Proxy war, perang yang ditakuti Jenderal Gatot terjadi di Indonesia
Merdeka.com - Dalam beberapa kesempatan, Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Gatot Nurmatyo kerap kali memberikan pernyataan mengenai bahayanya proxy war. Perang tanpa bentuk, tak jelas siapa kawan maupun lawan.
Ketakutan itu sudah pernah diungkapkannya pertama kali saat masih menjabat sebagai Panglima Komando Strategis TNI Angkatan Darat (Pangkostrad). Menurutnya, proxy war adalah kekuatan besar yang memainkan perannya secara tidak langsung melalui pihak ketiga.
"Melalui perang proxy, tidak dapat dikenali dengan jelas siapa kawan dan siapa lawan karena musuh mengendalikan dari jauh," kata Gatot saat memberikan kuliah umum di Aula Barat ITB Bandung, Rabu (30/4/2014) lalu.
-
Kenapa Ganjar melibatkan mantan Panglima TNI? Selain itu, Ketua Harian Partai Perindo TGB Muhammad Zainul Majdi juga mengisi posisi sebagai wakil ketua TPN Ganjar.
-
Bagaimana Panglima TNI memperkuat hubungan pertahanan? Di bawah kepemimpinan Jenderal TNI Agus Subiyanto, kedua angkatan bersenjata memperluas interaksi profesional dan hubungan antar masyarakat melalui kunjungan tingkat tinggi secara berkala, mengikuti kursus, pertukaran profesional, dan latihan bilateral dan multilateral.
-
Kenapa Pangkoopsudnas ingatkan netralitas TNI? Hal yang harus menjadi perhatian meliputi keimanan dan ketakwaan, peningkatan kualitas SDM, kepedulian lingkungan dan alutsista, ketahanan keluarga, lambangja, dan netralitas prajurit dalam Pemilu.
-
Kapan Panglima TNI bicara soal judi online? 'Kalau dia ada salah, ada punishment ada hukumnya. Hukum disiplin militer. Sekarang yang marak kan judi online, ya kita hukum,' kata Agus saat diwawancarai di Gedung Nusantara II DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (12/6).
-
Bagaimana Menlu Retno memantau perkembangan konflik? Ia juga menyatakan bahwa pihaknya terus mengikuti perkembangan terbaru mengenai konflik di Timur Tengah melalui duta besar Indonesia yang bertugas di negara-negara terkait.
-
Apa yang dilakukan TNI? Peristiwa penyiksaan yang dilakukan sejumlah prajurit TNI terhadap seorang warga Papua diduga merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) viral di media sosial.
Gatot mengatakan, perang proxy merupakan kepanjangan tangan suatu negara berupaya mendapatkan kepentingan strategisnya. Namun demi menghindari keterlibatan secara langsung dengan melakukan perang yang mahal dan berdarah.
"Perang ini, kita tidak dapat mengenali dengan jelas siapa kawan dan siapa lawan, karena musuh sendiri mengendalikan non state actors dari jauh," kata Gatot kepada ribuan mahasiswa baru Universitas Indonesia (UI) di gedung Balairung, UI, Depok, Senin (1/8).
Menurut Gatot, perang proxy itu seperti saat Timor Timur lepas dari NKRI, yang dimulai dengan adanya pemberontakan bersenjata, perjuangan diplomasi hingga munculnya referendum.
"Sebenarnya proxy war ini merupakan konspirasi untuk mengeksplorasi minyak dan gas di laut Timor. Minyak di laut Timor berada di garis tengah antara Timor Leste dan Australia sehingga menarik perhatian pemerintah Australia sejak tahun 1960-an. Kita juga pernah kalah, saat perang proxy mempertahankan Timor Leste," papar Gatot.
Bapak tiga orang anak tersebut berpesan kepada seluruh mahasiswa baru di depannya untuk belajar mempertahankan NKRI dengan meraih cita-cita.
"Ajak teman-teman kalian untuk meraih mimpi bersama. Apapun mimpimu pasti akan tercapai, saling mendukung satu sama lain, lakukan semuanya dengan hati. Belajar dari perang Proxy kemarin, agar kesatuan NKRI tidak terpecah belah kembali," pungkasnya.
Di Indonesia, jelasnya, proxy war sudah berlangsung dalam beragam bentuk. Selain gerakan separatis, upaya tersebut dilakukan melalui sejumlah jurus. Di antaranya demonstrasi massa, sistem regulasi yang merugikan, maupun bentrok antarkelompok.
"Demonstrasi yang membawa tuntutan tidak masuk akal dan bersifat memaksa misalnya patut dicurigai sebagai indikasinya proxy war di Indonesia," jelasnya.
Di luar kejadian antar-kelompok, banyaknya bentrok di Tanah Air di kalangan pelajar hingga mahasiswa juga menyita perhatian jenderal bintang tiga kelahiran Tegal itu. "Apakah pertikaian antarkelompok yang terjadi di Indonesia bukan sengaja diciptakan dan didesain oleh aktor dalan negeri yang dikendalikan oleh negara lain," jelasnya.
Sebagai solusinya, jelas pati yang pernah menjabat sebagai Gubernur Akmil itu, semua komponen perlu back to basic. Memahami bahwa cinta dan kepedulian terhadap kepentingan negara harus menjadi kepentingan tertinggi di atas segala-galanya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
“Mengapa Bu Mega menyampaikan hal itu, sebenarnya memang karena rasa sayang terhadap institusi TNI dan Polri," kata Hasto
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Jenderal Agus Subiyanto Jamin Prajurit Netral walaupun Presiden Jokowi Berkampanye
Baca Selengkapnya"Teruskan saya sudah ngomong saya enggak setuju yang namanya TNI-Polri mau disetarakan," tegas Megawati
Baca Selengkapnyaudung berharap Budi Gunawan selaku kepala BIN bisa netral dalam Pemilu.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI, Agus Subiyanto mengingatkan, netralitas TNI pada Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaTengah Air Base jadi markas pesawat jet tempur Inggris. Dijaga kuat dengan rudal antipesawat udara.
Baca SelengkapnyaMaruli meminta bila benar ada anggota TNI yang mengintervensi dalam Pemilu agar segera dilaporkan lengkap dengan buktinya
Baca SelengkapnyaSehingga, Agung menegaskan tidak perlu bagi KPK memandang dalam operasi senyap atau OTT takut informasinya bocor.
Baca SelengkapnyaPelaksanaan Pilkada secara serentak nanti memiliki kerawanan yang lebih besar dibandingkan Pilpres maupun Pileg.
Baca SelengkapnyaMenurut Panglima TNI, aksi teror pihak separatis di Papua harus segera diberantas.
Baca Selengkapnya