Pasutri di Subang Ditangkap Diduga Terlibat Kasus Warga Tewas usai Tenggak Miras Oplosan
Polisi menangkap dua orang dalam kasus kematian belasan warga akibat miras oplosan.
Total 11 korban meninggal dalam kasus ini.
Pasutri di Subang Ditangkap Diduga Terlibat Kasus Warga Tewas usai Tenggak Miras Oplosan
Polisi menangkap dua orang dalam kasus kematian belasan warga diduga akibat minuman keras oplosan di Kabupaten Subang.
"Sudah diamankan (pelaku), dua orang berinisial N dan istrinya,"
kata dia kepada wartawan, Senin (30/10).
Kapolres Subang AKBP Ariek Indra Sentanu mengatakan berdasarkan data yang berhasil dihimpun, terdapat 11 korban meninggal dalam kasus ini. "Betul (11 orang meninggal),” ia melanjutkan.
Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Ibrahim Tompo mengatakan peristiwa ini terjadi pada Minggu (29/10) malam di Daerah Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang. Saat itu, belasan warga mengalami masalah kesehatan setelah menenggak minuman keras.
Keesokan harinya, Senin (30/10) pagi warga tersebut meninggal dunia secara bergiliran saat menjalani perawatan di RSUD Ciereng Subang.
Ibrahim mengatakan mereka diduga menenggak minuman keras pada Sabtu (28/10) siang dalam acara pesta Pernikahan di Desa Sagalaherang Kaler, Sagalaherang, Subang. Mereka membeli minuman keras tersebut di Kampung Jabong Ds. Curug Rendeng Kec. Jalancagak.
"Mereka meminum minuman keras diacara pernikahan tersebut. Pasca kegiatan tersebut mereka mulai merasakan gejala sakit kemudian dibawa oleh pihak keluarga masing-masing ke faskes terdekat kemudian dirujuk ke RSUD Ciereng Subang" ucap dia.
“Dalam proses penanganan di IGD RSUD Ciereng Subang sebagian korban meninggal dunia dan sebagian lagi masih dalam penanganan intensif (kritis),”
Ibrahim melanjutkan.
merdeka.com
Pihak kepolisian melakukan olah TKP sekaligus memeriksa, termasuk mengamankan sejumlah barang bukti puluhan botol minuman keras berbagai merk.
Selain itu, ditemukan pula dua buah corong plastic, satu buah kantong plastik pemanis buatan, tiga buah botol platik esen, satu buah teko platik, satu buah tong besar, dua pasang sarung tangan karet, dua sachet minuman berenergi.
“Hasil sampel, sudah diserahkan kepada pihak kepolisian. Kami tidak melakukan pemeriksaan secara laboratorium dari akibatnya, cuma dari diagnosa kami ini karena pasien mengonsumsi alkohol lebih dari kadar,” ungkapnya.
“Datangnya (pasien) tidak serentak, datangnya itu ada jeda-jeda beberapa jam karena memang di sana enggak tahu di lapangan seperti apa,” ucapnya.