Nestapa murid SD Cijaralawang belajar di kelas bak kandang ayam
Merdeka.com - Pemerataan pembangunan sarana pendidikan sepertinya masih terus menjadi PR pemerintah di tiap periodenya. Beberapa sekolah di daerah terpencil masih belum tersentuh dana bantuan sehingga memaksa para murid menjalani pendidikan dengan kondisi yang memprihatinkan.
Salah satunya bisa ditemukan di wilayah Banten, SDN Cijaralawang 2, di Kampung Cadas, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang. Kondisi sekolah tersebut jauh dari kata layak. Namun keterbatasan sarana tidak mematahkan semangat siswa-siswi SDN Cijaralawang 2. Canda dan tawa serta kegigihan mereka masih bisa terlihat di raut wajah mereka.
Lalu bagaimana kisah siswa SD yang harus menempuh pendidikan di bawah kondisi sekolah yang memprihatinkan? Berikut kisahnya:
-
Dimana Banyuwangi berada dalam daftar angka anak tidak sekolah di Jatim? Data resmi persentase anak tidak sekolah (ATS) berdasarkan sekolah dibanding dengan jumlah peserta didik pada tahun 2023, anak putus sekolah di Banyuwangi hanya 2,08 persen. Angka tersebut masuk lima terendah di Jawa Timur.
-
Apa status sekolah SMPN 5 Bandung awalnya? Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 5 Kota Bandung menjadi salah satu saksi sejarah perkembangan pendidikan di kota kembang. Letaknya ada di Jalan Sumatera nomor 40, Merdeka, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat.
-
Mengapa angka anak tidak sekolah di Banyuwangi rendah? Dengan berbagai program pendidikan yang digulirkan, angka anak tidak sekolah (ATS) di Kabupaten Banyuwangi termasuk salah satu terendah di Jawa Timur, berdasarkan data resmi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
-
Siapa saja yang diizinkan sekolah di SMPN 5 Bandung? Berdasarkan kisah sejarah, sekolah ini dulunya berstatus sebagai tempat belajar di jenjang dasar. Anak-anak pribumi terpilih, serta dari kalangan Belanda dan Tionghoa lah yang diperbolehkan sekolah di sini.
-
Apa saja program yang dilakukan Banyuwangi untuk mengatasi anak tidak sekolah? Selain menerapkan kebijakan zero drop out, Banyuwangi juga menggelontorkan berbagai program untuk menekan anak tidak sekolah. Di antaranya program Akselerasi Sekolah Masyarakat (Aksara), untuk memfasilitasi warga berusia dewasa mengikuti pendidikan kesetaraan, terutama kesetaraan SMP (paket B) dan SMA (paket C).
-
Kenapa SD Negeri 20 Palembang hanya dapat 3 siswa baru? Persaingan dengan sekolah terdekat menjadi pemicu minimnya peminat. Tiga peserta yang tinggal di sekitar sekolah tersebut mendaftar secara offline. Sementara pada saat PPDB sistem online tak satu pun calon siswa yang mendaftar.
SD Cijaralawang didirikan oleh masyarakat di Kampung Cadas
SD Cijaralawang didirikan atas dasar kesadaran masyarakat setempat yang menginginkan para anak-anak yang ada di Kampung Cadas, bisa bersekolah yang dapat dijangkau. Karena sekolah yang ada di sekitar kampung tersebut berjarak sekitar 2 kilo meter."Kasian lihat anak-anak sekolah dengan kondisi kaya gini. Yang merdeka mah negara aja, masyarakat mah belum merdeka, buktinya masih ada yang belajar dengan kondisi sekolah kaya gini," ujar salah satu warga Enjad (55). Tidak seperti sekolah mewah yang biasa terlihat di kota-kota besar. Sekolah Dasar di Kampung Cadas, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten ini dibangun dengan kondisi yang memprihatinkan. Jauh dari kokohnya tembok beton dan tidak memiliki sarana yang menunjang.
Kondisi bangunan sekolah bagai kandang ayam
Bagaimana mungkin sekolah yang diketahui milik pemerintah ini justru jauh dari kata layak. Berdasarkan pantauan di lapangan, SD Cijaralawang hanya memiliki 4 ruang kelas berdinding bilik bambu, beratap rumbia dan beralaskan tanah. Sekolah yang di bangun hasil swadaya masyarakat pada 2009 ini setiap hari digunakan oleh 90 siswa untuk beraktivitas.Sekolah itu tidak bisa digunakan saat hujan karena bocor sebab atapnya dari rumbia. Sejak dibangun secara swadaya oleh masyarakat, para siswa dan guru berharap ada bantuan dari pemerintah setempat. Tapi sayang sampai kini belum ada bantuan datang.
Dana bantuan tak kunjung datang
Sudah 5 tahun sekolah yang didirikan oleh warga setempat ini masih belum tersentuh dana bantuan dari pemerintah. Salah satu guru SD Cijaralawang, Haetami mengungkapkan, hingga kini belum ada perhatian yang diberikan dari Pemerintah Kabupaten Pandeglang ataupun Pemerintah Provinsi Banten untuk pembangunan sekolah negeri milik pemerintah ini."Ya ada yang berkunjung untuk melihat, seperti dari UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) sekitar dan dinas terkait, yah tapi gini alhamdulillah sampai sekarang kondisi sekolah masih seperti ini," ujar Haetami.Haetami juga mengatakan pihaknya sudah mempunyai lahan tanah dari warga untuk membangun gedung sekolah baru, tapi belum ada biaya untuk melakukan pembangunan.
"Ada lahan buat bangun gedung sekolah baru, tapi belum ada biaya untuk membangunnya," ujarnya.
Para murid harus ngungsi ke dapur bila hujan deras
Sangat memprihatinkan jika melihat kondisi SD Cijaralawang yang malah tampak seperti kandang ayam ini. Mirisnya lagi, para murid harus mengungsi ke dapur rumah milik seorang guru yang tak jauh dari sekolah, bila saat belajar dilanda hujan deras."Kalau hujan deras jadi bocor dan becek sekolahnya. Jadi pada ngungsi ke rumah ini (rumah guru). Biasanya belajar di rumah sini kalau lagi hujan deras. Kalau belajar di sini sampai ke dapur-dapur belajarnya," ujar salah seorang guru kelas 6 di SDN Cijaralang 2, Haetami, Rabu (27/8).Haetami mengatakan sekolah ini mempunyai 90 siswa yang masih aktif dan setiap tahunnya penerimaan siswa terus bertambah bahkan dari anak-anak yang berada di luar kampung Cadas."Siswanya sekarang ada 90 orang, bahkan banyak siswa dari Cadas yang sekolah di sini. Karena sekolah yang layak jauh, jadi banyak dari kampung tetangga pada sekolah di sini," ungkap Haetami.
Seluruh siswa berharap bisa belajar dengan nyaman
Dedeh, salah seorang murid mengaku sangat ingin belajar dengan kondisi ruang kelas nyaman. Namun jarak sekolah yang kondisi bangunannya lebih baik lokasinya jauh dari rumahnya."Ingin sekolahan yang lebih baik, tapi jauh. Dari rumah sekitar dua kilo meter," kata Dedeh yang merupakan siswa kelas 3 di sekolah tersebut.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kondisi seperti ini sudah terjadi sejak 2014, karena kursi dan meja sudah rapuh.
Baca SelengkapnyaSebanyak 18 siswa kelas 1 di SDN 02 Desa Tanjung, Kecamatan Koto Kampar Hulu, Kabupaten Kampar, Riau belajar di ruangan bekas water closet (WC).
Baca SelengkapnyaKegiatan belajar mengajar (KBM) tanpa meja kursi di sekolah itu sudah berlangsung lebih dari dua tahun.
Baca SelengkapnyaBangunan Sekolah Dasar (SD) Negeri Pandansari 1, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang ambruk akibat dihantam hujan dan angin kencang.
Baca SelengkapnyaKondisi bangunan bekas WC itu tak layak pakai. Jauh dari standar sekolah seperti biasanya.
Baca SelengkapnyaKarena kekurangan ruangan kelas sehingga harus digunakan bangunan yang tidak layak tersebut
Baca SelengkapnyaPuluhan siswa SD Negeri Suci 05 di Kabupaten Jember belajar dalam kondisi prihatin. Gedung sekolah mereka lapuk bahkan diduga menjadi sarang ular.
Baca SelengkapnyaTidak ada bangku membuat para siswa harus duduk di lantai dan menunduk saat menulis materi pelajaran.
Baca SelengkapnyaPerjalanan bertaruh nyawa itu terpaksa ditempuh para pelajar SD di dua desa karena akses menuju sekolah hanya melalui jembatan rusak tersebut.
Baca SelengkapnyaDua ruang kelas tersebut belum kunjung diperbaiki. Aktivitas belajar mengajar terpaksa dipindah ke perpustakaan dan laboratorium IPA.
Baca SelengkapnyaSetiap hari mereka menyeberang sungai itu tanpa didampingi orang tua
Baca Selengkapnyakondisi bangunan ruang kelas sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Ikhlas Gunung Halu, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Baca Selengkapnya