Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Panitia diksar Mapala UII pernah minta orangtua tak menuntut

Panitia diksar Mapala UII pernah minta orangtua tak menuntut Lokasi Diksar Mapala UII berujung maut. ©2017 Merdeka.com

Merdeka.com - Orangtua Abyan Razaki, salah seorang peserta diklat dasar mahasiswa pecinta alam Universitas Islam Indonesia (diksar mapala UII), Budi, mengaku kecewa dan terpukul dengan kondisi anaknya yang kini terbaring di Rumah Sakit Jogja Internasional Hospital (RS JIH) sejak Sabtu (21/1). Abyan diantar oleh kakak lelaki untuk dirawat di RS JIH sepulangnya dari posko mapala.

Budi mengatakan, sebelum anaknya mengikuti acara diksar, dirinya sempat diminta menandatangani surat pernyataan oleh Abyan. Surat pernyataan dengan materai Rp 6 ribu di atasnya ini salah satunya berisikan bahwa orangtua mengizinkan anaknya untuk mengikuti acara diksar mapala.

"Di surat itu juga berisi bahwa orangtua peserta diklat tidak akan menuntut panitia apabila terjadi kecelakaan atau hal-hal yang tidak diinginkan. Waktu itu saya tanda tangani saja. Saya berpikir positif saja bahwa tidak akan ada kecelakaan atau hal lainnya yang akan terjadi pada Abyan," ungkap Budi ketika dihubungi oleh Merdeka.com, Selasa (24/1).

Orang lain juga bertanya?

Budi menuturkan bahwa anaknya yang merupakan mahasiswa jurusan teknik kimia angkatan 2015 sempat menceritakan saat diksar, masalah surat pernyataan itu selalu disinggung. Bahkan, Abyan mengatakan selalu diulang-ulang oleh panitia saat acara diksar.

"Kata Abyan, panitia selalu bilang bahwa ingat nyawa kalian sudah ada di surat bermaterai Rp 6 ribu itu. Saya tidak tahu apakah maksudnya untuk mengintimidasi atau untuk apa," jelas Budi.

Terkait adanya surat pernyataan bermaterai Rp 6 ribu yang diberikan panitia kepada peserta diksar untuk ditandatangani orangtua, Muzayin Nazaruddin, selaku anggota tim Crisis Center UII yang menangani investigasi terhadap kasus itu mengatakan bahwa hingga saat ini belum mengetahui surat pernyataan tersebut secara rinci. Meskipun demikian, dirinya mengakui jika kegiatan di luar kampus memang disertai surat pernyataan.

"Surat (pernyataan) itu yang membuat Mapala (UII), bukan kampus. Akan kami selidiki. Kami pastikan (isi surat) tidak ada kata 'apabila meninggal tidak bisa menuntut'," beber Musayin.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, tiga orang mahasiswa UII tewas usai mengikuti acara pendidikan dasar atau The Great Camping (GC), yang digelar Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) UII di Gunung Lawu Lereng Selatan, Tawangmangu, Jawa Tengah yang digelar pada 13 hingga 20 Januari 2017.

Ketiga mahasiswa yang meninggal adalah Muhammad Fadhli (20), Syait Asyam (20) dan Ilham Nurfadmi Listia Adi (20). Fadhli, mahasiswa Teknik Elektro UII angkatan 2015, asal Batam tewas dalam perjalanan menuju RSUD Karanganyar, Jumat (20/1). Asyam mahasiswa Teknik Industri angkatan 2015 asal Yogyakarta tewas di RS Bethesda, Yogyakarta pada Sabtu (21/1). Korban terakhir adalah Ilham mahasiswa Hukum Internasional angkatan 2015 yang tewas di RS Bethesda, Senin (23/1).

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kubu Guru Supriyani Jelaskan Awal Mula Diminta Uang Damai Rp50 Juta untuk Hentikan Kasus Dugaan Penganiayaan
Kubu Guru Supriyani Jelaskan Awal Mula Diminta Uang Damai Rp50 Juta untuk Hentikan Kasus Dugaan Penganiayaan

Tim Penasehat Hukum Supriyani memohon kepada majelis hakim untuk menolak eksepsi yang diajukan untuk melanjutkan sidang itu ke pokok perkara.

Baca Selengkapnya
Tertekan, Guru Honorer Supriyani Cabut Surat Perdamaian dengan Keluarga Polisi
Tertekan, Guru Honorer Supriyani Cabut Surat Perdamaian dengan Keluarga Polisi

Guru honorer Sekolah Dasar Negeri (SDN) 4 Baito, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Supriyani mencabut surat perdamaian dengan orang tua

Baca Selengkapnya
Guru Supriyani Buka-bukaan Soal Uang Damai Rp50 Juta, Suami Diminta Kapolsek Baito Rp2 Juta
Guru Supriyani Buka-bukaan Soal Uang Damai Rp50 Juta, Suami Diminta Kapolsek Baito Rp2 Juta

Pengakuan itu disampaikan Supriyani saat diperiksa Propam Polda Sultra.

Baca Selengkapnya
Kompolnas Ungkap Rektor Unimus juga Diminta Bikin Video oleh Polisi
Kompolnas Ungkap Rektor Unimus juga Diminta Bikin Video oleh Polisi

Sebelumnya Rektor Unika diminta mmebuat video apresiasi terhadap pemerintahan Joko Widodo

Baca Selengkapnya
Suasana Kebatinan Guru Honorer Supriyani Diajak ke Rujab Bupati Konsel buat Teken Surat Damai
Suasana Kebatinan Guru Honorer Supriyani Diajak ke Rujab Bupati Konsel buat Teken Surat Damai

Supriyani menceritakan pertemuan tersebut diatur oleh Bupati Konsel untuk permintaan maaf dan atur damai antara Supriyani dan keluarga terduga korban.

Baca Selengkapnya
Begini Pengakuan Mahasiswa UIN Surakarta Soal Instruksi Daftar Pinjol
Begini Pengakuan Mahasiswa UIN Surakarta Soal Instruksi Daftar Pinjol

Para mahasiswa baru diarahkan untuk mengunduh dan registrasi pada salah satu aplikasi pinjol oleh DEMA.

Baca Selengkapnya
Pengakuan Mahasiswa UNM yang Didorong Dosen Gara-Gara Protes Kebijakan Kampus
Pengakuan Mahasiswa UNM yang Didorong Dosen Gara-Gara Protes Kebijakan Kampus

Salah satu kebijakan yang menjadi sorotan adalah mahasiswa baru wajib membeli jas almamater.

Baca Selengkapnya
Mediasi Gagal, Warga Diminta Tetap Jaga Kondusivitas Kawal Kasus Guru Honorer Supriyani
Mediasi Gagal, Warga Diminta Tetap Jaga Kondusivitas Kawal Kasus Guru Honorer Supriyani

MUI mengapresiasi aksi demonstran solidaritas Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan masyarakat turun ke jalan bersama-sama untuk mengawal persidangan.

Baca Selengkapnya
Mendikdasmen Abdul Mu'ti Segera Bertemu Kapolri Bahas Kasus Guru Honorer Supriyani
Mendikdasmen Abdul Mu'ti Segera Bertemu Kapolri Bahas Kasus Guru Honorer Supriyani

Abdul Mu'ti berencana bertemu Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pekan ini

Baca Selengkapnya