Polisi Disebut Sudah Periksa Pemesan Kamar yang Dijadikan Tempat Penyekapan di Depok
Merdeka.com - Kasus penyekapan pengusaha asal Depok yang dilakukan dalam sebuah kamar hotel di Depok hingga kini masih terus didalami. Sejumlah saksi sudah diminta keterangan untuk digali motif dan mencari titik terang dugaan penyekapan tersebut. Bahkan pemesan kamar hotel juga sudah diminta keterangan oleh penyidik.
Hal itu dikatakan kuasa hukum korban, Andi Tatang Supriyadi. Namun dia tidak tahu detil keterangan bagaimana cara pemesanan kamar yang kemudian digunakan untuk penyekapan kliennya.
"Penyidik polres sudah memanggil salah satu orang yang memesan kamar untuk dijadikan tempat penyekapan klien saya. Inisial Y," katanya, Kamis (2/9).
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Apa yang dilakukan pelaku kepada korban? Mereka melakukan tindakan kekerasan fisik kepada korban.
-
Apa yang dilakukan pelaku terhadap korban? Pelaku mengancam akan memviralkan video-video asusila tersebut, jika korban tidak mau diajak berhubungan badan.
-
Apa yang dilakukan pelaku pada korban? 'Korban meninggal akibat kekerasan. Ini peristiwa pembunuhan dengan tindak kekerasan, ditali, dicekik. Kami penyidik melakukan penyidikan pembunuhan, tidak soal lain,' kata Endriadi.
-
Kenapa korban disekap dan diperkosa? Setiap informasi dan dugaan terkait keberadaan pelaku, petugas langsung meluncur.'Kami masih terus melakukan pengejaran terhadap keempat pelaku yang belum tertangkap,' kata Umi.
-
Siapa yang disekap dan diperkosa? Penyidik Satreskrim Polres Lampung Utara, Lampung, segera merampungkan berkas enam tersangka penyekapan dan perkosaan siswi SMP inisial NA (15).
Keterangan yang dia dapat, Y sudah ada sejak korban sedang rapat di kantornya pada Rabu (25/8). Y juga disebut terlibat dalam penyekapan di kamar hotel.
"Kalau dari si orang yang dipanggil ini si pemesan kamar ini memang dari awal dari kantor sana menurut klien kami sudah ikut dalam serta dalam penyekapan. Y termasuk datang ke rumah klien saya hari Rabu, setelah itu dia yang pesan kamar sampai dengan hari terakhir dia masih stay di sana," ungkapnya.
Pemesanan kamar tidak dilakukan langsung selama tiga hari. Dipesan untuk satu malam kemudian dilakukan perpanjangan (extend).
"Kita enggak tahu, terakhir dari klien saya menanyakan kepada orang-orang yang di sana bahwa pemesanan kamar itu bagaimana? Katanya mereka yang memperpanjang," ucapnya.
Dalam kamar tersebut, AH dan istrinya mengaku mendapat intimidasi. AH diminta mengembalikan uang dan aset senilai Rp 73 Miliar. Tatang menyebut, kliennya tidak merasa melakukan penggelapan uang perusahaan.
"Kalau ditanya gelapkan uang perusahaan tidak juga, karena uang ini penyerahannya secara personal dari owner ke klien saya," katanya.
Uang itu disebut-sebut diberikan pemilik perusahaan pada AH sebagai dana operasional. Namun Tatang tidak merinci dana yang dimaksud.
"Itu untuk biaya operasional dan lainnya terkait pengurusan pekerjaan, klien menerima uang secara langsung dari owner tunai. Itu bukan dari perusahaan, tidak ada pengambilan dari perusahaan, itu cash dari owner kepada klien," tutupnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelaku sedang dalam perjalanan ke Jakarta untuk diperiksa di Polda Metro Jaya.
Baca SelengkapnyaAda Sejumlah Luka, Pria Tewas Membusuk dalam Kamar Kos di Depok Diduga Korban Pembunuhan
Baca SelengkapnyaSeorang wanita muda ditemukan tewas di sebuah rumah kos di Gang H Daud, Sukmajaya, Depok.
Baca Selengkapnya