Pasar Gembrong Surga Mainan Anak-Anak Digerus E-Commerce
Nama Pasar Gembrong sangat familiar bagi warga Ibu Kota.
Nama Pasar Gembrong sangat familiar bagi warga Ibu Kota.
Pasar Gembrong Surga Mainan Anak-Anak Digerus E-Commerce
Nama Pasar Gembrong sangat familiar bagi warga Ibu Kota. Berlokasi di Jakarta Timur, pusat niaga ini selalu menjadi tujuan bagi warga yang ingin membeli mainan anak-anak. Namun kini, cerita itu mulai meredup.
Bedasarkan pantauan merdeka.com, Kamis (21/9), Pasar Gembrong sepi dari aktivitas pengunjung. Hal tersebut akibat dampak dari Covid-19 dan perdagangan online yang semakin maju.
Pasar Gembrong merupakan pasar yang menjadi surganya mainan bagi anak-anak. berbagai macam jenis mainan, seperti mobil-mobilan, boneka, hingga sepeda anak maupun dewasa ada di sana.
Pasar yang selalu menjadi tujuan bagi para orang tua dan anak untuk mencari mainan impian kini terlihat tak seramai dulu.
Berbagai produk merek lokal maupun impor dibanderol 'miring'. Siang itu, kios yang bersampingan dengan bengkel motor berpapan nama Bemms Toys, Yuni (45) menyambut dengan senyuman pembeli yang datang ke tokonya.
Seorang pria yang mendatangi kios milik Yuni, mencari mainan berbentuk hewan untuk kebutuhan membuat iklan.
Mainan berbentuk dinosaurus menjadi incaran pembeli tersebut. Disentuhnya mainan berbentuk dinosaurus itu dan mulai bernegosiasi harga dengan Yuni.
Yuni yang sudah akrab dengan pria tersebut kemudian mengiyakan harga yang diminta. Sambil memilih mainan lainnya, pembeli tersebut menjelaskan alasannya tetap membeli mainan langsung ke toko dibandingkan melalui online.
"Enggak, online itu kadang-kadang enggak sesuai dengan yang kita pesan. Dari ukuran, diameter kita enggak bisa lihat langsung," ungkap pembeli tersebut.
Pembeli itu juga menuturkan, bahwa harga toko dengan online sangat jauh berbeda, namun barang yang dipesan tidak bisa dilihat secara langsung.
Setelah pembelinya pergi, Yuni kembali bercerita bagaimana keadaan Pasar Gembrong yang saat ini sepi pengunjung.
"Sehari kalau golongan di sini per hari kecilnya aja Rp2 juta, Sabtu Minggu pasti ramai itu kita bisa dapat Rp5 sampai Rp7 juta sehari. Tapi pas 2020 ke sini jangankan Rp5 juta, Rp2 juta pun susah, kalau Sabtu Minggu sekarang jangankan Rp2 juta, Rp1 juta aja kadang kita belum tentu dapat," ucapnya.
Sejak 2016, Yuni mulai merintis usaha dagang mainan di sisi trotoar Jalan Jenderal Basuki Rahmat bersama pedagang lain.
Yuni juga menceritakan perbedaan yang dia rasakan ketika berdagang di kios pertamanya, lalu pindah ke toko miliknya saat ini yang merupakan rumah peninggalan orang tua.
"2016 ibu sudah di seberang sana terus pindah. Lebih ramai di sana. Ini rumah orang tua," pungkas Yuni.