Pegiat Bahasa Daerah Gelar Sysmposium Internasional di Banyuwangi
Merdeka.com - Puluhan peneliti dan pegiat bahasa dari dalam dan luar negeri kembali menggelar Internasional Symposium on the Language Of Java (ISLOJ) ke 7. Kali ini, kegiatan ISLOJ digelar di Kabupaten Banyuwangi, dihadiri 35 pegiat dan peneliti dari berbagai negara, mulai Singapura, Jepang, Australia, Inggris, dan Amerika.
Para pegiat bahasa dalam ISLOJ bakal saling berbagi materi penelitian bahasa Using, -salah satu bahasa lokal Banyuwangi- kemudian Jawa, Sunda dan bahasa-bahasa lokal di sekitar pulau Jawa.
Panitia Penyelenggara ISLOJ, Thomas Conners menjelaskan, konferensi internasional ini digelar setiap dua tahun sekali.
-
Siapa yang hadir di acara 'The Jewel of Central Java'? Turut hadir dalam kegiatan itu, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sumarno, hingga Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sumarno, menyampaikan pelaksanaan kegiatan BIK ini diharapkan juga dapat meningkatkan akses keuangan terhadap permodalan UMKM di Jawa Tengah.
-
Dimana para delegasi internasional berkunjung di Banyuwangi? Mereka mengunjungi Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu yang merupakan salah satu Kampung KB yang banyak memiliki program-program kependudukan berbasis warga desa. Di sana mereka disuguhkan hasil pertanian dan olahannya setempat. Seperti buah naga, manggis, dan durian.
-
Siapa yang ingin mengunjungi Jawa? Mereka ingin berkunjung ke tanah leluhur, namun terkendala biaya yang amat sangat mahal.
-
Siapa saja yang hadir dalam seminar tentang pungutan wisman di Bali? Forum seminar yang diinisiasi Fakultas Pariwisata Unud bersama Emtek Media itu menghadirkan pembicara Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali Ida Bagus Agung Partha Adnyana, Perwakilan Dinas Pariwisata dan Majelis Desa Adat (MDA) Bali serta dari akademisi Unud.
-
Siapa yang terlibat dalam pertemuan tersebut? Kepala Badan Perlindungan Pekerjaan Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani menemui Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Hadi Tjahyanto di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (5/3/).
-
Siapa yang ikut seminar? Seminar yang dilakukan di dua sekolah ini menghadirkan peserta dari perwakilan masing-masing kelas di keduanya.
"Ini konferensi para peneliti bahasa, Jawa, Bali, Saksak, Bali, Sunda, Madura, dan bahasa yang ada di sekitar Jawa dan sekitarnya. Semua ada 35 peneliti, separuh Indonesia dan separuh luar negeri," kata Thomas di sela Simposium ISLOJ, di Hotel Ketapang Indah, Banyuwangi, Sabtu (6/7).
Para peneliti dalam dan luar negeri bakal berbagi hasil penelitian untuk menguatkan bahasa-bahasa lokal yang dinilai terancam hilang bila tidak tercatat.
"Banyak bahasa yang hilang dan terancam. Dari 700 bahasa di Indonesia, ketemu bahasa kecil, besar, bahasa yang tertulis dan tak tertulis. Dari 700 yang tertulis jumlahnya dikit, hanya sekitar 50 an. Sunda dan Jawa jumlah penutur nya banyak tapi masih terancam," kata Thomas.
Thomas mencontohkan, mengapa bahasa lokal yang belum banyak tercatat bisa terancam hilang. Salah satunya karena faktor pola asuh anak yang kurang tepat, seperti cenderung mengajarkan anak berbahasa Indonesia atau bahkan Inggris, dibandingkan bahasa lokal daerahnya.
Menurutnya, Bahasa Indonesia dan Inggris bisa dipelajari di bangku pendidikan, dan belum tentu tersedia di pendidikan formal. Dia mencontohkan bahasa lokal yang diajarkan di bangku sekolah, justru terpusat di bahasa Jawa daerah Jogjakarta dan Solo.
"Kita mengutamakan bahasa yang tidak diutamakan, kita lihat pendidikan Bahasa Jawa. Itu kan Jawa Jogja, bukan Jawa Banyuwangi. Kemudian di Indramayu, Banten, yang diajarkan di sekolah bahaswa Jawa Jogja, Solo, (bukan bahasa Jawa lokalnya). Kita coba untuk mendukung, varian yang berbeda, itu kan bahasa alami, bahasa jawa Using, Cirebon, itu semua bahasa yang alami," paparnya.
Banyuwangi sendiri dipilih menjadi tuan rumah penyelenggaraan ISLOJ ke 7 karena dinilai memiliki bahasa lokal yang unik. Sebelumnya, digelar di Palembang, Bali, Lombok, dan Bandung.
"Bahasa di sini menarik sekali, ciri cirinya, kulturnya, beda dengan bahasa jawa yang lain. Ini untuk mendukung juga. Kegiatan ini sekaligus untuk membangkitkan kerjasama peneliti luar dan dalam negeri, kemudian mendukung daerah yang lokal," paparnya.
Thomas Sendiri saat ini menjadi akademisi di University of Maryland, Amerika Serikat dan telah bertahun-tahun meneliti bahasa Jawa di Tengger, Semeru.
"Saya S3 hampir dua tahun meneliti bahasa Jawa di Tengger, kemudian bahasa Malangan, lima tahun di Atmajaya Jakarta. Dan sudah keliling di pulau Jawa," ujarnya.
Hasil penelitian para pegiat bahasa ini bakal dipublikasi dalam sistem open source agar bisa diakses oleh masyarakat luas.
"Nanti akan diterbitkan, dari makalah makalah yang dihasilkan," katanya.
Sementara itu, pegiat Bahasa Using, asal Banyuwangi yang ikut dalam ISLOJ, Antariksawan Jusuf menambahkan, dirinya membawakan makalah berjudul "Standart Javanese versus Using Banyuwangen: A Note in the Distinctive Features Found In the Two Dialects", yang berisi tentang perbedaan bahasa Jawa dan Using.
"Terutama di pembentukan kata awalan, sisipan dan akhiran, yang ada di dalam bahasa Using tidak ada di Jawa dan sebaliknya. Ini perlu dikuatkan karena selalu muncul perdebatan, apakah Bahasa Using itu dialeg Jawa atau enggak. Saya mengamati lebih banyak ke perbedaan imbuhan dalam bahasa Jawa dan Using," kata Antariksawan.
Dia melanjutkan, generasi muda di Banyuwangi saat ini sudah bangga berbahasa Using. Hal ini juga didukung dengan komunitas maupun pemerintah yang mendukung tergeraknya event yang mendukung budaya masyarakat Using.
"Sekarang memang ada semacam kebanggaan pakai bahasa Using, meski harus tetap ditumbuhkan. Dengan majunya pariwisata harapannya, bisa membawa dampak bahasa Using ke Anak-anak, paling nggak banyak yang ditampilkan dalam festival Banyuwangi, budaya Banyuwangi yang mau tidak mau bersentuhan dengan Bahasa USing," katanya.
(mdk/hrs)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ratusan penyair dan penulis dari seluruh Indonesia dan sejumlah negara berkumpul di Banyuwangi untuk mengikuti Jambore Sastra Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaMelalui festival ini, Ipuk berharap agar anak-anak muda tetap bangga berbahasa daerah.
Baca SelengkapnyaCara unik dilakukan Dosen di Fakultas Ilmu Budaya UGM dengan wajibkan Mahasiswa presentasi pakai Bahasa Daerah.
Baca SelengkapnyaMemasuki Bulan Juli ini, Banyuwangi Festival menghadirkan 12 event menarik.
Baca SelengkapnyaMuhibah Budaya yang digelar Jumat malam (7/7/2023) tersebut menampilkan berbagai atraksi tari dari sejumlah daerah.
Baca SelengkapnyaBanyuwangi menjadi tuan rumah Olimpiade Sains dan Metematika tingkat Asia yang akan dihelat pada 11-16 November 2024 ini.
Baca SelengkapnyaKerja sama antar geopark ini sangat penting untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.
Baca SelengkapnyaITdBI menjadi salah satu dari 79 event kalender event Banyuwangi Festival (B-Fest) 2024.
Baca SelengkapnyaBupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani memaparkan bagaimana Geopark Ijen bertransformasi.
Baca SelengkapnyaBanyuwangi menjadi tuan rumah pelaksanaan pre-event Geotourism Festival.
Baca SelengkapnyaMunas dihadiri perwakilan 29 badan pengelola geopark di Indonesia.
Baca SelengkapnyaFestival ini merupakan wadah bagi para pelajar HSE dalam menampilkan kreativitas musikal, instrumen, makanan dan tarian khas negaranya masing-masing.
Baca Selengkapnya