Israel dari sumber yang jelas, sebagai rujukan untuk menjalankan instruksi atau Irsyadat MUI untuk aksi boikot.
-
Mengapa masyarakat diminta waspada? BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga yang ditetapkan sejak November 2020.
-
Kenapa penting cek halal MUI? Pasalnya, mengecek sertifikat halal MUI adalah langkah penting bagi konsumen Muslim untuk memastikan bahwa produk yang mereka konsumsi sesuai dengan prinsip-prinsip syariat Islam.
-
Bagaimana cara untuk memastikan kebenaran informasi yang kita dapat? Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan. Pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
-
Bagaimana cara mengecek kebenaran informasi? Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
-
Informasi apa yang disebarluaskan? Diseminasi adalah proses penyebaran informasi, temuan, atau inovasi yang direncanakan, diarahkan, dan dikelola agar dapat dimanfaatkan oleh kelompok target atau individu.
Hal ini, lanjut dia, dalam hadist disebut mencari sanad. Rujukan dari informasi tersebut juga harus dilihat kredibilitas medianya.
"Sama kalau melihat media atau orang. Ini bisa jadi salah satu pintu masuknya informasi. Tapi kalau ketahuan ini media abal-abal dan memang kerjanya untuk kepentingan provokasi, maka riwayatnya nggak layak dipercaya," tutur Asrorun.
Menurut dia, kedua yang perlu diperhatikan tentang isi konten. Warga net diminta saat menerima suatu informasi itu wajib melakukan validasi atas informasi. Para warga net juga dituntut untuk memahami maksud dari penyebaran konten yang dibagikan.
"Korbannya itu tidak mengenal usia dan golongan. Bahkan media yang kredibel juga pernah menyebarkan informasi hoax yang akhirnya belakangan minta maaf," kata Asrorun.
Selanjutnya, validasi ini juga harus bisa memisahkan antara ranah privasi dan umum. Dia mengatakan, banyak warga yang menyalahartikan informasi sehingga lahirlah fitnah dan hoax tersebar tanpa disadari.
"Terkadang kita malah kirim ke grup bilang 'mohon konfirmasi'. Kalau kondisinya begitu orang yang nggak tahu malah jadi tahu. Kalau mau Tabayun itu pribadi," kata Asrorun.
Ketiga, langkah tabayyun atau konfirmasi tersebut juga harus memperhatikan konteks ruang dan waktu. Sebab yang demikian itu bisa memicu kecemasan publik dan keresahan terhadap situasi yang terjadi pada masa itu.
"Misalnya ada kejadian banjir terus kita share ada banjir tinggi banyak korban. Tapi ditempatkan dalam ruang dan waktu yang salah sehingga seakan-akan terjadi hari ini," pungkas Asrorun.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dengan mengikuti tips ini, diharapkan masyarakat akan semakin waspada terhadap konten hoaks di media sosial yang berpotensi menyesatkan jelang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaHoaks dapat memecah belah persatuan bangsa, mengganggu stabilitas politik.
Baca SelengkapnyaRuang digital harus diisi dengan konten-konten yang positif dan karya yang baik.
Baca SelengkapnyaMasyarakat harus memiliki pemikiran kritis dalam membaca berita.
Baca SelengkapnyaMasyarakat jangan mudah terpapar informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memicu konflik.
Baca SelengkapnyaGalih Loss ditangkap polisi karena konten bermuatan penistaan agama
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menyebut masih banyak media online yang tidak memiliki dewan redaksi.
Baca SelengkapnyaDi sisi lain, dia mengakui bahwa temuan hoaks Mafindo jumlahnya lebih sedikit dari banyaknya hoaks yang tersebar.
Baca SelengkapnyaMenurut Bery, hoaks menggunakan kecerdasan buatan memang sudah cukup meresahkan.
Baca Selengkapnya