Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

MUI minta masyarakat mengecek sumber informasi dari media sosial

MUI minta masyarakat mengecek sumber informasi dari media sosial Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Niam Sholeh. ©2016 Merdeka.com/Yayu

Merdeka.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa nomor 24 tahun 2017 tentang hukum dan pedoman bermuamalah melalui media sosial. Salah satu aspek yang ditekankan dalam fatwa tersebut yakni anjuran melakukan tabbayun atau klarifikasi atas berbagai informasi yang diterima lewat media sosial.

"Yang sering kali lazim dilakukan tapi tanpa disadari bahwa itu ternyata suatu kesalahan. Misal tabayyun atau klarifikasi. Umumnya tahu dapat informasi harus tabbayun dulu. Tapi tidak dilakukan stepnya," kata Sekretaris Komisi Fatwa Majelis UIama Indonesia (MUI) Asrorun Niam di Galeri Nasional, Jakarta Pusat, Jumat (9/6).

Asrorun mengatakan, ada tiga hal yang perlu diperhatikan warga net saat menerima informasi dari media sosial. Pertama harus memastikan dan melihat informasi tersebut didasari kredibilitas sumbernya. Sebab, ada kemungkinan benar atau salahnya informasi yang diterima lewat media sosial. Tetapi kebenaran dari suatu informasi yang didapat juga tak lantas boleh untuk disebarkan.

Hal ini, lanjut dia, dalam hadist disebut mencari sanad. Rujukan dari informasi tersebut juga harus dilihat kredibilitas medianya.

"Sama kalau melihat media atau orang. Ini bisa jadi salah satu pintu masuknya informasi. Tapi kalau ketahuan ini media abal-abal dan memang kerjanya untuk kepentingan provokasi, maka riwayatnya nggak layak dipercaya," tutur Asrorun.

Menurut dia, kedua yang perlu diperhatikan tentang isi konten. Warga net diminta saat menerima suatu informasi itu wajib melakukan validasi atas informasi. Para warga net juga dituntut untuk memahami maksud dari penyebaran konten yang dibagikan.

"Korbannya itu tidak mengenal usia dan golongan. Bahkan media yang kredibel juga pernah menyebarkan informasi hoax yang akhirnya belakangan minta maaf," kata Asrorun.

Selanjutnya, validasi ini juga harus bisa memisahkan antara ranah privasi dan umum. Dia mengatakan, banyak warga yang menyalahartikan informasi sehingga lahirlah fitnah dan hoax tersebar tanpa disadari.

"Terkadang kita malah kirim ke grup bilang 'mohon konfirmasi'. Kalau kondisinya begitu orang yang nggak tahu malah jadi tahu. Kalau mau Tabayun itu pribadi," kata Asrorun.

Ketiga, langkah tabayyun atau konfirmasi tersebut juga harus memperhatikan konteks ruang dan waktu. Sebab yang demikian itu bisa memicu kecemasan publik dan keresahan terhadap situasi yang terjadi pada masa itu.

"Misalnya ada kejadian banjir terus kita share ada banjir tinggi banyak korban. Tapi ditempatkan dalam ruang dan waktu yang salah sehingga seakan-akan terjadi hari ini," pungkas Asrorun.

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Waspada Hoaks Jelang Pemilu 2024, Kenali Cirinya
Waspada Hoaks Jelang Pemilu 2024, Kenali Cirinya

Dengan mengikuti tips ini, diharapkan masyarakat akan semakin waspada terhadap konten hoaks di media sosial yang berpotensi menyesatkan jelang Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
Perkuat Literasi Digital, Cara Cegah Hoaks dan SARA Jelang Pemilu
Perkuat Literasi Digital, Cara Cegah Hoaks dan SARA Jelang Pemilu

Hoaks dapat memecah belah persatuan bangsa, mengganggu stabilitas politik.

Baca Selengkapnya
Kemenkominfo Bersama KWI Ajak Masyarakat Isi Ruang Digital dengan Konten Positif
Kemenkominfo Bersama KWI Ajak Masyarakat Isi Ruang Digital dengan Konten Positif

Ruang digital harus diisi dengan konten-konten yang positif dan karya yang baik.

Baca Selengkapnya
Masyarakat Diajak Bijak dan Kritis Hadapi Berita Hoaks Jelang Pemilu 2024
Masyarakat Diajak Bijak dan Kritis Hadapi Berita Hoaks Jelang Pemilu 2024

Masyarakat harus memiliki pemikiran kritis dalam membaca berita.

Baca Selengkapnya
Jadikan Perbedaan Kekuatan Cegah Masuknya Paham Radikal Intoleran
Jadikan Perbedaan Kekuatan Cegah Masuknya Paham Radikal Intoleran

Masyarakat jangan mudah terpapar informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memicu konflik.

Baca Selengkapnya
Polisi Wanti-Wanti Konten Kreator soal UU ITE Buntut Galih Loss Ditangkap, Ini Isinya
Polisi Wanti-Wanti Konten Kreator soal UU ITE Buntut Galih Loss Ditangkap, Ini Isinya

Galih Loss ditangkap polisi karena konten bermuatan penistaan agama

Baca Selengkapnya
VIDEO: Jokowi Ingatkan Masyarakat Waspadai Berita Hoaks di Tengah Era Digital, ini Caranya
VIDEO: Jokowi Ingatkan Masyarakat Waspadai Berita Hoaks di Tengah Era Digital, ini Caranya

Presiden Jokowi menyebut masih banyak media online yang tidak memiliki dewan redaksi.

Baca Selengkapnya
Mafindo Temukan 2.000 Konten Hoaks di Medsos, Paling Banyak Isu Pemilu 2024
Mafindo Temukan 2.000 Konten Hoaks di Medsos, Paling Banyak Isu Pemilu 2024

Di sisi lain, dia mengakui bahwa temuan hoaks Mafindo jumlahnya lebih sedikit dari banyaknya hoaks yang tersebar.

Baca Selengkapnya
Polresta Pekanbaru Ingatkan Warga Waspada Hoaks Menggunakan AI
Polresta Pekanbaru Ingatkan Warga Waspada Hoaks Menggunakan AI

Menurut Bery, hoaks menggunakan kecerdasan buatan memang sudah cukup meresahkan.

Baca Selengkapnya