Omicron Melonjak, Epidemiolog Wanti-Wanti Potensi Terjadi Long Covid
Merdeka.com - Epidemiolog Dicky Budiman mewanti-wanti terkait peningkatan kasus Omicron di tanah air. Mengingat varian Covid-19 tersebut memiliki tingkat reproduksi alias penularan yang tinggi.
"Apalagi sudah penularan di tingkat lokal. Yang menjadi masalah mayoritas tidak bergejala. Sehingga bahayanya ini orang bisa tidak menyadari," kata dia kepada Merdeka.com, Sabtu (15/1).
Menurut dia, angka kasus Omicron yang ada saat ini masih merupakan angka minimal. Tidak tertutup kemungkinan jumlah masyarakat yang terinfeksi bisa lebih banyak.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang menyebabkan beberapa orang tidak terinfeksi Covid-19? Berdasarkan analisis aktivitas genetik dalam jaringan hidung dan darah orang yang tidak berhasil terinfeksi SARS-CoV-2, tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
"Kita melihat saja di semua negara dengan kapasitas testing yang bahkan jangankan yang bagus, menengah saja sedang saja itu sudah menemukan kasus yang jauh lebih banyak dibandingkan ketika Delta. Hanya perbedaannya kasus infeksi yang banyak yang bergejala ringan, sedang," ujarnya.
Fakta yang muncul selama ini bahwa pasien Omicron tidak bergejala maupun bergejala ringan dan sedang juga harus diwaspadai. Lantaran gejala yang timbul tidak selalu sama dengan hasil. Sebab ada potensi bahaya jangka panjang atau yang lebih dikenal dengan long covid.
"Bukan berarti yang ringan sedang itu output-nya baik-baik saja atau ringan sedang, tidak juga. Gejala dengan hasil itu kan berbeda. Makanya kita tidak boleh mengandalkan ini kan sedang ringan, akan baik-baik saja. Tidak begitu."
Karena itu, perlu dilakukan upaya agar tidak banyak orang yang dirawat di rumah sakit. Salah satunya dengan memberikan vaksinasi booster. Namun vaksinasi booster saja tidak cukup. Upaya 3T harus terus diperkuat.
"Jadi yang harus dilakukan, temukan kasusnya, lakukan tracing testing sehingga bisa diisolasi karantina. Selain itu masyarakat tetap patuh masalah 5M. Dan PPKM masih penting ya setidaknya dalam level 2, 3 itu dijaga," tandas dia.
Untuk diketahui, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Widyastuti menyampaikan hingga hari tercatat 725 kasus Omicron. Deteksi dilakukan Dinkes bersama Pemerintah Pusat.
"Data yang kita dapatkan sampai dengan pagi ini sudah terlaporkan ada 725 kasus positif Omicron," kata dia, dalam diskusi virtual.
Dari jumlah tersebut, terdapat 75 persen merupakan pasien hasil perjalanan luar negeri. Sementara sekitar 24,8 persen merupakan transmisi lokal.
"75 Persen PPLN sebanyak 545 dan 180 transmisi lokal Omicron atau 24,8 persen," imbuh dia. (mdk/rhm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
mengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaTjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaTerjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca SelengkapnyaKemenkes meminta pelayanan kesehatan meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran Covid-19.
Baca Selengkapnya