Polri minta angka survei jangan jadi patokan pemenang Pilgub DKI
Merdeka.com - Kepolisian Negara Republik Indonesia ikut berkomentar perihal banyaknya lembaga yang merilis hasil survei Pilgub DKI Jakarta. Polri mengingatkan agar masyarakat tidak menjadikan hasil survei sebagai patokan hasil Pilgub nanti.
"Kami ingatkan ke masyarakat hasil survei bukan kepastian. Mohon maaf saya katakan seperti ini kepada yang melakukan survei, yang kita perlukan hasil konkret dari hasil nanti apapun hasil itu, dia bisa sejalan, bisa juga tidak sejalan," kata Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Senin (17/4).
Boy mengatakan hal tersebut agar masyarakat tidak menjadikan hasil survei sebagai hasil akhir dari Pilgub DKI nanti. Apalagi, hasil survei dijadikan alasan pendukung calon untuk meributkan hasil akhir penghitungan suara Pilgub DKI.
-
Bagaimana cara Pilkada DKI 2017? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Bagaimana Pilkada DKI 2017 dijalankan? Pilkada DKI Jakarta 2017 merupakan salah satu pemilihan kepala daerah yang paling menonjol dalam sejarah Indonesia karena berbagai dinamika politik dan sosial yang terjadi.
-
Apa yang diputuskan PKB soal Pilkada Jakarta? Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Jakarta Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) telah mengusung Anies Rasyid Baswedan sebagai Bakal Calon Gubernur (Bacagub) Jakarta.
-
Kenapa KPU DKI Jakarta imbau warga urus pindah memilih? Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta mengimbau masyarakat yang belum pindah memilih untuk segera mengurus berkas sebelum batas waktu yang telah ditetapkan yakni 15 Januari 2024.
-
Mengapa Pilkada DKI 2017 menarik perhatian? Pilkada DKI 2017 menjadi salah satu pemilihan kepala daerah yang menarik perhatian. Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Siapa yang menang survei Poltracking? Survei Poltracking Indonesia mencatat, masyarakat dengan penghasilan berkisar Rp1 juta - Rp2 juta cenderung condong pada pasangan capres-cawapres nomor urut 2, yakni Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang memperoleh suara 42,9 persen.
"Kami hanya perlu menyampaikan agar tidak diyakini itu kepastian. Hasil survei bukan kepastian. Hasil real dari 13 ribu TPS," ujar dia.
"Itu bisa dijadikan rujukan, tetapi survei bukan kepastian. Yang dapat kita pastikan hasil resmi," timpal Boy.
Kendati begitu, Boy menyampaikan permohonan maaf kepada pihak lembaga survei terkait hal ini. Dia meminta masyarakat khususnya warga DKI menunggu hasil penghitungan suara resmi yang dilakukan oleh KPU Daerah DKI.
"Sekali lagi ke pengelola survei saya mohon maaf, hasil survei bukan kepastian. Kita tunggu hasil penghitungan resmi itu," pungkas Boy.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal ini menanggapi perbedaan hasil survei Poltracking Pilgub Jakarta hingga memutuskan keluar dari Persepi. Poltracking juga diberi sanksi oleh Persepi.
Baca SelengkapnyaSanksi itu mengancam pihak mengajak tidak mencoblos terlebih mengiming-imingi atau memberi uang kepada masyarakat.
Baca SelengkapnyaJuru Bicara PSI Agus Herlambang menilai usulan tersebut merupakan ide kosong.
Baca SelengkapnyaAria Bima juga percaya bahwa Pemilu akan berjalan dua putaran.
Baca SelengkapnyaMenurut Todung, berdasarkan informasi dari media sendiri telah mencatat bahwa begitu banyak pelanggaran yang ditemukan selama perhelatan menuju Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaBawaslu menyebut, menurunnya partisipasi pemilih di Pilkada Jakarta harus menjadi refleksi bersama.
Baca SelengkapnyaSaidiman Ahmad menilai dugaan publikasi hasil survei lembaga survei mempengaruhi pilihan publik soal calon presiden, salah total.
Baca Selengkapnya