Puluhan Warga Terjangkit Difteri, Pemkab Garut Tetapkan Status KLB hingga Oktober
Merdeka.com - Pemerintah Kabupaten Garut menetapkan status sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri setelah puluhan warganya terinfeksi bakteri Corynebacterium diphtheriae. Penetapan status tersebut dilakukan sampai Oktober 2023.
"Difteri ini sudah dinyatakan KLB, jadi saya sudah tanda tangani bahwa difteri di Kabupaten Garut dinyatakan kejadian luar biasa,” kata Bupati Garut Rudy Gunawan, Selasa (21/2).
Rudy mengungkapkan bahwa merebaknya kasus difteri di Garut itu salah satu penyebabnya adalah karena tidak lengkap saat imunisasi. "Dan ada yang meninggal dunia itu diakibatkan bahwa mereka itu tidak mendapatkan vaksin sejak awal. Jadi daerah itu punya kepercayaan tidak perlu divaksin, harusnya kan dari awal, (jadi) tidak lengkap," ungkapnya.
-
Apa itu difteri? Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphtheria yang menyerang hidung, tenggorokan, atau kulit.
-
Siapa saja yang bisa terkena difteri? Meskipun difteri tidak terlalu berbahaya, namun penyakit ini termasuk penyakit menular sehingga bisa menginfeksi siapa saja yang berada di sekitar penderita atau lingkungan yang sedang mengalami banyak kasus difteri.
-
Kapan gejala difteri muncul? Gejala difteri biasanya muncul 2 sampai 5 hari setelah seseorang terinfeksi.
-
Apa penyebab penyakit difteri? Difteri adalah penyakit menular yang terjadi karena bakteri C. diphtheriae. Racun yang dihasilkan bakteri ini yang menyebabkan orang menjadi sangat sakit.
-
Mengapa difteri bisa berbahaya? Difteri adalah penyakit yang berbahaya dan bisa mengancam jiwa. Bakteri penyebab penyakit ini bisa merusak sel-sel di hidung dan tenggorokan, serta bisa menyebar ke organ lain, seperti jantung, ginjal, atau otak.
-
Mengapa difteri berbahaya? Beberapa komplikasi yang berpotensi muncul meliputi:MiokarditisNeuritisPenyumbatan saluran napasGagal ginjalKelumpuhan Dalam beberapa kasus, difteri bisa berakibat fatal. Secara keseluruhan, 5–10% orang yang berkontraksi infeksi akan mati.
Untuk mengantisipasi agar kasus difteri tidak semakin merebak di Garut, Rudy menyebut pihaknya akan memaksimalkan kegiatan vaksinasi difteri kepada anak-anak. Namun untuk fokus awal akan dilakukan di Kecamatan Pangatikan.
“Saya akan pimpin ya pada Senin depan. Itu akan ada secara massal dilakukan terhadap anak-anak yang balita sampai dengan anak-anak di bawah 9-10 tahun. Nanti bagaimana teknisnya ya yang akan dilakukan. Nah nanti kita akan lakukan se-Kabupaten Garut," imbuhnya.
Diberikannya vaksinasi massal difteri, dijelaskan Rudy, karena saat ini bakteri itu menyerang anak-anak yang usianya di bawah 15 tahun. Karena itu, ia minta agar seluruh anak mau disuntik vaksin difteri.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Leli Yuliani mengatakan bahwa status KLB difteri akan berlangsung sampai Oktober 2023. "Itu karena nantinya akan dilakukan ORI atau outbreak response immunization sebanyak 3 kali dengan jarak 0 bulan, 1 bulan, dan 6 bulan," jelasnya.
Ori akan dilakukan untuk anak yang berusia 2 bulan sampai 15 tahun, khususnya yang berada di Kecamatan Pangatikan. "Akan dimulai hari Senin 27 Februari 2023 besok," paparnya.
Sebelumnya, difteri menjangkiti warga di Desa Sukahurip, Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan, terdapat 73 orang warga yang diduga difteri hingga Minggu (19/2) dengan mayoritas penderita adalah anak-anak.
Leli Yuliani mengatakan bahwa kasus difteri muncul dalam empat pekan terakhir. Dari total 73 kasus tersebut, terdapat 4 kasus observasi difteri, 4 suspek difteri, 2 kasus konfirmasi positif difteri, 55 kontak erat, dan 7 orang meninggal dunia tanpa catatan medis yang lengkap.
"Dari tujuh orang tersebut, enam orang berusia anak-anak dan satu orang dewasa. Namun, kami belum dapat memastikan apakah penyebab kematian tersebut adalah difteri, karena belum sempat diperiksa melalui pemeriksaan laboratorium," kata Leli, Senin (20/2).
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyakit difteri kembali ditemukan di Garut, Jawa Barat. Seorang warga Kecamatan Samarang dilaporkan meninggal dunia setelah mengalami gejala difteri.
Baca SelengkapnyaChikungunya adalah infeksi virus yang ditandai dengan demam dan nyeri sendi secara mendadak.
Baca SelengkapnyaDifteri pertama kali terdeteksi di Pamekasan pada tahun 2018 silam.
Baca SelengkapnyaPemeriksaan skrining juga dilakukan kepada masyarakat yang mengalami batuk- batuk lebih dari tiga bulan.
Baca SelengkapnyaHanya empat dari 18 kecamatan di seluruh Gunungkidul yang terdampak kekeringan
Baca SelengkapnyaCara mencegah penyakit difteri yang paling efektif dengan mendapatkan vaksinasi. Selain itu, menerapkan kebiasaan hidup bersih juga dapat mencegahnya.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi IX DPR RI Fraksi Partai Golkar, Dewi Asmara mengatakan, kasus DBD saat ini naik lebih tinggi dibandingkan tahun 2023.
Baca SelengkapnyaPuncak musim kemarau 2024 di DIY diprediksi berlangsung antara Juli hingga Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data yang dihimpun BPBD, dari 14 kapanewon terdapat 55 kelurahan yang berpotensi terdampak.
Baca SelengkapnyaBNPB mengatakan bahwa jumlah penderita penyakit tersebut terdata pada Januari-Juli 2024 di Nias Selatan.
Baca SelengkapnyaSejumlah pasien demam berdarah dengue sampai saat ini masih menjalani rawat inap.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan mencatat, hingga minggu ke-15 tahun 2024, terdapat 475 orang meninggal karena DBD.
Baca Selengkapnya