Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pengakuan Jenderal Tak Bergaji, Pengikut Keraton Raja Agung Sejagat

Pengakuan Jenderal Tak Bergaji, Pengikut Keraton Raja Agung Sejagat Keraton Agung Sejagat. Twitter @aritsantoso ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Raja Keraton Agung Sejagat, Toto Santoso sukses menggaet banyak orang untuk bersedia menjadi pengikutnya. Berdasarkan pemeriksaan Polda Jateng, para pengikutnya wajib membayar uang Rp3 juta. Sebagai syarat masuk menjadi warga kerajaan.

Setelah membayar, Keraton Agung Sejagat menjanjikan para punggawa kerajaan itu mendapatkan gaji dengan mata uang dolar setiap bulannya. Janji gaji dolar itulah yang menjadi magnet untuk menarik masyarakat menjadi punggawa Keraton. Kenyataannya bertolak belakang. Selama ini punggawa keraton dan abdi dalemnya belum pernah dibayar.

Salah satu pengikut keraton, Linda menceritakan pengalamannya. Saat deklarasi keraton ini, Linda mengaku sudah memiliki kedudukan cukup tinggi. Sebagai punggawa kerajaan. Untuk mendapat kedudukan itu, memang tidak gratis. Linda memaklumi. Untuk mendirikan imperium baru memang butuh biaya.

"Itu kan untuk seragam, untuk surat menyurat. Pokoknya sebagai rintisan sebuah imperium," kata Linda seperti dilansir Liputan6.com, Kamis (16/1).

Raja dan ratu dari Keraton Agung Sejagat sudah ditangkap polisi. Namun Linda masih belum percaya bahwa dia adalah korban penipuan. Dia justru yakin bahwa Keraton Agung Sejagat itu benar-benar ada.

"Ya namanya juga warisan masa lampau, memang sulit untuk dibuktikan. Tapi bisa diyakini," katanya.

Diberi Pangkat Jenderal

Pengikut lain adalah Namono, warga Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo. Namono menjadi pengikut Raja Keraton Agung Sejagat, Totok Santosa Hadiningrat, karena percaya dia adalah Sang Ratu Adil yang ditakdirkan menjadi pemimpin bumi.

"Dulu saya memang ikut DEC (Jogja DEC), tapi di hati kurang sreg," kata Namono.

Setelah bergabung dengan keraton Raja Agung Sejagat, dia diberi pangkat 'Jenderal'. Namono juga tak tahu jika pemimpin Jogja DEC dan Keraton Agung Sejagat ternyata orang yang sama yakni Toto Santoso. Hanya saja keyakinannya, sosok Raja tak akan menipunya. Namono mengelak saat ditanya biaya pendaftaran.

"Saya ini orang tidak punya, dari mana punya uang untuk membayar," katanya dalam bahasa Jawa Kromo.

Utami, istri Namono justru membantah pernyataan suaminya. Dia sering dimintai uang oleh suaminya untuk kepentingan kegiatan Keraton Agung Sejagat.

"Minta saya banyak, sekitar Rp2 juta. Tiga tahun gabung, katanya jadi Jenderal tapi tidak pernah digaji," kata Utami.

Keraton Nusantara Geram

Deklarasi dan pengumuman Keraton Agung Sejagat di Desa Pogung Jurutengah, Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah tidak hanya meresahkan masyarakat setempat. Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) memastikan Keraton Agung Sejagat tidak terdaftar dalam arsip negara dan catatan sejarah.

Ketua FSKN PRA Arief Natadiningrat mengaku kaget seiring dengan perkembangan negara Indonesia, masih ada orang yang berani mendirikan keraton hingga mengklaim keturunan Majapahit.

"Kami prihatin saja apalagi mengklaim masih keturunan Syailendra dan penerus Majapahit. Keraton tersebut tidak ada dalam daftar keraton se-Nusantara," kata Sultan Keraton Kasepuhan Cirebon PRA Arief Natadiningrat kepada wartawan, Rabu (15/1).

Arief mengatakan, dalam catatan yang dimiliki FSKN ada lebih dari 200 kerajaan atau kasultanan yang terdaftar pada persiapan kemerdekaan Indonesia, tidak termasuk Keraton Agung Sejagat.

Arief meragukan klaim keraton yang mengaku keturunan Wangsa Syailendra. Menurutnya, sulit untuk memelihara silsilah dari wangsa Syailendra yang berjaya di abad ke 7 dan 8 masehi itu.

"Mengidentifikasi silsilahnya itu cukup sulit apalagi mengaku keturunan Majapahit. Kerajaan Majapahit itu setelah runtuh menjadi Demak, kemudian runtuh dan jadi Pajang, runtuh lagi menjadi Mataram, kemudian runtuh menjadi Surakarta dan Yogyakarta. Begitu RI lahir hanya ada Surakarta dengan kasunanan dan Mangkunegaran, kemudian Kasultanan Yogyakarta dan Pakualaman," ujar dia.

Arief mengaku prihatin klaim Keraton Agung Sejagat didanai oleh Swiss. Menurut dia, Keraton se nusantara pernah berkumpul dengan tokoh nasional termasuk Sukarno di Tapak Siri.

"Untuk membangun keraton harus ada magersari atau warga di sekitar keraton, itulah yang nantinya dibina keraton. Ini tidak diajak bicara, tiba-tiba dibangun dan ada kegiatan," sambung Arief.

Keraton se-Nusantara menyatakan diri membantu kemerdekaan Indonesia. Pernyataan tersebut karena saat itu hanya keraton yang memiliki perbekalan hingga bantuan dana untuk membantu perjuangan masyarakat Indonesia.

"Jadi tidak ada harta keraton disimpan di bank luar negeri harta keraton banyak digunakan untuk kepentingan kemerdekaan. Sisa aset saja," ujar dia.

Menurut Arief, keberadaan Keraton Agung Sejagat adalah mimpi pemimpin keraton yang diembuskan ke masyarakat terkait informasi bohong.

Reporter: Edhie Prayitno IgeSumber: Liputan6.com

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kampanye di Karawang, Ganjar Dicurhati Ibu-Ibu 'Cari Kerja Dipersulit, Harus Bayar Rp5 Juta ke Ordal'
Kampanye di Karawang, Ganjar Dicurhati Ibu-Ibu 'Cari Kerja Dipersulit, Harus Bayar Rp5 Juta ke Ordal'

Di hadapan Ganjar, Eli menceritakan dua anaknya yang lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kesulitan mencari kerja.

Baca Selengkapnya
Baru Dilantik, Anggota DPRD Malang Ramai-Ramai Gadaikan SK buat Jaminan Pinjaman ke Bank
Baru Dilantik, Anggota DPRD Malang Ramai-Ramai Gadaikan SK buat Jaminan Pinjaman ke Bank

Anggota Dewan menggadaikan SK ke lembaga keuangan bukanlah sesuatu yang baru.

Baca Selengkapnya
Bikin Salut, Aksi Perwira TNI Selamatkan Uang Gaji Ribuan Prajurit di Tengah Serangan Musuh
Bikin Salut, Aksi Perwira TNI Selamatkan Uang Gaji Ribuan Prajurit di Tengah Serangan Musuh

Sudah bertahun-tahun para prajurit TNI tak mendapat gaji. Tiba-tiba serangan musuh datang.

Baca Selengkapnya
Gaji Pegawai PTDI Dicicil, Erick Thohir Ungkap Alasan Sebenarnya
Gaji Pegawai PTDI Dicicil, Erick Thohir Ungkap Alasan Sebenarnya

Proses pembayaran gaji yang tak utuh ini telah dikomunikasikan langsung kepada perwakilan karyawan PTDI.

Baca Selengkapnya
Pramono Anung Janjikan Gaji UMP untuk Guru Ngaji di Jakarta
Pramono Anung Janjikan Gaji UMP untuk Guru Ngaji di Jakarta

Dikatakan oleh Pramono bahwa selama ini para guru honorer termasuk guru PAUD, guru ngaji dan sebagainya mendapatkan tunjangan maksimum.

Baca Selengkapnya
Lebih Besar Mana Gaji Verrel Bramasta dan Komeng Jadi Anggota Dewan?
Lebih Besar Mana Gaji Verrel Bramasta dan Komeng Jadi Anggota Dewan?

Verrel berencana menyerahkan seluruh gajinya selama satu tahun pertama untuk mendukung pembangunan di daerah pemilihannya.

Baca Selengkapnya
Jawaban Prajurit ini Bikin Jenderal TNI Garuk Kepala, Antara Jujur Atau Polos
Jawaban Prajurit ini Bikin Jenderal TNI Garuk Kepala, Antara Jujur Atau Polos

Mayjen TNI Imam Santoso dibuat ngakak oleh prajuritnya yang polos saat diwawancarai olehnya. Sang jenderal bintang dua itu sampai garuk kepala dibuatnya.

Baca Selengkapnya
Gaji Pekerja di IKN Nusantara Tak Dipotong Pajak hingga 2035, Begini Aturannya
Gaji Pekerja di IKN Nusantara Tak Dipotong Pajak hingga 2035, Begini Aturannya

Kebijakan ini tertuang dalam Pasal 53 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 12 Tahun 2023.

Baca Selengkapnya
Cerita di Balik Para Hakim Cuti Massal Sampai Jadi Perhatian Jokowi dan Prabowo
Cerita di Balik Para Hakim Cuti Massal Sampai Jadi Perhatian Jokowi dan Prabowo

Berjubah hakim dan berpeluh keringat, mereka menuntut kenaikan gaji dan fasilitas.

Baca Selengkapnya
Mengeluh Tak Naik 12 Tahun, Segini Besaran Gaji, Tunjangan dan Fasilitas Hakim di Indonesia
Mengeluh Tak Naik 12 Tahun, Segini Besaran Gaji, Tunjangan dan Fasilitas Hakim di Indonesia

Forum hakim Indonesia menggelar 'Gerakan Cuti Bersama Hakim Se-Indonesia' pada 7-11 Oktober 2024. Ini protes dari para hakim karena gaji tak naik 12 tahun

Baca Selengkapnya