Muludan di Banyumas, warga Kalibening gelar jamas pusaka
Merdeka.com - Bagi sebagian besar umat Islam di Pulau Jawa, hari kelahiran Nabi Muhammad SAW kerap diperingati dengan kegiatan gerebek mulud. Namun, pemandangan berbeda ditampilkan masyarakat di Grumbul Kalibening Desa Dawuhan Kecamatan Banyumas, Banyumas, Jawa Tengah.
Masyarakat di daerah tersebut menyelenggarakan ritual jamasan pusaka yang tersimpan di museum jimat Desa Kalibening. Benda pusaka yang berada di museum jimat ini beraneka macam, mulai dari keris, tombak hingga batu dan bulir beras.
Semua benda pusaka tersebut diyakini bisa bertambah atau berkurang setiap kali dibuka. Tradisi ini diyakini masyarakat sudah ada sejak zaman dulu. Dalam setiap pergelaran acara, ratusan masyarakat dari berbagai daerah ikut menghadiri acara ritual untuk mendapat berkah.
-
Apa saja jenis wayang yang ada di Museum Wayang? Sesuai namanya, Museum Wayang banyak menyuguhkan koleksi berbagai jenis wayang.Wayang-wayang itu terbuat dari kulit, kayu sampai berbahan boneka, sesuai asal daerahnya.Koleksi wayangnya benar-benar dijaga, dan ditempatkan di dalam ruang-ruang berbahan kaca sehingga aman.
-
Wayang jenis apa yang ada di museum? Museum ini menyimpan berbagai jenis wayang seperti wayang gagrag Banyumasan, Surakarta, Yogyakarta, pesisiran, wayang purwa, wayang beber, wayang kancil, dan bermacam-macam koleksi benda purbakala lainnya.
-
Apa saja senjata kuno yang ditemukan? Senjata yang ditemukan ini mencakup ujung tombak, kapak, dan tiga lainnya yang jenisnya belum teridentifikasi.
-
Apa saja koleksi di Museum Bioskop Jambi? Koleksi Museum ini menyimpan berbagai artefak perfilman. Mulai dari poster, proyektor, kursi bioskop, kursi, kendaraan, hingga pita kaset film.
-
Apa saja artefak yang ditemukan? Sebagian besar artefak yang mudah rusak terbuat dari kayu, termasuk wadah kulit pohon betula, batang proyektil, dan tongkat jalan. Artefak lainnya dibuat dengan menggunakan tulang hewan termasuk sepatu bot kulit yang dijahit dan alat-alat tulang dan tanduk yang diukir.
-
Apa yang ada di Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama? Koleksi Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama sebagian besar berasal dari penelitian yang dilakukan di kawasan Banten Lama.
Tradisi ini, menurut juru bicara masyarakat adat di Desa Dawuhan, Sururudin, dimulai dari acara pengajian bersama. Dia mengemukakan, kali pertama digelarnya agenda tradisi tahunan ini berasal dari ketua adat terdahulu. Meski begitu, ia tidak mengetahui pasti sejak kapan ritual tersebut dimulai.
"Secara pasti, kami tidak mengetahui asal muasalnya. Tetapi, kakek saya pernah cerita kalau tradisi ini dimulai karena adanya tanda gapura yang bertuliskan maulid Nabi di makam Mbah Kalibening yang kami yakini merupakan pendiri desa yang hidup sebelum zaman Walisongo. Sejak saat itu, warga meyakini ritual jamasan pusaka dilakukan setiap bulan Mulud, bukan di bulan Sura," jelasnya, Rabu (15/1).
Sururudin mengungkapkan, kegiatan ini dilakukan setelah acara maulid nabi versi penanggalan Jawa Asapon (Alif Selasa Pon). "Dalam penanggalan Aboge (Alif Rebo Wage), perayaan selalu berselang sehari. Masyarakat juga sering menyebut sebagai bada mulud, karena dilakukan sehari setelah Maulid Nabi versi Asapon. Tetapi menurut penanggalan Aboge, hari ini merupakan hari Maulid Nabi," jelasnya.
Dari tradisi yang berlangsung selama ini, Sururudin mengemukakan setiap benda pusaka yang dijamas memiliki pertanda khusus yang bakal terjadi. Keyakinan ini, menurut Sururudin, sudah berlangsung sejak lama.
"Dalam setiap tahun kami melakukan rekapan benda apa yang bertambah dan berkurang, karena itu nantinya bisa menjadi pertanda zaman. Saat ini, ada benda yang bertambah seperti tasbih. Itu menandakan jumlah orang yang ke maqom akan banyak," jelasnya.
Selain itu, lanjut Sururudin, ada benda yang kadarnya berkurang seperti pedaringan atau tempat penyimpanan beras. "Tahun ini, ada tanda dari pedaringan berupa berkurangnya bulir beras dan juga berkurangnya uang logam yang disimpan," jelasnya.
Tanda-tanda tersebut, ungkapnya, menggambarkan terjadinya pageblug atau bencana. Meski begitu, Sururudin mengemukakan membaca benda pusaka tersebut merupakan bentuk rambu agar manusia selalu berhati-hati dalam menjalankan hidupnya.
Seorang pengunjung yang datang, Aris mengemukakan dalam membaca tanda dari benda pusaka tersebut sebenarnya bisa dirasionalkan. "Saat ini kalau bicara tentang pagebug mungkin mengarah ke musim kering dan susah panen. Tanda-tanda ini sebenarnya sudah terbaca saat kondisi alam yang susah ditebak oleh petani. Bahkan, saat ini petani sudah tidak bisa lagi menggunakan pranata mangsa dalam bertani," jelasnya.
Meski begitu, ia mengatakan kearifan lokal seperti ini harus dijaga kelestariannya untuk generasi penerus agar selalu mengingat kepada Yang Maha kuasa. "Kalau dipercayai, tanda yang dibaca dari benda pusaka di Museum Kalibening sebenarnya adalah peringatan agar selalu mawas diri," jelasnya. (mdk/dan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ritual itu diharapkan bisa menjadi festival budaya yang mengundang lebih banyak wisatawan
Baca SelengkapnyaAcara Kirab Pusaka itu merupakan penutup rangkaian peringatan Hari Jadi Kabupaten Banyumas.
Baca SelengkapnyaSelain untuk melestarikan tradisi, jamasan pusaka ini dilkukan untuk memperkenalkan nilai budaya leluhur kepada generasi masa sekarang.
Baca SelengkapnyaPemerintah Kabupaten Jember bekerja sama dengan Paguyuban Barang Antik Jember menggelar pameran benda-benda kuno.
Baca SelengkapnyaMuseum ini sangat cocok dikunjungi anak-anak agar tertanam cinta budaya lokal sejak dini.
Baca SelengkapnyaMuseum ini menyimpan berbagai peninggalan keris. Beberapa koleksi keris merupakan karya masterpiece.
Baca SelengkapnyaDi sini, jejak masyarakat Sunda sejak zaman prasejarah tersimpan apik.
Baca SelengkapnyaDi dalam Museum Sadurengas berbagai koleksi benda kuno peninggalan sejarah Kesultanan Paser tertinggal di sini.
Baca SelengkapnyaPesona sejarah, alam, dan budaya membuat wisatawan merasakan kemegahan masa lampau sekaligus keceriaan masa kini
Baca SelengkapnyaBogor merupakan salah satu daerah penghasil senjata pusaka khas Jawa Barat, kujang.
Baca SelengkapnyaGolok raksasa di museum tersebut diketahui bernama Nyai Gede. Jika ditotal, beratnya mencapai dua ton, lebar 45 sentimeter, dan panjang tujuh meter.
Baca SelengkapnyaSenjata ini sudah biasa biasa digunakan oleh masyarakat untuk menunjang aktivitas sehari-hari seperti berkebun
Baca Selengkapnya