Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

'Pemerintahan Jokowi belum serius tangani masalah cyber'

'Pemerintahan Jokowi belum serius tangani masalah cyber' ilustrasi situs Islam diblokir. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Pengamat masalah cyber Fami Fahruddin menilai sistem keamanan cyber di Indonesia masih sangat lemah. Pemerintah belum memiliki sistem keamanan cyber yang canggih sehingga banyak celah untuk membajak situs-situs di Indonesia atau membuat situs atas nama domain Indonesia.

"Pemerintah harus segera melakukan pembenahan sehingga unit-unit di dalamnya tidak direpotkan kalau security sudah memenuhi standar. Bagaimana membenahi lubang-lubang yang ada di dunia cyber ini," ujar Fami dalam diskusi 'Mengapa Blokir Situs Online?', di Gado-Gado Boplo, Jakarta, Sabtu (4/4).

Menurut Fami, munculnya situs-situs Islam yang radikal disebabkan dari kelemahan cyber security pemerintah. Pemerintah diminta untuk membuat peraturan tentang keamanan dunia cyber yang memadai, bukan hanya menindak lewat pemblokiran situs tersebut.

"Saya lebih tertarik diperlukannya pemerintah lebih serius mendalami kriteria-kriteria untuk melakukan pemblokiran sebuah situs, lebih rigid tidak faktor like and dislike, faktor mood, paham radikalisme kan tidak bisa dibincangkan bahwa itu tidak boleh disebarluaskan," ujar Fami.

"Karena apa? Cyber mengikuti apa aturannya, BNPT juga mengikuti aturannya. Jadi ini yang seharusnya diperhatikan oleh BNPT. Pemerintahan Jokowi belum ada keseriusan di dalam menangani masalah cyber ini. Padahal menurut saya sudah sangat serius," tambah Fami lagi.

Fami mengatakan jika tidak ada aturan terkait keamanan cyber ini maka masih banyak kelonggaran yang dimiliki para teroris untuk membuat situs-situs radikal. Situs-situs yang baru akan lebih banyak lagi bermunculan, sehingga tindakan pemblokiran kurang efektif.

Selain itu, Fami juga berpendapat bahwa perlu adanya peraturan pemblokiran yang lebih detail. Menurutnya, alasan pemblokiran yang diungkapkan BNPT ngawur dan memantik protes dari pengelola situs-situs tersebut.

"Saya lihat BNPT argumen (pemblokiran) cukup ngawur karena alasan dotcom, alasan tafkiri (perilaku mengkafirkan sesama muslim) ini aturan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan secara hukum. Saya duga begitu (BNPT salah memilih rujukan)," ujarnya.

Dia mengatakan seharusnya BNPT beralasan situs tersebut menyebarkan kebencian dan melanggar Undang Undang Pers. "Jika (alasannya) demikian ada itu lebih mengena," ujarnya.

Sebab, lanjut dia, para pengelola situs Islam itu justru menyambut gembira lantaran tidak ada penyebutan melanggar UU Pers. Maka demikian, situs-situs radikalisme Islam akan tetap bermunculan.

"Mungkin personal pengelola website ini mengatakan, 'sudah lah di sana kafir ini kita tidak perlu aturan pers', dan ini pengelola ada di dalam 22 situs yang diblokir itu. Saya kenal salah satunya, saya juga aktivis Islam, nah ini tidak benar, seharusnya BNPT bisa merujuk pada aturan yang sudah ada," pungkasnya.

(mdk/efd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Penyebab Judi Online Masih Marak di Indonesia Hingga Disorot Presiden Jokowi
Penyebab Judi Online Masih Marak di Indonesia Hingga Disorot Presiden Jokowi

Padahal, penegak hukum sudah berulang kali membongkar praktik kejahatan siber ini. Lalu kenapa masih tumbuh subur?

Baca Selengkapnya
Polri soal Peretasan PDN: Butuh Kajian, Australia Bertahun-tahun Baru Beres
Polri soal Peretasan PDN: Butuh Kajian, Australia Bertahun-tahun Baru Beres

Polri tidak menyerah begitu saja dengan kasus peretasan PDN.

Baca Selengkapnya
Ada 354 Juta Ponsel Aktif di Indonesia, Jokowi: 50 Persen Rentan Jadi Korban Kejahatan dan Penipuan Digital
Ada 354 Juta Ponsel Aktif di Indonesia, Jokowi: 50 Persen Rentan Jadi Korban Kejahatan dan Penipuan Digital

Presiden Jokowi sebut hampir setengah penduduk Indonesia rentan jadi korban kejahatan dan penipuan digital.

Baca Selengkapnya
Penerapan Sanksi Hukum di Ranah Siber Dianggap Belum Maksimal
Penerapan Sanksi Hukum di Ranah Siber Dianggap Belum Maksimal

Maraknya aksi peretasan dipicu belum maksimalnya penerapan hukum khususnya UU ITE.

Baca Selengkapnya
Jokowi Dibisiki Pakar: Pak Hati-Hati, Data Digital Tentukan Hasil Pilpres 2029
Jokowi Dibisiki Pakar: Pak Hati-Hati, Data Digital Tentukan Hasil Pilpres 2029

Jokowi meminta data-data digital Indonesia diproteksi dengan baik.

Baca Selengkapnya
Jokowi Minta Belanja Infrastruktur Digital Ditekan: Tak Ada Lagi Aplikasi Baru
Jokowi Minta Belanja Infrastruktur Digital Ditekan: Tak Ada Lagi Aplikasi Baru

Presiden Jokowi meminta agar aplikasi kementerian/lembaga disederhanakan.

Baca Selengkapnya
Anies Pertanyakan Hasil Kerja Prabowo untuk Amankan Cyber Indonesia
Anies Pertanyakan Hasil Kerja Prabowo untuk Amankan Cyber Indonesia

Prabowo mengingatkan, pengadaan teknologi bukan menjadi kunci. Karena yang terpenting adalah SDM.

Baca Selengkapnya
Jokowi: Korupsi Sekarang Makin Canggih, Menggunakan Teknologi Mutakhir
Jokowi: Korupsi Sekarang Makin Canggih, Menggunakan Teknologi Mutakhir

Jokowi mengatakan, saat ini korupsi semakin canggih dan kompleks, serta menggunakan teknologi mutakhir.

Baca Selengkapnya
Jokowi Desak DPR Selesaikan RUU Perampasan Aset: Ini Penting untuk Beri Efek Jera Koruptor
Jokowi Desak DPR Selesaikan RUU Perampasan Aset: Ini Penting untuk Beri Efek Jera Koruptor

Jokowi meyakini hal ini dapat memberikan efek jera untuk para koruptor dan mengembalikan kerugian negara.

Baca Selengkapnya
Jokowi: Tuntutan Masyarakat Semakin Tinggi, Ada Apa Dikit Viralkan
Jokowi: Tuntutan Masyarakat Semakin Tinggi, Ada Apa Dikit Viralkan

"Kedepan kita tahu tantangan akan makin berat. Ada apa dikit viralkan ke depan makin banyak tuntutan masyarakat itu," kata Jokowi

Baca Selengkapnya
Undang-Undang Perlindungan Data Sering Dianggap Jadi Formalitas Saja
Undang-Undang Perlindungan Data Sering Dianggap Jadi Formalitas Saja

Meski undang-undang ini sudah diberlakukan, penerapannya masih sering kali dianggap sebagai formalitas semata.

Baca Selengkapnya
Singgung AI, Jokowi Sebut Dunia Pers Sedang Tidak Baik-Baik Saja
Singgung AI, Jokowi Sebut Dunia Pers Sedang Tidak Baik-Baik Saja

Menurut Jokowi, tantangan pers sekarang semakin banyak di era kemajuan digital termasuk adanya Artificial Intelligence (AI).

Baca Selengkapnya