Kenapa Wanita di Atas Usia 35 Tahun Lebih Susah Hamil? Ternyata Ini Faktanya
Banyak yang bertanya-tanya kenapa wanita di atas usia 35 tahun susah hamil. Ternyata ini penyebabnya.
Setiap pasangan memiliki keputusan berbeda mengenai waktu yang tepat untuk memiliki anak, baik anak pertama maupun kedua. Namun, rencana kehamilan sebaiknya dipersiapkan dengan matang, terutama karena faktor usia sangat memengaruhi tingkat kesuburan wanita.
Di atas usia 35 tahun, kesuburan wanita mulai menurun secara signifikan. Mengapa demikian? Artikel ini akan membahas alasannya serta risiko yang perlu dipertimbangkan saat merencanakan kehamilan di usia tersebut.
-
Mengapa wanita tersebut sulit hamil? Hasil pemeriksaan di rumah sakit menunjukkan adanya kista dan polip endometrium di rahimnya, yang menjadi penghalang bagi kehamilannya.
-
Mengapa hamil anak ke-3 dianggap lebih sulit? Hal ini didasarkan pada pemahaman bahwa setiap kehamilan yang bertambah akan semakin memperberat kondisi fisik dan finansial keluarga.
-
Risiko apa yang lebih tinggi dialami ibu hamil usia tua? Risiko hamil di usia tua yang paling utama adalah Anda memiliki potensi untuk keguguran yang lebih tinggi dibanding hamil pada usia 20-an. Risiko keguguran dan lahir mati meningkat seiring bertambahnya usia karena kondisi medis yang sudah ada sebelumnya atau karena kondisi kromosom pada bayi.
-
Kenapa wanita PCOS kesulitan hamil? Karena dampaknya terhadap siklus menstruasi dan ovulasi, banyak wanita yang mengalami PCOS merasa khawatir mengenai kemampuan mereka untuk hamil.
-
Mengapa tingkat keberhasilan IVF menurun seiring bertambahnya usia? Abnormalitas genetik ... meningkat seiring bertambahnya usia — dan ini adalah alasan utama peningkatan keguguran serta penurunan tingkat kehamilan seiring bertambahnya usia ibu.
-
Mengapa peluang hamil lebih tinggi di usia 20-an? Ketika seseorang berusia 21 tahun, 90 persen dari telurnya berada dalam kondisi normal secara kromosom, yang meningkatkan peluang untuk mengandung bayi yang sehat.
Penuaan Reproduksi: Fenomena yang Tak Terelakkan
Selain perubahan kulit yang menua, wanita juga mengalami penuaan pada sistem reproduksinya. Seiring bertambahnya usia, jumlah dan kualitas sel telur wanita berkurang drastis. Berbeda dengan pria yang terus-menerus menghasilkan sperma, wanita hanya memiliki cadangan sel telur terbatas sejak lahir.
Menurut para ahli, kemampuan produksi sel telur dipengaruhi oleh dua aspek, yaitu usia kronologis dan usia biologis ovarium. Usia kronologis merujuk pada usia berdasarkan tanggal lahir, sementara usia biologis berkaitan dengan kualitas dan jumlah cadangan ovarium.
Faktor genetik dan lingkungan juga berperan dalam mempercepat penuaan biologis ovarium. Akibatnya, seorang wanita yang secara kronologis berusia 35 tahun dapat memiliki usia biologis ovarium yang lebih tua, sehingga lebih sulit untuk hamil.
Cadangan Sel Telur yang Menyusut dengan Cepat
Penelitian yang dilakukan oleh Universitas St. Andrews dan Universitas Edinburgh mengungkapkan bahwa wanita di usia 30-an menghadapi tantangan besar untuk hamil. Meski masih mampu menghasilkan sel telur, jumlah cadangan ovarium menurun dengan cepat.
Studi tersebut menunjukkan bahwa rata-rata perempuan dilahirkan dengan sekitar 300.000 sel telur. Namun, pada usia 30 tahun, hanya tersisa sekitar 12 persen dari cadangan ovarium, dan jumlah ini menyusut menjadi 3 persen pada usia 40 tahun. Selain jumlah yang menurun, kualitas sel telur juga memburuk, meningkatkan risiko kelahiran bayi dengan kondisi kesehatan yang kurang baik.
Penelitian ini juga menemukan adanya perbedaan signifikan dalam jumlah cadangan sel telur antarperempuan. Sebagian wanita dilahirkan dengan lebih dari 2 juta sel telur, sementara yang lain hanya memiliki sekitar 35.000 sel telur. Temuan ini menjadi pengingat bagi perempuan untuk tidak menunda rencana kehamilan terlalu lama, karena semakin tua usia, semakin besar tantangan yang harus dihadapi.
Risiko Kehamilan di Atas Usia 35 Tahun
Selain kesulitan untuk hamil, kehamilan di atas usia 35 tahun juga disertai berbagai risiko kesehatan. Beberapa risiko tersebut meliputi:
- Down Syndrome pada bayi akibat kualitas sel telur yang menurun.
- Keguguran yang lebih sering terjadi pada usia kehamilan ini.
- Operasi caesar, yang lebih umum dilakukan pada wanita hamil di usia ini.
- Kematian bayi, baik saat di dalam kandungan maupun proses persalinan. Risiko ini lebih tinggi dibandingkan wanita yang hamil di usia lebih muda, yaitu sekitar 7 dari 1.000 kehamilan.
Meski risiko tersebut tidak sepenuhnya dapat dihindari, mereka lebih besar pada wanita berusia di atas 35 tahun. Oleh karena itu, keputusan untuk hamil di usia ini harus disertai dengan konsultasi medis yang mendalam dan persiapan yang matang.
Penurunan kesuburan wanita di atas usia 35 tahun disebabkan oleh penuaan reproduksi, baik dari segi jumlah maupun kualitas sel telur. Selain itu, risiko kehamilan pada usia ini juga meningkat, termasuk kemungkinan komplikasi selama kehamilan dan persalinan.
Dengan memahami fakta ini, wanita dan pasangannya diharapkan dapat merencanakan kehamilan dengan bijak, mempertimbangkan waktu yang tepat, serta berkonsultasi dengan tenaga medis untuk mendapatkan saran terbaik. Jangan tunda rencana kehamilan terlalu lama agar peluang sukses lebih tinggi dan risiko dapat diminimalkan.