Penjelasan Dinkes Garut Siswa SD Meninggal Usai 6 Hari Vaksinasi
Merdeka.com - Seorang siswa SD berusia 7 tahun asal Garut meninggal dunia enam hari usai mendapatkan vaksinasi Covid-19. Ia diketahui meninggal dunia saat menjalani perawatan di pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) Wanaraja.
Sekretaris Dinas kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani menjelaskan bahwa anak tersebut diketahui divaksinasi Covid-18 pada Sabtu (15/1) di sekolahnya. Empat hari usai mendapatkan vaksinasi, tepatnya pada Rabu (19/1) anak tersebut muntah-muntah.
"Memang agak jauh setelah vaksinasi. Saat ada gejala itu langsung dibawa ke Puskesmas Wanaraja untuk dilakukan penanganan," jelas Leli, Minggu (23/1).
-
Kenapa anak harus divaksinasi? Vaksinasi atau imunisasi adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan anak-anak kita.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Apa dampaknya jika anak tidak divaksinasi? Tidak memberi vaksin pada anak bisa menyebabkan sejumlah dampak kesehatan yang tidak diinginkan.
-
Apa yang terjadi jika anak mengalami keterlambatan imunisasi lebih dari 6 bulan? Meskipun sudah cukup lama terlewat, Anda masih memiliki peluang untuk melakukan imunisasi susulan. Terdapat berbagai jenis vaksin yang aman diberikan, asalkan tidak melebihi batas usia tertentu, seperti sebelum bayi mencapai usia satu tahun.
-
Apa yang terjadi jika anak terlambat imunisasi? Jika anak tidak mendapatkan imunisasi tepat waktu, mereka akan menjadi lebih rentan terhadap berbagai infeksi penyakit yang seharusnya dapat dicegah dengan vaksin. Di samping itu, proses perlindungan maksimal melalui imunisasi akan memakan waktu lebih lama, sehingga anak akan berisiko lebih tinggi terhadap penyakit yang bisa saja berbahaya bagi kesehatan mereka.
-
Siapa saja yang berisiko karena anak tidak divaksinasi? Anak yang tidak divaksinasi juga membawa risiko bagi anggota keluarga lainnya.
Selama di Puskesmas, anak tersebut mendapatkan perawatan dan diobservasi. Keesokan harinya, Kamis (20/1) kondisinya, berdasarkan hasil pemeriksaan dokter diketahui mengalami perbaikan dan bahkan keluhan yang dirasakan pun berkurang.
"Jumatnya, saat diperiksa dokter, anak tersebut muntah-muntah lagi disertai sakit kepala dan petugas pun sempat melakukan pemeriksaan ke laboratorium. Sorenya di hari Jumat itu, kondisi anak terus ngedrop drastis dan sekitar pukul 17.35 anak tersebut dinyatakan meninggal dunia," ungkapnya.
Leli mengaku bahwa pihaknya belum bisa memastikan penyebab meninggalnya anak tersebut. Saat ini, kelompok kerja kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) Garut masih melakukan penelusuran untuk memastikan penyebabnya.
Menurutnya, penyebab meninggalnya anak tersebut belum tentu karena vaksinasi Covid-19. "Kami belum bisa memberikan keterangan ini dari mana penyebabnya," ucapnya.
Berdasarkan catatan saat anak tersebut mengikuti kegiatan vaksinasi, kondisinya dilaporkan sehat dan lolos saat menjalani skrining. Namun ia mengaku belum mengetahui apakah saat vaksinasi didampingi oleh orang tua atau tidak.
"Ketentuannya kalau vaksinasi (anak 6-11 tahun) harus ditemani orang tua," tutup Leli.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Petugas kesehatan langsung datang ke rumah Bayi MKA, dan akhirnya dilarikan ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaKeluarga memilih agar korban menjalani rawat jalan sebelum meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaViral Bayi Meninggal Pascaimunisasi di Sukabumi, Ini Kronologinya Menurut Kemenkes
Baca SelengkapnyaSiswa SD 06 Pesanggrahan jatuh dari lantai 4 gedung sekolahnya pagi tadi pukul 08.00 Wib
Baca SelengkapnyaAkibat kejadian itu korban mengalami luka di bagian kepala dan menjalani perawatan di RS Fatmawati.
Baca SelengkapnyaPolisi telah selesai melakukan olah TKP sehingga siswa sudah bisa belajar kembali di sekolah.
Baca SelengkapnyaAktivitas belajar normal dialihkan ke kegiatan doa bersama dan trauma healing yang dilakukan para siswa, guru, dan stakeholder SDN 06 Petukangan Utara.
Baca SelengkapnyaBocah 7 tahun meninggal dunia diduga jadi korban malapraktik operasi amandel di RS Kartika Husada Jatiasih.
Baca SelengkapnyaSebelum meninggal, A didiagnosis mengalami mati batang otak.
Baca SelengkapnyaMenurut Yohanes Sadipun, awalnya korban yang merupakan siswa sekolah dasar itu dicakar anjing rabies bersama dua temannya.
Baca SelengkapnyaPenyakit difteri kembali ditemukan di Garut, Jawa Barat. Seorang warga Kecamatan Samarang dilaporkan meninggal dunia setelah mengalami gejala difteri.
Baca SelengkapnyaAnak itu meninggal dunia jatuh dari lantai 8 Rusunawa Rawa Bebek karena sedang menunggu guru mengaji.
Baca Selengkapnya