Pupuk nasionalisme santri, Garda Bangsa gelar musabaqah kitab kuning
Merdeka.com - Dalam rangka menghadirkan khazanah keislaman, Dewan Koordinasi Nasional (DKN) Garda Bangsa menggelar Musabaqah Kitab Kuning (MKK) di seluruh Indonesia. Dibuka sejak awal bulan Maret, kegiatan tersebut mendapat sambutan penuh kegembiraan dari para santri.
Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKB Jatim, Abdul Halim Iskandar mengatakan, kitab kuning merupakan khazanah literatur Islam yang memiliki kandungan dan peran strategis dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Bahkan jauh sebelum bangsa Indonesia merdeka.
"Melalui Karya tulis terbaiknya, para ulama telah menjadi inspirasi dan referensi umat Islam dalam menjalani kehidupan. Salah satu ulama besar tersebut adalah Syaikh Ahmad Khatib Al Minangkabawi Rahimahullah yang pernah menjadi imam, khatib dan guru besar di Masjidil Haram, sekaligus Mufti Mazhab Syafi'i pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20," tutur pria yang biasa disapa Gus Halim itu, Sabtu (1/4).
-
Apa itu kitab kuning? Merujuk pada Undang-undang No. 18 Tahun 2019 tentang Pesantren, kitab kuning adalah kitab keislaman berbahasa Arab atau kitab keislaman berbahasa lainnya yang menjadi rujukan tradisi keilmuan Islam di pesantren.
-
Siapa yang menulis kitab kuning? Kitab kuning merupakan kitab warisan para ulama-ulama terdahulu yang menjadi transformasi pengetahuan dalam agama Islam.
-
Dimana kitab kuning digunakan? Penggunaan kitab kuning sudah ada sejak abad 1 hingga 2 Hijriyah yang kemudian masih digunakan sampai sekarang.
-
Kenapa kitab kuning disebut kuning? Disebut kitab kuning tak lain karena sejak dulu sudah banyak kitab yang dicetak dengan menggunakan kertas-kertas yang berwarna kuning dan berbentuk khurasan.
-
Kenapa Ponpes Darul Amanah menggunakan kitab kuning? Bagi pria yang akrab disapa Gus Fatwa itu, belajar kitab kuning merupakan hal yang wajib karena menjadi sumber penting dalam pembelajaran agama Islam.
-
Bagaimana Ponpes Darul Amanah mengajarkan kitab kuning? Mengutip dari rilis yang diterima merdeka.com, tidak semua pondok pesantren berani menerapkan kurikulum kitab kuning. Penyebabnya adalah level kesulitan dari membaca dan memahami kitab kuning itu sendiri. Diperlukan pemahaman khusus terhadap bahasa Arab agar dapat lancar membaca kitab kuning. Ustadz Fatwa, Pimpinan Pondok Pesantren Darul Amanah, mengatakan bahwa Ponpes Darul Amanah punya metode sendiri dalam mengajarkan kitab kuning. Ia mengatakan, hal pertama yang penting dikuasai sebelum belajar kitab kuning adalah kemampuan dalam berbahasa Arab. Setidaknya, santri harus tahu cara menulis, membaca, dan mengartikan bahasa Arab.
Menurutnya, Syaikh Ahmad Khatib memiliki peranan penting di Mekkah Al Mukarramah dan di sana menjadi guru para ulama Indonesia. Melalui karya-karya seperti Hasyiyah An Nafahat ‘ala Syarhil Waraqat lil Mahalli, Al Jawahirun Naqiyyah fil A’malil Jaibiyyah, Ad Da’il Masmu’ ‘ala Man, Syekh Ahmad Khotib telah menjadi maraji banyak ulama yang hidup setelahnya. Tidak hanya di Arab namun juga di Indonesia.
Gus Halim menegaskan, sejarah telah mencatat bahwa kitab kuning, pesantren dan para santri adalah simbol perlawanan terhadap kolonialisme Belanda. Musabaqah kitab kuning dianggap penting untuk menguatkan kembali eksistensi kesantrian di Indonesia.
"Di Jatim kontruksi berpikir para santri, pesantren, kitab kuning masih menjadi landasan utama terhadap lahir dan tumbuh kembangnya Islam Nusantara yang ramah dan toleran serta dijadikan landasan dalam memupuk jiwa nasionalisme para santri," jelasnya.
Sejalan dengan pernyataan Gus Halim, Ketua Dewan Koordinasi Wilayah (DKW Garda Bangsa) Provinsi Jatim, Ka’bil Mubarok mengatakan, musabaqah kitab kuning yang digelar Garda Bangsa ini merupakan kegiatan rutin yang digelar untuk meningkatkan kemampuan para santri dan anak muda terhadap penguasaan khazanah Islam yang ramah dan anti radikalisme.
"Dalam MKK peserta diajarkan adab atau akhlak yang baik. Sehingga mereka tidak hanya dibekali pengetahuan namun juga perilaku yang baik," tuturnya.
Selain menyelenggarakan babak penyisihan, semifinal dan final, Garda Bangsa juga mengadakan Halaqoh dan seminar Kitab Kuning ‘Goes to Campus’. Dengan harapan dapat mendekatkan anak-anak muda dengan literasi kitab kuning.
"Sekaligus mengupas pendangan khazanah Islam klasik (kitab kuning) dalam menjawab fenomena hoax, radikalisasi dan ideology transnasional, serta pandangan-pandangan politik kenegaraan," ujarnya.
Di tempat terpisah, Ketua Umum DKN Garda Bangsa, Cucun Ahmad Syamsurijal menegaskan, kegiatan seminar kitab kuning goes to campus akan kita gelar di beberapa kampus. Seperti UI, Unair, Undip, ITB, UGM dan lainnya.
"Kampus-kampus tersebut dipilih untuk menghadirkan wacana tanding atas dominasi pemahaman Islam garis keras yang selama ini tumbuh subur di kampus-kampus umum," katanya.
Di Jatim sendiri babak penyisihan akan dimulai pada tanggal 2 April 2017 besok, bertempat di 22 kota Dan kabupaten se-Jatim. Babak penyisihan akan digelar di beberapa lokasi antara lain, Kota Kediri bertempat di Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo pada Senin 10 April 2017.
Kemudian Kabupaten Bangkalan bertempat di Halaman Kantor DPC PKB Bangkalan pada Jumat 14 April 2017, Kabupaten Nganjuk bertempat di Kantor DPC PKB Kabupaten Nganjuk (Graha Gus Dur) pada Selasa 4 April 2017.
(mdk/msh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Festival Kitab Kuning Banyuwangi 2024 ini, berlangsung lebih semarak. Tak sekadar pameran, namun juga dirangkai dengan berbagai acara.
Baca SelengkapnyaPerundungan, imbuh Ipuk, adalah bagian dari tiga dosa besar pendidikan yang harus dienyahkan.
Baca SelengkapnyaHari Santri Nasional digelar untuk memperingati andil para santri dalam memperjuangkan serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Baca SelengkapnyaMahfud mengaku mengusulkan dua nama kiai besar dari Sukabumi dan Majalengka, Jawa Barat, sebagai tokoh pahlawan nasional.
Baca SelengkapnyaBendera merah putih sepanjang 178 meter mengelilingi tugu
Baca SelengkapnyaDengan diberikannya salinan naskah bersejarah itu pun diharapkan Andika-Hendi mampu memiliki semangat untuk berjihad memakmurkan masyarakat, khususnya di Jateng
Baca SelengkapnyaPara jawara berada di bawah komando para ulama dan kiai yang saat itu menjadi sumber kekuatan sosial dan spiritual di Banten.
Baca SelengkapnyaMahfud memandang ada peran ulama termasuk santri-santri dari kiai Hamid memperjuangkan Indonesia merdeka.
Baca Selengkapnyawarisan pertama para kiai NU adalah paham keagamaan Ahlussunnah Waljama'ah (Aswaja)
Baca SelengkapnyaKH Maas Mansur adalah seorang tokoh Islam, pejuang, dan pahlawan nasional yang berkiprah lama di Muhammadiyah.
Baca SelengkapnyaPada 1947, umat islam Tanah Air berperang melawan Belanda pada hari ketiga puasa.
Baca SelengkapnyaPondok pesantren itu punya metode sendiri agar santri bisa menyerap ilmu yang terkandung di kitab kuning.
Baca Selengkapnya