Polisi Pukul Warga Mau Nyoblos di Nabire Berakhir Damai, Kapolres Minta Maaf
Merdeka.com - Kejadian pemukulan terhadap warga saat kegiatan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di Nabire, Papua, pada Rabu (28/7) berakhir damai. Kapolres Nabire AKBP Kariawan Barus telah menyampaikan permohonan maaf.
Dalam video yang beredar, korban terlihat mengalami tindakan pemukulan oleh polisi saat diamankan ke mobil truk milik polisi.
"Lagi dipanggil pihak-pihak oleh Kapolres, tunggu ya," kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Mustofa Kamal saat dihubungi, Rabu (28/7).
-
Mengapa kekerasan di Papua meningkat? Sekretaris Gugus Tugas Papua UGM Arie Ruhyanto mengatakan bahwa angka kekerasan di Papua meningkat di tengah gencarnya proses pembangunan oleh pemerintah.
-
Kapan kejadian pemukulan terjadi? Peristiwa itu terjadi saat pekan Porprov Jawa Timur 2023 di Sidoarjo.
-
Dimana pemukulan itu terjadi? Ajang Porprov Jawa Timur 2023 yang digelar di Sidoarjo Jawa Timur terciderai insiden kekerasan.
-
Bagaimana solusi penyelesaian konflik Papua? Semua itu dilakukan melalui pendekatan pengakuan hak sipil politik, ekonomi sosial budaya, memperkuat pendidikan untuk kesadaran hak, dan memperkuat kualitas SDM anak muda dengan pendidikan adat dan pendidikan nasional.
-
Apa yang dibawa KPU Papua? Ada 22 orang penumpang yang dibawa dan pesawat tadi telah berangkat pukul 22.11 WIT ke Jakarta dengan transit di Makassar.
-
Siapa yang terlibat dalam konflik Papua? Gerakan Papua Merdeka semakin terorganisir melalui budaya, sosial, politik luar negeri, senjata, bahkan berhasil menarik perhatian aktivis NGO.
Dihubungi terpisah, Kapolres Kariawan Barus menyebut, korban Nicolas Mote (29) mengaku tidak mengalami luka ataupun benturan seperti yang nampak dalam video.
"Mari kira luruskan berita-berita yang ada supaya kita mendapatkan sumber yang benar dan saya ucapkan kepada semua penyelenggara PSU Nabire kita selenggarakan secara aman dan damai. Mari kita jaga tahapan pleno di tingkat TPS, pleno di tingkat Distrik dan terakhir pleno di tingkat Kabupaten," kata Barus.
Atas insiden itu, Kapolres menyampaikan permintaan maaf atas apa yang sudah dilakukan oleh anggotanya tersebut. Ia pun mengaku akan melakukan koreksi atas kejadian itu.
Barus mengungkapkan, sudah dilakukan mediasi antara anggotanya dengan Nicolas Mote di Mapolres Nabire. Perdamaian itu pun juga disaksikan sejumlah warga yang berada di Nabire.
"Kami tetap koreksi diri namun dari kami tetap koreksi diri bahwa ada perilaku tidak menyenangkan maupun aturan yang sebenarnya dilakukan anggota saya. Saya minta maaf," ujarnya.
Sementara itu, Nicolas Mote mengungkapkan peristiwa itu bermula saat dia bersuara keras kepada pihak penyelenggara PSU yang mempertanyakan keabsahannya dalam mencoblos. Karena teriakan itulah, membuat aparat mendekatinya
"Saya punya DPT yang dikeluarkan oleh KPU saya sudah siap mau bawa ke TPS untuk coblos dengan gunakan masker lengkap. Setelah saya coblos di TPS, di belakang itu mereka menilai saya kenapa bisa bawa undangan saja," ujar Mote.
"Saya menanyakan ke penyelenggara apakah aturan dijamin atau tidak begitu, karena suara keras akhirnya mobil pasukan tiba lalu di belakang penyelenggara itu mereka sebut ini (saya red) warga baru. Padahal saya sudah punya DPT dan tempat tinggal di situ," sambungnya.
Setelah memprotes pihak penyelenggara, ia pun langsung dibawa ke mobil oleh dua orang polisi. Namun, saat itu ia mengaku sempat berhenti sejenak karena ingin memberi handphone miliknya kepada istrinya.
Akan tetapi, dirinya ketika itu langsung didorong oleh petugas untuk menuju sebuah mobil atau truk. Saat akan masuk ke dalam truk itulah, ia terlihat sempat mendapatkan pukulan beberapa kali oleh salah seorang anggota polisi.
"Akhirnya mereka tahan saya dimasukkan di mobil. Ini kronologinya. Saya yang bicara masalahnya tidak apa-apa, saya akan naik jadi sekarang headphone saya kembalikan ke istri saya, jadi sudah waktu itu saya mau kasih namun keadaan dorong jadi tidak jadi. Begitu di atas mobil juga di dorong keadaan itu dari keamanan tanya juga, kenapa ribut-ribut," tuturnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Massa merupakan pendukung salah satu calon anggota legislatif.
Baca SelengkapnyaAkibat bentrokan tersebut, setidaknya lima orang dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka-luka.
Baca SelengkapnyaAparat keamanan gabungan TNI-Polri amankan proses pembayaran denda adat di Kabupaten Puncak Jaya.
Baca SelengkapnyaKorban tertembak dan terlindas mobil polisi kini dirawat di rumah sakit.
Baca SelengkapnyaSaat ini situasi di Distrik Bomakia kembali aman dan kondusif masyarakat kembali aktivitas seperti biasanya.
Baca SelengkapnyaKapolda NTT menyayangkan perbuatan oknum ormas tersebut terhadap mahasiswa.
Baca Selengkapnyajenazah disemayamkan di rumah duka keluarga masing-masing di SP 1 dan SP 2 Mimika.
Baca SelengkapnyaKerusuhan terjadi di Bima, sejumlah kotak suara dibakar
Baca SelengkapnyaDikutip melalui akun instagram @jktinfo, terekam sejumlah masyarakat yang dari kedua sisi jalan saling menyerang dengan batu dan petasan
Baca SelengkapnyaSaat ditegur, pelaku malah menghajar korban serta petugas KPPS
Baca SelengkapnyaKapolda telah menyampaikan permohonan maafnya kepada TNI
Baca SelengkapnyaKKB menembak dua warga sipil, pada 9 April 2024 di kios jembatan Yesey Mersey, Kampung Kago, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua
Baca Selengkapnya