Pedagang di Sumsel Ingin Sosok Presiden 'Orang Baru'
Merdeka.com - Warga kalangan bawah di Sumatera Selatan menginginkan Presiden RI periode mendatang tidak terkait dengan kekuasaan saat ini. Dari sosok-sosok yang kemungkinan maju sebagai calon presiden, Anies Baswedan menjadi pilihan utama.
Hal itu terungkap dari wawancara beberapa pedagang Pasar Pagi Lemabang Palembang. Mereka memiliki beragam alasan kenapa Anies Baswedan lebih memikat ketimbang nama lain seperti Ganjar Pranowo atau Prabowo Subianto.
Meski tidak begitu mengerti dengan perpolitikan dan stabilitas nasional, masyarakat menilai terjadi kekisruhan, walaupun tidak sampai chaos dalam beberapa tahun terakhir. NKRI harga mati yang digembor-gemborkan, dianggap hanya sebatas ucapan dan status di media sosial.
-
Siapa yang disebut bakal jadi cawapres Anies? Nama Yenny sebelumnya disebut sebagai bakal calon wakil presiden untuk mendampingi Anies Baswedan.
-
Siapa saja yang dipilih oleh masyarakat pada pemilu 2024? Pada pemilu kali ini, masyarakat Indonesia akan memilih para wakil rakyat, yaitu yang akan duduk sebagai anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, dan Presiden serta Wakil Presiden.
-
Apa yang disinggung Anies Baswedan? Anies Baswedan menyinggung soal pemimpin yang tidak memenuhi janjinya.
-
Siapa saja yang bisa dipilih di Pemilu 2024? Masyarakat akan memilih Presiden dan Wakil Presiden, serta anggota DPR, DPD, dan DPRD untuk periode mendatang.
-
Apa nama lengkap Anies Baswedan? Anies Baswedan, dengan nama lengkap Anies Rasyid Baswedan, merupakan salah satu kandidat presiden untuk tahun 2024, dilahirkan di Kuningan pada tanggal 7 Mei 1969.
-
Siapa saja yang dipilih dalam Pemilu 2024? Pemilu 2024 adalah pemilihan umum serentak untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD, serta kepala daerah di seluruh Indonesia.
Perpecahan terlihat dari banyaknya konflik di media sosial ketika topiknya adalah pemerintahan dan kekuasaan. Hal itu bagi masyarakat sebuah ketidakharmonisan dalam berwarganegara dan menyusutnya jiwa bangga terhadap pemimpin negeri ini.
Belum lagi menyangkut korupsi yang makin merajalela. Kasus mantan pejabat Kementerian Keuangan RI baru-baru ini, benar-benar menyedot perhatian dan membuat masyarakat frustasi dengan kondisi bangsa.
Perilaku korupsi yang semakin luas menggambarkan gagalnya pemerintah dalam menciptakan pemerintahan bersih yang tertuang dalam filosofi revolusi mental. Bukannya hadir, pemerintah justru membuka peluang bagi pejabatnya untuk berbuat curang yang ujungnya menggerogoti keuangan negara.
Fenomena bermewah-mewah kalangan pejabat juga menaikkan ketidakpercayaan masyarakat. Tapi bukannya dilakukan evaluasi apalagi memproses pejabat yang demikian, pemerintah justru hanya memberi nasihat agar tidak lagi seperti itu untuk meredam amarah masyarakat.
Langkah pemerintah itu bukan menjadi solusi untuk mencegah korupsi, melainkan terkesan menutupi aib-aib pejabat yang memiliki peluang melakukan korupsi. Ulah jahat mantan petinggi di Dirjen Pajak ini saja terbongkar gara-gara kasus anaknya, bukan dari pengungkapkan kasus yang berawal dari indikasi.
"Kondisi negara ini sudah parah, benar kata Rhoma Irama, yang kaya makin kaya, yang miskin makin susah makan apalagi mau berharta," ungkap Herman Dodi (45), salah seorang pedagang, Rabu (3/5).
Ada juga yang beralasan tidak stabilnya ekonomi dibuktikan dengan kenaikan harga bahan pokok dan bahan bakar minyak selama ini. Dua jenis komoditas ini sangat berpengaruh bagi masyarakat karena tak seiring dengan pendapatan.
Program pemerintah semisal Program Keluarga Harapan (PKH) juga dinilai gagal. Hal ini dibuktikan dengan tidak tersebarnya program itu ke masyarakat lain yang sebenarnya masuk dalam kriteria penerima.
Dari tahun ke tahun, peserta PKH hanya itu-itu saja tanpa perubahan sama sekali. Padahal program itu bertujuan sebagai jembatani masyarakat kurang mampu untuk meningkatkan taraf ekonominya.
"Kami lihat peserta PKH ini menjadi salah satu basis pendukung pemerintah saja, mereka tidak bakal teriak karena sudah menerima bantuan dari negara," ujarnya.
Dari beragam alasan yang disebutkan, masyarakat berharap presiden mendatang bisa memperbaiki kondisi negara dan bangsa. Sosok yang dipilih adalah mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang teruji memimpin ibu kota dengan kesuksesannya dan tingkat kecerdasan yang tidak diragukan lagi.
"Kalau masih ada kaitannya dengan presiden sekarang pasti tak akan beda, Indonesia masih begini-begini saja. Makanya perlu presiden baru yang di luar dari kekuasaan sekarang," kata Nawiro (54), pedagang di pasar yang sama.
"Kami nak (mau) Anies tula (itulah)," teriak pedagang-pedagang lain kompak.
Harapan yang sama juga disampaikan buruh bangunan, Wagimin (54). Dia meminta masyarakat lain membuka hati dan pikirannya untuk berbuat yang terbaik dengan memilih Anies Baswedan jika menjadi capres.
Selain orang yang berada di luar lingkaran kekuasaan, Anies Baswedan juga terbukti sukses memimpin DKI Jakarta menjadi lebih maju. Anies juga diyakini mampu meredam perpecahan politik dan saling cemooh yang terjadi saat ini.
"Saya tidak pernah ke Jakarta, tapi hati nurani saya lebih tertuju ke Pak Anies, lihatnya adem, tidak dibuat-buat seperti mau pencitraan saja," terang dia.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anies meyakini Sumbar bukan lagi lumbung suara Capres Prabowo Subianto. Sebab, kata Anies masyarakat Minang mendukung gagasan perubahan.
Baca SelengkapnyaMenurutnya rata-rata konsumsi daging perkapita dunia kilogram perkapita. Sementara di Indonesia baru 2,5 kilogram Sedangkan Jakarta sudah hampir 6,5 kilogram.
Baca SelengkapnyaMassa yang hadir dalam kampanye menolak harga sembako dan pendidikan mahal.
Baca SelengkapnyaAnies ingin memerdekakan masyarakat yang saat ini dalam kondisi terhimpit.
Baca SelengkapnyaAnies menuding bahwa ibu kota baru hanya ambisi satu dua orang saja.
Baca SelengkapnyaCalon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan menceritakan banyak warga Padang, Sumatera Barat, menaruh harapan dan meminta tidak ada pengkhianatan
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan tidak khawatir mengenai elektabilitasnya yang selalu berada di urutan terbawah di antara capres lainnya
Baca SelengkapnyaWarga mendukung penuh langkah Anies untuk kembali menjadi gubernur DKI Jakarta
Baca SelengkapnyaLokasi ini merupakan kampanye yang kedelapan sejak dimulainya Kampanye Akbar, pada 21 Januari 2024.
Baca SelengkapnyaKeputusan Anies untuk bertarung di Pilgub Jakarta mendatangkan reaksi di partai-partai.
Baca SelengkapnyaPrinsipnya membesarkan yang kecil tanpa mengecilkan yang besar. Menguatkan yang lemah tanpa melemahkan yang lemah.
Baca SelengkapnyaAnies bertolak ke masjid Raya Sumatera Barat untuk melaksanakam salat tarawih berjemaah.
Baca Selengkapnya