Ragam Keluhan Hari Pertama Makan Bergizi Gratis: Rasa Hambar, Tidak Ada Susu dan Makanan Datang Jelang Pulang
Berbagai masalah muncul di hari pertama makan bergizi gratis.
Program andalan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yakni Makan Bergizi Gratis (MBG) resmi digelar pada Senin, 6 Januari 2025. Program janji kampanye itu dimulai di 26 wilayah secara serentak.
Anggaran untuk makan bergizi ditetapkan sebesar Rp71 triliun rupiah. Prabowo menyampaikan, setiap porsi makan dianggarkan sekitar Rp10.000.
Namun, berbagai masalah muncul di hari pertama makan bergizi gratis. Banyak siswa mengeluh mulai dari menu makanan yang dianggap tak sesuai, tanpa susu sebagai sumber protein, waktu kedatangan makanan terlambat, hingga penundaan pembagian MBG.
Berikut merdeka.com merangkum permasalahan yang terjadi saat pembagian perdana MBG di berbagai sekolah.
1. Penundaan Distribusi
Kick-off makan bergizi tidak terjadi di kampung halaman Gibran yakni Kota Solo. Padahal, Solo semula menjadi pilot project atau percontohan program makan bergizi pada pertengahan tahun lalu.
Sekda Pemkot Solo Budi Murtono menjelaskan, belum ada petunjuk teknis dan koordinasi soal pelaksanaan program andalan Presiden Prabowo tersebut.
"Sampai sekarang belum mendapatkan informasi terkait pelaksanaan MBG. Makanya hari ini (Senin, red) kami akan coba koordinasi dengan dinas dan SPPG itu mana, kami harus berkoordinasi untuk sasarannya, itu juga belum tahu," kata Budi di Balai kota Solo, Senin (6/1).
2. Tak Ada Susu
SD Barunawati II dan SMP Negeri 61 Jakarta yang didistribusikan dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Palmerah, tak memberikan susu dalam menu MBG.
Adapun menu makanan yang disajikan meliputi nasi, ayam teriyaki, tahu goreng, tumis kacang panjang, dan buah jeruk.
Sekolah tersebut menjadi lokasi peninjauan Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono, Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan Dedek Prayudi, dan Pj Gubernur DKI Jakarta.
Agus mengaku penyebab tak ada susu dalam penyaluran MBG hari pertama di Jakarta karena stok yang terbatas sehingga susu tak disajikan setiap hari.
"Untuk masalah susu itu direncanakan karena memang hari ini belum ada, seminggu, dua sampai tiga kali. Jadi, memang tidak tiap hari. Ditargetkan seminggu, kira-kira dua sampai tiga kali ada susunya," kata Agus di SD Barunawati, Jakarta Barat, Senin, (6/1).
Selain itu, beberapa sekolah di Jakarta, tidak sedikit siswa-siswi yang tidak menghabiskan makanannya. Di SDN Slipi 15 misalnya, tidak sedikit makanan yang tersisa di kotak-kotak makanan, terutama adalah sayur.
3. Rasa Makanan Hambar
Sama halnya dengan di SMP 1 Barunawati Jakarta, ada siswa yang lahap makan sayur, ada juga yang tidak karena merasa sayur yang ada di menu hambar.
"Kalau menurut aku bayamnya harus dikasih garam lagi, agak hambar," kata seorang Siswi SMP 1 Barunawati.
Kekecewaan atas rasa makanan yang hambar juga diungkapkan Siswa di SDN 25 Kecamatan Ilir Barat I, Kota Palembang. Makanan yang disediakan terdiri dari nasi, sayur, protein, dan buah.
Namun, tidak semua siswa menyukai makanan bergizi tersebut. Bahkan, ada yang mengatakan jika ia kecewa dengan rasanya. Menurut siswa SD, makanan yang diberikan kepadanya mempunyai rasa yang hambar.
Makanan itu dibagikan kepada 606 siswa yang secara serampak menyantap makanan tersebut pada jam istirahat sekolah. Namun, tidak semua siswa merasa puas dengan masakan tersebut.
Sebagian merasa cocok dengan rasanya, tapi sebagian lain merasa bahwa rasa dari makanan gratis itu masih kurang enak dan terasa hambar. Bahkan, bocah tersebut sampai mengatakan jika ia kecewa dengan rasa yang ada pada makanan tersebut.
“Saya kecewa sama (rasa) makanan, sampaikan ke pak Prabowo,” ucap siswa bernama Fathan usai menyantap makanan bergizi gratis.
4. Penyaluran Makanan Terlambat
Penyaluran makan bergizi gratis bagi peserta didik di SMP Negeri 18 Banjarmasin terlambat dari jadwal yang ditetapkan. Keterlambatan penyaluran Program Makan Bergizi Gratis membuat sebagian peserta didik memilih untuk jajan di kantin.
Makanan yang seharusnya dibagikan pada pukul 12 siang nyatanya baru tiba 40 menit kemudian.
"Nasinya enggak datang-datang sampai jam istirahat kedua, jadinya kami menunggu, belum makan dari subuh, terpaksa menahan sampai jam setengah tiga, pulang," keluh siswa Ahmad Subhan.
"Kami tunggu-tunggu, belum makan, ini sudah jam setengah satu," tambah Fauzi.
Pihak sekolah berharap, penyaluran makan bergizi gratis ke depannya bisa tepat waktu. Sehingga tidak sampai mengganggu jam pembelajaran.
"Mudahan besok seterusnya jam 12 sudah datang, kalau bisa kami makan dulu baru salat," harap seorang guru, Mastaniyah.
Keterlambatan makanan juga terjadi di Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Rasfaldi Mukhlishin, Cakung, Jakarta Timur. Makanan dijadwalkan akan diantarkan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Pulogebang ke PAUD Rasfaldi Mukhlishin sekitar pukul 07.00.
Dikutip dari laporan Tempo, hidangan itu tak kunjung tiba hingga dua jam berselang. Padahal murid PAUD biasanya pulang sekolah sekitar pukul 09.30 WIB.
Memasuki jam pulang, sudah banyak orang tua murid yang berdatangan untuk menjemput anaknya. Namun hidangan makan bergizi gratis belum datang ke PAUD.
Kepala Sekolah Rasfaldi Mukhlishin, Sapria Hasugian sempat menelepon pihak SPPG Pulogebang untuk menanyakan kapan makanan akan diantar lantaran anak-anak sudah menunggu.
"Dia (pihak SPPG Pulogebang) bilang cuma kacau. Soalnya dapat info pukul 07.00 WIB akan datang makan bergizi gratisnya," ujar Sapria.
5. Kendala Dapur Umum
Program makan bergizi gratis di Purwakarta mengalami berbagai masalah, terutama di bagian dapur. Dari dua dapur umum yang ada, hanya satu saja yang bisa digunakan.
Hal itu berdampak kepada pasokan makan bergizi gratis di Purwakarta yang hanya bisa menyediakan makanan ke 9 sekolah untuk 2957 siswa pada tingkat TK, SD, dan SMP.
Seharusnya, dari 17 kecamatan di Purwakarta perlu membutuhkan 96 dapur umum. Sementara, baru satu dapur umum yang bisa beroperasi.
6. Pakai Uang Pribadi Prabowo
Di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, pelaksanaan Makan Bergizi Gratis menggunakan dana pribadi dari Prabowo. Hal itu dibenarkan, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi.
Dia mengatakan kondisi ini terjadi karena di Kendari masih memiliki sisa anggaran dari pribadi Prabowo saat program ini dilakukan uji coba pada tahun lalu.
"Yang di Kendari memang itu dia masih punya sisa anggaran uji coba dari yang diberikan oleh Pak Prabowo sebelumnya. Jadi mereka masih menggunakan dana yang itu," kata Hasan Nasbi, Senin (6/1).
Setelah sisa anggaran dari pribadi Prabowo habis, Hasan memastikan pelaksanaan program MBG di Kendari akan menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Ya, setelah itu nanti mereka akan menggunakan yang dari APBN yang dari BGN," ujar Hasan.
7. Sistem Reimburse
Kepala Chef SPPG 'Dapur Sehat Anak Bangsa' di Halim Perdanakusuma Jonie Kusuma Hadi, bercerita sistem pembayaran untuk menu makanan program MBG menggunakan modal pribadi mitra terlebih dahulu, kemudian diganti atau reimburse oleh Badan Gizi Nasional (BGN).
"Ngadain dulu, nanti reimburse ke Badan Gizi Nasional per minggu. Itu food cost Rp10.000" ucal Jonie, di SD Angkasa 5 Halim, Jakarta Timur, Senin (6/1).
Bakal Evaluasi
Sementara itu, Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad mengatakan program MBG masih perlu disempurnakan. Hal itu, dia sampaikan merespons berbagai masalah yang terjadi saat pelaksanaan perdana MBG.
“Distribusi dan lain-lain memang perlu kemudian disempurnakan,” kata Dasco, di gedung MPR/DPR RI, Jakarta Pusat, pada Selasa, (7/1).
Dia mengatakan keluhan-keluhan lain menyangkut program MBG akan dibahas antara DPR dan pemerintah. Nantinya, komisi yang bersangkutan akan memberikan masukan kepada pemerintah untuk program MBG.
“Mengenai hal-hal lain yang masih belum pas, tentunya komisi teknis yang bersangkutan di DPR akan melakukan Rapat Dengar Pendapat dengan pemerintah, dalam hal penyelenggaraan makan bergizi ini untuk memberikan masukan-masukan supaya ke depannya lebih bagus,” pungkas dia.