Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Nestapa murid SD Cijaralawang belajar di kelas bak kandang ayam

Nestapa murid SD Cijaralawang belajar di kelas bak kandang ayam Siswa Banten. ©2014 merdeka.com/dwi prasetya

Merdeka.com - Pemerataan pembangunan sarana pendidikan sepertinya masih terus menjadi PR pemerintah di tiap periodenya. Beberapa sekolah di daerah terpencil masih belum tersentuh dana bantuan sehingga memaksa para murid menjalani pendidikan dengan kondisi yang memprihatinkan.

Salah satunya bisa ditemukan di wilayah Banten, SDN Cijaralawang 2, di Kampung Cadas, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang. Kondisi sekolah tersebut jauh dari kata layak. Namun keterbatasan sarana tidak mematahkan semangat siswa-siswi SDN Cijaralawang 2. Canda dan tawa serta kegigihan mereka masih bisa terlihat di raut wajah mereka.

Lalu bagaimana kisah siswa SD yang harus menempuh pendidikan di bawah kondisi sekolah yang memprihatinkan? Berikut kisahnya:

Orang lain juga bertanya?

SD Cijaralawang didirikan oleh masyarakat di Kampung Cadas

SD Cijaralawang didirikan atas dasar kesadaran masyarakat setempat yang menginginkan para anak-anak yang ada di Kampung Cadas, bisa bersekolah yang dapat dijangkau. Karena sekolah yang ada di sekitar kampung tersebut berjarak sekitar 2 kilo meter."Kasian lihat anak-anak sekolah dengan kondisi kaya gini. Yang merdeka mah negara aja, masyarakat mah belum merdeka, buktinya masih ada yang belajar dengan kondisi sekolah kaya gini," ujar salah satu warga Enjad (55). Tidak seperti sekolah mewah yang biasa terlihat di kota-kota besar. Sekolah Dasar di Kampung Cadas, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten ini dibangun dengan kondisi yang memprihatinkan. Jauh dari kokohnya tembok beton dan tidak memiliki sarana yang menunjang.

Kondisi bangunan sekolah bagai kandang ayam

Bagaimana mungkin sekolah yang diketahui milik pemerintah ini justru jauh dari kata layak. Berdasarkan pantauan di lapangan, SD Cijaralawang hanya memiliki 4 ruang kelas berdinding bilik bambu, beratap rumbia dan beralaskan tanah. Sekolah yang di bangun hasil swadaya masyarakat pada 2009 ini setiap hari digunakan oleh 90 siswa untuk beraktivitas.Sekolah itu tidak bisa digunakan saat hujan karena bocor sebab atapnya dari rumbia. Sejak dibangun secara swadaya oleh masyarakat, para siswa dan guru berharap ada bantuan dari pemerintah setempat. Tapi sayang sampai kini belum ada bantuan datang.

Dana bantuan tak kunjung datang

Sudah 5 tahun sekolah yang didirikan oleh warga setempat ini masih belum tersentuh dana bantuan dari pemerintah. Salah satu guru SD Cijaralawang, Haetami mengungkapkan, hingga kini belum ada perhatian yang diberikan dari Pemerintah Kabupaten Pandeglang ataupun Pemerintah Provinsi Banten untuk pembangunan sekolah negeri milik pemerintah ini."Ya ada yang berkunjung untuk melihat, seperti dari UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) sekitar dan dinas terkait, yah tapi gini alhamdulillah sampai sekarang kondisi sekolah masih seperti ini," ujar Haetami.Haetami juga mengatakan pihaknya sudah mempunyai lahan tanah dari warga untuk membangun gedung sekolah baru, tapi belum ada biaya untuk melakukan pembangunan.

"Ada lahan buat bangun gedung sekolah baru, tapi belum ada biaya untuk membangunnya," ujarnya.

Para murid harus ngungsi ke dapur bila hujan deras

Sangat memprihatinkan jika melihat kondisi SD Cijaralawang yang malah tampak seperti kandang ayam ini. Mirisnya lagi, para murid harus mengungsi ke dapur rumah milik seorang guru yang tak jauh dari sekolah, bila saat belajar dilanda hujan deras."Kalau hujan deras jadi bocor dan becek sekolahnya. Jadi pada ngungsi ke rumah ini (rumah guru). Biasanya belajar di rumah sini kalau lagi hujan deras. Kalau belajar di sini sampai ke dapur-dapur belajarnya," ujar salah seorang guru kelas 6 di SDN Cijaralang 2, Haetami, Rabu (27/8).Haetami mengatakan sekolah ini mempunyai 90 siswa yang masih aktif dan setiap tahunnya penerimaan siswa terus bertambah bahkan dari anak-anak yang berada di luar kampung Cadas."Siswanya sekarang ada 90 orang, bahkan banyak siswa dari Cadas yang sekolah di sini. Karena sekolah yang layak jauh, jadi banyak dari kampung tetangga pada sekolah di sini," ungkap Haetami.

Seluruh siswa berharap bisa belajar dengan nyaman

Dedeh, salah seorang murid mengaku sangat ingin belajar dengan kondisi ruang kelas nyaman. Namun jarak sekolah yang kondisi bangunannya lebih baik lokasinya jauh dari rumahnya."Ingin sekolahan yang lebih baik, tapi jauh. Dari rumah sekitar dua kilo meter," kata Dedeh yang merupakan siswa kelas 3 di sekolah tersebut.

(mdk/hhw)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Siswa SD di Tasikmalaya Belajar Lesehan Selama 10 Tahun
Siswa SD di Tasikmalaya Belajar Lesehan Selama 10 Tahun

Kondisi seperti ini sudah terjadi sejak 2014, karena kursi dan meja sudah rapuh.

Baca Selengkapnya
Ada Siswa SD Kampar Belajar di WC, Ini Perintah Pj Gubernur Riau ke Bupatinya
Ada Siswa SD Kampar Belajar di WC, Ini Perintah Pj Gubernur Riau ke Bupatinya

Sebanyak 18 siswa kelas 1 di SDN 02 Desa Tanjung, Kecamatan Koto Kampar Hulu, Kabupaten Kampar, Riau belajar di ruangan bekas water closet (WC).

Baca Selengkapnya
FOTO: Potret Miris Murid SDN Cidokom 02 di Rumpin Bogor Belajar di Ruangan Musola yang Sempit
FOTO: Potret Miris Murid SDN Cidokom 02 di Rumpin Bogor Belajar di Ruangan Musola yang Sempit

Kegiatan belajar mengajar (KBM) tanpa meja kursi di sekolah itu sudah berlangsung lebih dari dua tahun.

Baca Selengkapnya
Bangunan SD Negeri di Lumajang Ambruk Diterjang Hujan dan  Angin Kencang
Bangunan SD Negeri di Lumajang Ambruk Diterjang Hujan dan Angin Kencang

Bangunan Sekolah Dasar (SD) Negeri Pandansari 1, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang ambruk akibat dihantam hujan dan angin kencang.

Baca Selengkapnya
Potret Miris Pendidikan, Siswa SD di Kampar Belajar di Ruang Bekas Kamar Mandi
Potret Miris Pendidikan, Siswa SD di Kampar Belajar di Ruang Bekas Kamar Mandi

Kondisi bangunan bekas WC itu tak layak pakai. Jauh dari standar sekolah seperti biasanya.

Baca Selengkapnya
Tolong Pak Jokowi! Gedung SDN 217 Merangin Mau Roboh
Tolong Pak Jokowi! Gedung SDN 217 Merangin Mau Roboh

Karena kekurangan ruangan kelas sehingga harus digunakan bangunan yang tidak layak tersebut

Baca Selengkapnya
Gedung SD di Jember Jadi Sarang Ular, Siswa Ketakutan hingga Dipindah ke Halaman
Gedung SD di Jember Jadi Sarang Ular, Siswa Ketakutan hingga Dipindah ke Halaman

Puluhan siswa SD Negeri Suci 05 di Kabupaten Jember belajar dalam kondisi prihatin. Gedung sekolah mereka lapuk bahkan diduga menjadi sarang ular.

Baca Selengkapnya
SD di Serang Ini Memprihatinkan, Siswanya Terpaksa Belajar di Lantai karena Meja dan Kursi Rusak
SD di Serang Ini Memprihatinkan, Siswanya Terpaksa Belajar di Lantai karena Meja dan Kursi Rusak

Tidak ada bangku membuat para siswa harus duduk di lantai dan menunduk saat menulis materi pelajaran.

Baca Selengkapnya
Momen Bertaruh Nyawa Pelajar SD di Sukabumi, Bergelantungan di Jembatan Hampir Putus Seberangi Sungai Demi Sekolah
Momen Bertaruh Nyawa Pelajar SD di Sukabumi, Bergelantungan di Jembatan Hampir Putus Seberangi Sungai Demi Sekolah

Perjalanan bertaruh nyawa itu terpaksa ditempuh para pelajar SD di dua desa karena akses menuju sekolah hanya melalui jembatan rusak tersebut.

Baca Selengkapnya
Miris! Atap Kelas SMPN 3 Cikande Serang Ambruk Sejak Setahun lalu Tak Kunjung Diperbaiki hingga Kini
Miris! Atap Kelas SMPN 3 Cikande Serang Ambruk Sejak Setahun lalu Tak Kunjung Diperbaiki hingga Kini

Dua ruang kelas tersebut belum kunjung diperbaiki. Aktivitas belajar mengajar terpaksa dipindah ke perpustakaan dan laboratorium IPA.

Baca Selengkapnya
Potret Miris Bocah SD di Sinjai Dayung Perahu Menuju Sekolah, Bertaruh Nyawa Lewati Sungai Sedalam 10 Meter
Potret Miris Bocah SD di Sinjai Dayung Perahu Menuju Sekolah, Bertaruh Nyawa Lewati Sungai Sedalam 10 Meter

Setiap hari mereka menyeberang sungai itu tanpa didampingi orang tua

Baca Selengkapnya
Mayjen Kunto Syok Lihat Sekolah Tak Layak Berdinding Bilik Bambu Berlantai Tanah, Langsung Diam dan Merenung, Ending-nya Bantu Rp100 Juta
Mayjen Kunto Syok Lihat Sekolah Tak Layak Berdinding Bilik Bambu Berlantai Tanah, Langsung Diam dan Merenung, Ending-nya Bantu Rp100 Juta

kondisi bangunan ruang kelas sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Ikhlas Gunung Halu, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya