Panas Debat Pilkada Sumbar, Cagub Epyardi Cibir Mahyeldi Salah Data soal Stunting Solok: Beliau Tak Bisa Baca
Mahyeldi menuding angka stunting di Solok saat Epyardi menjabat tertinggi di Sumbar.
Calon gubernur dan wakil gubernur Sumatera Barat (Sumbar) nomor urut 1 Mahyeldi-Vasko Ruseimy dan nomor urut 2 Epyardi Asda-Ekos Albar saling serang saat debat publik pertama Pilkada Sumbar. Nama Presiden Prabowo Subianto ikut tersebut dalam debat panas keduanya.
Epyardi langsung menyerang ketika merespons tanggapan dari Mahyeldi terkait tata kelola pemerintahan.
"Retorika yang Bapak lakukan, mohon maaf banyak orang-orang Bapak yang bersangkutan baik dengan kepolisian maupun kejaksaan. Bahkan saat ini orang-orang Bapak sudah banyak yang terpidana dan dalam persidangan. Kami berharap pemerintahan bersih dari korupsi," kata Epyardi dalam sesi debat yang digelar Ballroom Hotel Mercure pada Rabu, (13/11) malam.
Pada sesi selanjutnya, Mahyeldi menjawab pertanyaan yang disusun panelis terkait bagaimana menguranggi angka stanting sesuai dengan Rencana Jangka Panjang Daerah di Sumatera Barat 2025-2045 sebesar 13 persen.
Mahyeldi mengatakan, langkah pertama adalah memperkuat SDM mulai dari lapisan terbawah, yakni Puskesmas. Dan kemudian membenahi maasalah gizi salah satunya dengan program makanan tambahan.
"Apalagi ini sejalan dengan apa yang direncanakan presiden terpilih kita oleh Pak Prabowo, yaitu dengan adanya program makan siang gratis," tutur Mahyeldi jadi diusung Gerindra.
Dia kemudian menyetil kepemimpinan Epyardi di Kabupaten Solok. Sebab Solok menjadi salah satu daerah dengan angka stunting tinggi di Sumatera Barat.
"Dari kabupaten kota di Sumatera Barat, Kabupaten Solok termasuk yang memang ketersedian air bersihnya memang bermasalah. Maka dari itu angka stunting di Kabupaten Solok juga termasuk tinggi dibandingkan dengan daerah lain di Sumatera Barat," tuturnya.
Tak mau kalah, Epyardi membantah pernyataan Mahyeldi dengan mengklaim bahwa Kabupaten Solok adalah daerah terbaik dalam menangani stunting.
"Mungkin beliau enggak bisa baca. Sebelum saya menjabat sebagai Bupati Solok angka stunting di sana 41,7, sekarang cuma berada di bawah 18. Saya dianugerahi oleh menteri sebagai orang tua terhebat se-Indonesia dalam rangka kepedulian saya untuk menurunkan stunting. Kalau Pak Mahyeldi mungkin yang ada dipikiran dia saja, karena tak pernah komunikasi dengan kami bupati dan wali kota sehingga beliau hanya meraba-raba," ujarnya.
Meskipun salin serang satu sama lain, kedua pasangan calon itu tetap terlihat saling berpelukan di atas panggung seusai debat.
Dalam debat tersebut, pasangan nomor urut satu kompak mengenakan peci hitam dan kemeja biru muda. Sementara, paslon nomor urut urur 2 kompak mengenakan pakaian bertemakan adat Minangkabau dengan deta sebagai penutup kepala.