Polisi periksa saksi jatuhnya bantalan crane kereta cepat Jakarta Bandung
Merdeka.com - Polsek Jatinegara memanggil beberapa orang yang menjadi saksi kecelakaan jatuhnya bantalan crane proyek double track jalur kereta cepat Jakarta-Bandung. Pemeriksaan ini untuk mendalami peristiwa yang menewaskan 4 orang pekerja itu.
"Buat ditanya-tanya saja, ada 3 orang (yang diperiksa)," ucap Reza, petugas di Mapolsek Jatinegara, Minggu (4/2).
Pantauan merdeka.com, ada tujuh orang berada di Mapolsek Jatinegara. Mereka mengaku merupakan pekerja proyek. Salah satu pekerja masih mengenakan helm dan seragam lengkap ala pekerja proyek.
-
Mengapa Tamara tidak mau mengungkapkan identitas individu itu? Tamara hanya diam saat diminta untuk mempertegas hal tersebut.
-
Kenapa pria itu kabur dari pekerjaannya? 'Kerja tadinya, kerja proyek tapi nggak dibayar sudah sebulan. Yaudah kabur, nggak betah, lama-lama nggak betah,' kata pemuda tersebut kepada Polisi.
-
Kenapa pemilik menyembunyikan identitas? Pemiliknya, tim yang terdiri dari tiga pengusaha makanan lokal yang telah menjalankan Solo Per Due selama 33 tahun, menolak untuk menyebutkan nama mereka kecuali Anda telah memesan makan malam. Itu untuk menjamin kebijaksanaan penuh dan meningkatkan daya pikat misterius tempat itu.
-
Apa yang membuat orang menghindari berita? Banyak yang menganggap berita saat ini terasa menyedihkan, tiada henti dan membosankan. Menurut laporan itu, hasil survei mengungkap 4 dari 10 (39%) orang di seluruh dunia mengatakan mereka kadang-kadang atau sering secara aktif menghindari berita.
-
Kenapa MK tidak langsung membahas semua sengketa? Perkara yang dapat dilanjutkan ke tahap pemeriksaan saksi, hanya perkara yang dinilai membutuykan pembuktian lanjutan berdasarkan rapat permusyawaratan hakim (RPH) selama sepekan terakhir.
-
Kenapa kata keterangan tidak digunakan dengan kata benda? Hal ini dikarenakan kata benda sudah merujuk pada objek yang konkret, sehingga tidak memerlukan informasi tambahan.
Selain itu, ada pekerja yang tengah diurut kakinya oleh salah satu temannya. Dia sebelumnya, baru saja masuk ruangan untuk diperiksa.
Pekerja yang tak mau menyebut namanya itu enggan mengungkap banyak kronologis peristiwa. Kepada merdeka.com, dia lebih memilih bungkam.
"Mau angkat aja tiba-tiba ambruk sendiri kaget saya juga. Saya di atas pas lagi mau ngangkat," ucapnya lirih.
Kecelakaan kerja ini terjadi sekitar pukul 05.00. Adapun empat korban meninggal tersebut; Jaenudin (44) akibat luka di kepala, Dami Prasetyo (25) badan hancur, Jana Sutisna (44) akibat luka di kepala, dan Joni (34) akibat luka di kepala, tangan kiri serta kanan patah.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para tersangka di antaranya berperan melakukan perencanaan dalam perintangan tersebut.
Baca SelengkapnyaPolisi menjelaskan kronologi besi crane proyek gedung Kejaksaan Agung terjatuh di jalur MRT Blok M.
Baca SelengkapnyaSebuah crane terjatuh di perlintasan dan menimpa MRT, tepat di depan Gedung Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaMRT: Tak Ada Korban usai Insiden Besi Crane Jatuh di Dekat Gedung Kejagung
Baca SelengkapnyaLaporan dilayangkan keluarga Sultan Rifat untuk meminta pertanggungjawaban perusahaan pemilik kabel optik.
Baca SelengkapnyaPenumpang MRT Terdampak Besi Crane Jatuh di Kejagung Bisa Ajukan Refund, Begini Caranya
Baca SelengkapnyaPada 29 Maret 1924, sebuah kecelakaan kereta api terjadi di Rancaekek, Bandung. Di luar dugaan, karena penyebabnya adalah kesengajaan dari manusia.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi subuh tadi pukul 05.30 Wib di perlintasan Cicalengka-Haurpugur, Bandung.
Baca SelengkapnyaKA Brantas menabrak truk trailer yang dikendarai HS di perlintasan Jalan Madukoro Raya Semarang pada Selasa (18/7) malam. Sempat terjadi ledakan saat tabrakan.
Baca SelengkapnyaSaksi mata, Andri, mengaku saat besi muatan crane terjatuh sempat terlihat adanya percikan api
Baca SelengkapnyaPolisi hingga kini masih terus melakukan proses evakuasi terkait tabrakan kereta.
Baca SelengkapnyaPT Bali Towerindo (Bali Tower) Tbk buka suara atas laporan yang dilayangkan keluarga Sultan Rif'at Alfatih.
Baca Selengkapnya