Penusukan dua anggota Brimob bukti adanya ancaman bagi demokrasi
Merdeka.com - Ketua Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) DKI Jakarta Bidang Hikmah dan Kebijakan Publik, Muhammad Farhan Syathri mengutuk aksi penusukan dua anggota Brimob di Masjid Falatehan, Jakarta Selatan.
Farhan mengatakan, tindakan penusukan tersebut melukai demokrasi di Indonesia. Terlebih aksi tersebut dilakukan di dalam masjid, usai melaksanakan Salat Isya.
"Ya, kami sampaikan keprihatin yang mendalam. Di momentum yang fitri ini, terjadi tindakan biadab di tempat suci. Ini sangat melukai demokrasi yang menjadi konsen dan sedang kita bangun bersama. Tentunya, kami mengutuk keras aksi biadab ini" katanya di Jakarta, Sabtu (1/7).
-
Bagaimana Brimob Polri mengatasi terorisme? Intensitas perlibatan kekuatan Brimob Polri dalam penanggulangan terorisme di Indonesia meningkat usai serangan teror Bom Bali I. Selain dilibatkan dalam operasi-operasi kepolisian lain, khususnya dalam menghadapi kejahatan berintensitas tinggi seperti keberhasilan Polri mengungkap kasus terorisme di wilayah Poso Sulawesi Tengah tidak terlepas dari adanya peran Korps Brimob Polri yang tergabung dalam operasi Tinombala bersama dengan TNI.
-
Siapa yang mengapresiasi kinerja Bareskrim Polri? Komisi III DPR mengapresiasi kinerja Bareskrim Polri yang mampu membongkar tindak pidana pencucian uang (TPPU) dan kejahatan narkoba internasional jaringan FP.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Siapa yang berperan penting dalam mencegah terorisme di Indonesia? Ary mengatakan tantangan tersebut semakin kompleks dengan adanya bonus demografi 2045. Hal itu, ucapnya, menjadi salah satu tugas utama BNPT.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
Dia juga mengomentari istilah agama yang digunakan oleh pelaku teror dalam aksinya. Karena sebelum melakukan aksi penusukan kepada dua anggota Brimob, pelaku sempat meneriakkan kata 'thoghut'.
"Kami berpandangan, istilah thoghut adalah istilah umum yang seringkali digunakan oleh kelompok teror dan intoleran untuk menyebut siapapun dan pemerintah yang tidak sejalan dengan ideologi mereka. Istilah ini juga telah menjadi kata umum yang siapa saja bisa mengucapkannya," jelasnya.
Untuk itu, Farhan mendukung penuh upaya-upaya aparat penegak hukum dalam mengusut tuntas siapa pelaku teror dan aksi kekerasan ini.
"Tentunya sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku dan rasa keadilan masyarakat, dengan tetap mengedepankan profesionalisme, tanpa prasangka," ujarnya.
Lebih Lanjut, dia menegaskan, aksi-aksi teror ini merupakan ancaman dan kejahatan yang nyata. Sehingga harus menjadi perhatian bersama.
Untuk itu, Farhan mengajak semua elemen bangsa untuk bersama-sama mengambil peran, khususnya dalam membantu aparat penegak hukum untuk mencegah & memberantas terorisme.
"Aksi-aksi terorisme yang tidak ada hentinya ini merupakan bukti bahwa ancaman-ancaman kelompok intoleran ini tidak hanya sekedar isu, tapi adalah ancaman serius dan nyata bagi Indonesia dan banyak negara," tutupnya.
Informasi dihimpun, insiden penusukan itu terjadi sekira pukul 19.40 WIB. Saat anggota melaksanakan Salat Isya, tiba tiba pelaku yang juga melaksanakan salat meneriakkan 'Thogut' kemudian menikam anggota Brimob yang posisinya persis di sebelahnya.
Setelah itu pelaku mengancam semua jemaah yang sedang salat dengan mengacungkan pisau sambil meneriakkan Thogut. Pelaku lalu melarikan diri ke arah terminal Blok M, sambil mengancam dan menantang kelompok anggota Brimob yang bertugas jaga.
Anggota Brimob sempat memberikan tembakan peringatan ke pelaku. Namun pelaku berbalik arah menantang dengan meneriakkan 'Allahu Akbar' sambil mengacungkan pisau. Lalu anggota brimob melumpuhkan pelaku di tempat. Garis polisi telah dipasang di sekitar lokasi.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ahmad Basarah PDIP mengecam penganiayaan anggota TNI terhadap relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali.
Baca SelengkapnyaHabiburokhman yakin Kapolri Listyo Sigit Prabowo akan menindak tegas terhadap pelaku, tanpa pandang bulu
Baca SelengkapnyaPDIP kembali memprotes keras tindak penganiayaan terhadap relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali. Mereka mendesak kasus tersebut diproses secara transparan.
Baca SelengkapnyaKomjen Fadil mengkonfirmasi ada enam laporan yang masuk
Baca SelengkapnyaDengan kini total anggota AO yang sudah ditangkap selama bulan oktober mencapai 42 tersangka.
Baca Selengkapnya"Kami sudah mengambil keterangan dari 9 orang, 4 dari anggota Dit Polairud, 3 Masyarakat dan 2 dari pelaku," kata Kabid Propam Polda Sultra, Mochammad Sholeh.
Baca SelengkapnyaBenny menegaskan, kekerasan tersebut merupakan tindakan yang menghancurkan keadaban Pancasila.
Baca SelengkapnyaTodung pun merujuk Undang-undang Nomor 39/1999 Pasal 9 yang menyatakan setiap orang berhak untuk hidup tenteram, aman, damai.
Baca SelengkapnyaDudung menambahkan, ia tidak keberatan jika ada lembaga lain yang meminta peradilan koneksitas. Ia justru mendorong hal tersebut.
Baca SelengkapnyaKabaharkam Komjen Fadil Imran menantang Juru Bicara TPN Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, Aiman Witjaksono buka-bukaan soal adanya aparat tidak netral di Pemilu 202
Baca SelengkapnyaPolisi akan memanggil Aiman untuk klarifikasi tuduhan komandan minta anggota pilih Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaMahfud menganalisis berdasarkan ilmu intelijen, pihak yang melakukan pengancaman kadang kala bukan dari musuh.
Baca Selengkapnya