Penyerangan kiai Ponpes Al Falah Kediri hoaks, pelaku minta maaf sambil menangis
Merdeka.com - Isu teror yang menyebutkan adanya penyerangan kepada Kiai di Ponpes Al Falah Ploso Mojo, Kediri Senin (19/2) lalu ternyata palsu alias hoaks. Pihak pondok berhasil membongkar dalangnya.
Pelaku adalah Riyantono Gempol, warga Ngawi Jawa Timur. Riyanto telah mengarang cerita fiktif tentang pengancaman terhadapnya yang dilakukan oleh tiga orang sosok pria berbadan kekar yang ingin membunuh salah seorang kiai.
Keterangan palsu ini terbongkar setelah pihak pondok memanggilnya. Pria bertubuh tambun ini pulang ke rumahnya Desa Katikan RT 01 / RW 02 Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, pascamembuat onar.
-
Siapa yang bisa menjadi korban fitnah? Fitnah adalah salah satu ujian berat yang bisa menimpa siapa saja.
-
Siapa yang minta maaf? 'Saya ingin meminta maaf kepada Alex atas pernyataan saya yang terlalu 'kasar' dalam wawancara setelah balapan. Saat itu, emosi saya sangat tinggi karena situasi yang terjadi dan saya melihat data telemetri dari sudut pandang yang negatif. Namun, saya menyadari bahwa kata-kata saya terlalu 'kasar'. Saya tidak bermaksud menyatakan bahwa ia sengaja menyebabkan kecelakaan saya,' ujar Bagnaia.
-
Siapa Kerto Pengalasan? Dalam pasukan Pangeran Diponegoro yang ikut bertempur dalam Perang Jawa (1825-1830), ada seorang panglima yang cukup kontroversial bernama Kerto Pengalasan.
-
Siapa yang menyebarkan informasi hoaks itu? Yayuk memastikan akun Instagram bernama BP2MI dengan centang hijau yang menyebarkan informasi tersebut bukan akun resmi milik BP2MI.
-
Siapa saja yang perlu meminta maaf? Kesalahan bisa secara tak sengaja maupun sengaja kita lakukan kepada orang terdekat. Di antaranya yakni seperti orang tua, kakak, adik, kekasih, suami, istri, atau anak.
-
Siapa yang perlu meminta maaf? Ketika saya mengatakan, 'Maaf,' itu karena saya benar-benar menyesali sesuatu.
Riyantono Gempol mengaku, khilaf telah mengarang cerita fiktif yang membuat gempar. Dia meminta maaf kepada seluruh keluarga besar Ponpes Al Falah Ploso, khususnya para kiai dan Masyayyih serta masyarakat Indonesia.
"Saya memohon maaf atas kekeliruan yang sifatnya disengaja atau tidak disengaja. Kepada seluruh keluarga pondok pesantren, kepada masyarakat Indonesia dan kepolisian, dalam hal ini Polresta Kediri. Kesalahan ini mudah-mudahan menjadi pengalaman umat muslim yang saat ini sedang ramai dengan isu-isu yang sangat menegangkan," jelas Riyantono Gempol sambil berurai air mata, di Ponpes Al Falah, Senin petang (26/2).
Riyantono tidak memiliki motivasi apapun dalam menyebarkan informasi yang tidak benar, melainkan hanya sekedar khilaf dan spontanitas. Sore itu, Minggu (19/2) dia sedang berkunjung sebagai tamu ke Ponpes Al Falah Ploso untuk menemui salah seorang kiai.
Dia mengarang cerita bohong kepada pihak keamanan pondok, bahwa baru saja didatangi tiga orang pria berbadan kekar. Dua diantara pelaku melumpuhkannya dengan cara menodongkan pisau dan menarik tangannya ke belakang. Sedangkan satu pelaku mengawasi.
Para pelaku mencari salah satu kiai untuk dibunuh. Tetapi, tiba-tiba pelaku mengibaskan sapu tangan ke arah Riyantono, sekejap mereka menghilang. Keterangan palsu ini juga disampaikan Riyantono saat di BAP (Berita Acara Pemeriksaan) oleh pihak kepolisian.
Akibat keterangan palsu Riyantono Gempol ini, pihak keamanan Ponpes akhirnya mengamankan salah seorang pria yang kebetulan ingin bertemu dengan kiai. Pria tersebut adalah Abdul Azis, asal Situbondo. Penangkapan Azis ini menjadi viral karena foto-fotonya dikirimkan ke berbagai media sosial. Dimana yang sebenarnya Abdul Aziz hanyalah tamu dan bukan pelaku teror.
Keluarga Ponpes Al Falah menghargai sikap terus terangnya Riyantono Gempol. Pihak ponpes menerima permintaan maaf tersebut dan tidak akan melakukan penuntutan.
"Pernyataan dari Bapak Riyantono mengenai kejadian yang telah membuat keresahan seluruh nusantara dan teman alumni dan santri. Itu tidak benar dan Bapak Riyantono sudah mengakuinya. Itu spontanitas dan kekhilafan. Kami mewakili ponpes, menyampaikan banyak terima kasih kepada jajaran kepolisian, Polresta Kediri yang sudah baik, cepat, dan luar biasa," ungkap Gus Thoif perwakilan keluarga.
Gus Thoif menerangkan, Riyantono adalah tamu pengunjung di pondok, bukan santri maupun alumni. "Beliau kebetulan berkunjung dan mengadakan hal-hal di luar kendali beliau sendiri," jelasnya.
Keluarga besar Ponpes Al Falah mendukung penuh upaya kepolisian dalam menyelesaikan masalah ini sesuai Undang-undang.
"Sikap pondok sudah sepakat seluruh keluarga, yang namanya kekhilafan kami tidak akan menuntut dan tidak memperpanjang masalah ini. Karena beliau sudah minta maaf, kami yakin beliau tidak memiliki niat jahat atau niat yang kurang baik. Tidak ada melakukan penuntutan apa-apa," ujarnya.
Dalam konferensi pers ini dihadiri para gus Ponpes Al Falah. Di antaranya, Gus Reisy (putra Gus Tajuddin ), Gus Makmun (Ketua PCNU Kabupaten Kediri, Gus Thoif, Gus Kautsar, Gus Fahim dan Gus Fickri.
(mdk/rzk)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mereka sudah menahan diri selama 3x24 jam untuk menunggu Zulhas meminta maaf.
Baca SelengkapnyaKartika Putri meminta maaf kepada publik soal pernyataannya tentang capres mengaji.
Baca SelengkapnyaKeterangan Pendeta Gilbert telah dituangkan dalam BAP
Baca SelengkapnyaPelapor kasus ini pertama kalinya adalah HA, istri Kiai Fahim.
Baca SelengkapnyaKartika Putri meminta maaf kepada publik soal pernyataannya tentang capres mengaji.
Baca SelengkapnyaRatusan massa yang marah merusak seluruh kobong, membakar dua gazebo dan mencari Pimpinan Ponpes dan Padepokan berinisial KH.
Baca SelengkapnyaDia mengaku sempat mengurung diri karena takut dan hujatan netizen.
Baca Selengkapnya"Trail by the press dari orangnya bukan medianya. Orang ini ngomong, inisialnya G,” ujar Suharyono
Baca SelengkapnyaPendeta Gilbert dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas dugaan penistaan agama Islam
Baca SelengkapnyaPimpinan Ponpes di Karawang Kiky Andriawan diadukan ke kepolisian atas tuduhan pelecehan seksual terhadap santriwati.
Baca SelengkapnyaPendeta Gilbert Lumoindong bersaturahmi ke Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (16/4/2024)
Baca SelengkapnyaMUI tidak pernah memberikan penghargaan sebagai Duta MUI kepada selebgram kontroversial itu
Baca Selengkapnya