Petani Kapulaga di Garut Temukan Struktur Bangunan dan Pecahan Gerabah Saat Mencangkul Tanah
Seorang warga yang hendak menanam kapol atau kapulaga dikejutkan dengan penemuan struktur bangunan objek diduga cagar budaya (ODCB).
Seorang warga yang hendak menanam kapol atau kapulaga dikejutkan dengan penemuan struktur bangunan objek diduga cagar budaya (ODCB). Lokasi penemuan di Blok Pasir Eurih, Desa Simpang, Kecamatan Bayongbong, Garut, Jawa Barat.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Garut Luna Aviantrini mengatakan bahwa setidaknya hasil temuan tersebut terdapat dua struktur bangunan ODCB. Bangunan tersebut awalnya ditemukan seorang warga pemilik tanah bernama Ana Suryana.
"Saat itu warga tersebut sedang mencangkul lahan tersebut untuk ditanami tanaman kapol. Saat tengah mencangkul dengan kedalaman sekitar 30 hingga 50 sentimeter, warga itu menemukan struktur bangunan," kata Luna, Jumat (8/11).
Atas temuan tersebut, menurut Luna, warga pun melaporkan temuan tersebut kepada pihak desa. Pihak desa kemudian melaporkan adanya temuan 2 struktur bangunan ODCB itu kepada pihaknya.
"Senin kemarin, 4 November 2024 kami tugaskan tim survei berjumlah lima orang dari unsur bidang kebudayaan, tim ahli cagar budaya, dan polisi khusus cagar budaya untuk melakukan peninjauan, pengecekan, pencatatan, dan hal yang diperlukan lainnya," ucapnya.
Selama kegiatan itu, pihaknya dibantu warga, kepala desa, hingga forum komunikasi pimpinan kecamatan. Hasil peninjauan, pengecekan, dan pendokumentasian diketahui 2 struktur bangunan ODCB itu berada di bukitan lahan pertanian masyarakat seluas 50 hektare dengan ketinggian 300 meter dari permukaan laut (mdpl).
"Dua temuan struktur bangunan ODCB dimaksud adalah struktur bangunan berupa susunan batu balok. Kedua temuan struktur bangunan susunan batu tersebut berada di lahan yang sama, yakni di Kampung Blok Pasir Eurih, Desa Simpang Kecamatan Cibalong dengan jarak 2 kilometer ke arah barat dari kantor desa," jelasnya.
Untuk bangunan pertama, diketahui berada di sebelah utara dari struktur bangunan kedua dengan jarak lebih dari 100 meter. "Nampak di permukaan balok-balok batu struktur bangunan pertama relatif utuh dari pada struktur bangunan kedua," ungkapnya.
Selain struktur bangunan, dalam kegiatan itu juga ditemukan juga pecahan-pecahan gerabah keramik di sekitar area tersebut.
"Untuk struktur bangunan 1 berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran luas 7x 8,5 meter dan posisi membujur Utara-Selatan. Pada Struktur bangunan Ini nampak relatif utuh dengan balok-balok batu lantal berukuran variatit, masing-masing 30 x 25 sentimeter dan 30 cm x 40 cm dengan tinggi balok-balok batu pondasinya berukuran 1 meter," sebutnya.
Adapun struktur bangunan kedua, diketahui berbentuk bujur sangkar dengan panjang sisi tujuh meter. Struktur bangunannya pun mirip kolam karena susunan bebatuan hanya terdapat di sekelilingnya, berfungsi sebagai dinding ruang dengan susunan balok-balok ukuran variatif berbentuk 3 trap setinggi 1 meter.
"Di ruang tengah dengan kedalaman satu meter tidak satu pun nampak atau ditemukan adanya balok bebatuan. Dengan adanya temuan tersebut, diperlukan penelitian dan pengkajian oleh para ahli arkeolog terhadap dua temuan struktur bangunan ODCB untuk mendapat kejelasan hukum kedua struktur bangunan tersebut," katanya.
Luna mengaku pihaknya belum bisa menduga penemuan struktur bangunan tersebut apakah berkaitan dengan Kerajaan atau lainnya.
"Kami tidak berani menduga-duga sebelum ada penelitian lebih lanjut dari arkeolog atau ahli yang berkompeten dalam hal ini," pungkasnya.