Ragam Layanan Publik dan Teknologi Terapan Meriahkan Festival Inovasi
Merdeka.com - Rangkaian Banyuwangi Festival (B-Fest) 2019 kembali dimeriahkan dengan Festival Inovasi. Ada beragam inovasi yang dipamerkan di kawasan Gesibu Blambangan selama dua hari, Sabtu-Minggu (29-30 Juni 2019). Mulai dari inovasi pelayanan publik hingga berbagai teknologi terapan yang ditemukan para pelajar dan mahasiswa Banyuwangi.
Dikatakan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, festival inovasi ini tak ubahnya ruang pamer beragam inovasi yang telah dikembangkan pemkab selama tujuh tahun terakhir. Ratusan inovasi yang telah dikembangkan pemkab ditampilkan ke publik dalam festival ini.
"Setidaknya ada 340 inovasi yang digeber pemkab selama tujuh tahun terakhir. Mulai dari level desa, hingga inovasi dari instansi. Bahkan, lewat ratusan inovasi telah mengantarkan Banyuwangi meraih penghargaan kabupaten paling inovatif dari Kementerian Dalam Negeri pada tahun 2018 lalu," jelas Anas.
-
Bagaimana Banyuwangi Art Week mengenalkan batik kepada pelajar? Art week juga menjadi ajang edukasi bagi siswa sekolah untuk diajarkan produk-produk kreatif yang ramah lingkungan. Setiap harinya sebanyak 150 pelajar akan mengikuti kelas edukasi batik ecoprint dan melakukan praktek pembuatan batik.
-
Bagaimana cara siswa SMP Wonosobo membuat inovasi mereka? “Kita melakukan empat eksperimen. Yang pertama dengan mencampurkan lima gram polysterin, lalu 10 gram, 15 gram, dan 20 gram. Dari eksperimen tersebut, kita menemukan komposisi yang ideal yaitu di 15 gram polysterin,“ kata Navallo, dikutip dari kanal YouTube Official WEB TV Wonosobo. Dalam melakukan eksperimen itu, Navallo memilih limbah styrofoam, hal ini mengingat limbah styrofoam membutuhkan waktu sekitar 500-1 juta tahun untuk dapat terurai.
-
Inovasi unik apa yang dibuat siswa SMP Wonosobo? Navallo Azharya awalnya tak pernah terpikir bahwa ia akan mewakili sekolahnya untuk mengikuti Lomba SEAMEO. SEAMEO merupakan organisasi menteri pendidikan se-Asia Tenggara. Pada awalnya ia beserta empat orang lainnya membuat proposal untuk penelitian mengenai bahan polystyrene. Dari 10 sekolah yang mendaftar, SMP Negeri 1 Wonosobo dipilih untuk mewakili Indonesia. Dalam proses melakukan penelitian itu, Navallo beserta tim sempat kesulitan mendapatkan sampah dan komposisi yang ideal.
-
Apa yang diwadahi Banyuwangi lewat Festival Band Pelajar? Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan, Banyuwangi selalu membuka ruang bagi kalangan milenial. Berbagai program untuk anak-anak muda pun digulirkan. 'Salah satunya Festival Band Belajar. Lewat ajang ini kita wadahi bakat dan minat para pelajar yang memiliki passion di bidang musik.
-
Apa yang di inovasikan mahasiswa UGM di KKN Sulawesi Barat? Mahasiswa adalah agen perubahan. Tak sedikit mahasiswa yang melakukan inovasi untuk memberikan perubahan di tengah masyarakat. Bentuk inovasi itu bisa dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya saat program Kuliah Kerja Nyata atau KKN. Melalui program KKN, Mahasiswa Universitas Gadjah Mada bakal memasang teknologi pemanen air hujan, tepatnya di Pulau Karampuang, Mamuju, Sulawesi Barat.
-
Banyuwangi Fashion Festival menampilkan apa? Keelokan alam menyatu dengan ragam adibusana kreasi para desainer bumi Blambangan. Mengusung tema sentire yang bermakna rasa, mewujud dalam ragam desain fasyen yang mengangkat cita rasa jajanan lokal. Kue-kue lokal seperti bagiak, klemben (roti bolu), uceng-uceng dan lainnya termanifestasi dalam motif wastra yang didesain apik.
Selain itu, lanjut dia, inovasi ini untuk menyemangati pihak lain agar getol berinovasi. Anas lalu mengutip Peter Drucker seorang pakar manajemen, bahwa ada tiga hal yang perlu dikuasai sebuah institusi dalam era sekarang. Yakni, marketing, kecepatan, dan inovasi.
"Inovasi itu penting dilakukan bila kita ingin bertahan di zaman sekarang. Untuk itu, festival ini kami gagas agar menumbuhkan iklim kompetisi yang sehat antar institusi. Dengan dipertemukan, akan tumbuh semangat bersaing untuk menghadirkan pelayanan publik yang memudahkan rakyat," imbuhnya.
Salah satu inovasi yang dipamerkan adalah adalah SIMAS Mandiri (Sistem Pelayanan Masyarakat Melayani Sendiri) yang dikembangkan Pemerintah Desa Genteng Kulon. Layanan berbasis self-service itu, mampu melayani setidaknya 27 macam pelayanan administrasi masyarakat.
"Pemerintah Desa yang lain supaya bisa belajar dari berbagai inovasi yang dikembangkan di desa lain," harap Anas.
Anas mengungkapkan jika beragam program inovatif yang digeber pemkab ini berhasil menjadikan Banyuwangi didatangi ribuan orang untuk melihat langsung beragam program inovatif.
"Setiap tahun ada 7.000 an orang dari seluruh Indonesia yang ingin sharing program-program inovasi yang dikembangkan oleh pemkab. Kami menyebutnya dengan wisata pelayanan publik," kata Anas.
Pameran tersebut juga dihadiri Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan, Khairul Anwar yang mengaku sangat terkesan dengan ribuan inovasi yang dilakukan pemkab.
"Kami dari pusat ini senang dengan daerah yang banyak inovasi, kami terus berkolaborasi. Contohnya Balai Latihan Kerja (BLK) Banyuwangi yang telah kami dirikan di sini. Untuk programnya kami serahkan sepenuhnya pada daerah, kami akan mendukung pelatihan apa saja yang akan dibutuhkan. Bagi kami, SDM yang terlatih akan menghasilkan inovasi," ujarnya.
Di pameran tersebut, juga dipamerkan aneka inovasi pada bidang teknologi terapan yang dihasilkan oleh siswa maupun mahasiswa di Banyuwangi. Seperti dari Politeknik Negeri Banyuwangi yang mengembangkan mobil listrik, hingga SMKN 1 Glagah yang menemukan cara penyiraman tumbuhan dengan kendali smartphone.
"Ini untuk mendorong para pelajar maupun mahasiswa yang melakukan riset tersebut dapat diketahui publik. Sehingga ke depannya, temuan mereka bisa dikembangkan langsung di tengah masyarakat," imbuh Anas.
Dalam rangkaian Festival Inovasi tersebut, juga dibuka pelayanan administrasi kependudukan, cek layanan kesehatan, bazar UMKM, dan sejumlah produk BUMDes yang telah berkembang di Banyuwangi. Selain itu, juga ada sejumlah seminar yang diikuti oleh ASN, Perangkat Desa dan pelaku BUMDes yang tujuannya mendorong inovasi di seluruh level pemerintahan. (mdk/hrs)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selain punya wadah untuk memamerkan produk, para siswa juga bertemu dengan para pelaku seni dan usaha di Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaDalam pameran ini berbagai replika kejuruan yang menjadi modalitas Kemnaker dalam menyelenggarakan pelatihan vokasi ditampilkan.
Baca SelengkapnyaJuga diluncurkan platform data peserta didik berkebutuhan khusus.
Baca SelengkapnyaPenjabat (Pj) Wali Kota Tarakan, Bustan mengapresiasi antusias masyarakat dan kerja keras seluruh pihak yang membantu dalam pelaksanaan tersebut.
Baca SelengkapnyaPameran Hakteknas 2023 digelar untuk memperkenalkan hasil inovasi perguruan tinggi secara lebih dekat kepada masyarakat.
Baca SelengkapnyaBupati Ipuk Fiestiandani menyampaikan Festival Kita Bisa sudah menjadi agenda rutin di Banyuwangi sebagai panggung aktualisasi bagi para anak muda difabel.
Baca SelengkapnyaKegiatan ini menjadi stimulus bagi unit pelayanan publik untuk memberikan pelayanan terbaik bagi publik.
Baca SelengkapnyaDua inovasi Banyuwangi masuk jajaran 99 inovasi terbaik dari 3.110 inovasi se-Indonesia hasil seleksi tim panel independen.
Baca SelengkapnyaMenaker Ida menjelaskan selama tiga hari pergelaran fashion technology memeragakan 54 busana hasil karya peserta pelatihan.
Baca SelengkapnyaRibuan anak bermain bersama di Taman Blambangan dalam tajuk Festival Permainan Tradisional
Baca SelengkapnyaParade fesyen kontemporer Banyuwangi Etno Carnival (BEC) 2024 kembali digelar dengan spektakuler.
Baca SelengkapnyaMenteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menyebut Banyuwangi memiliki ekosistem pariwisata terbaik di nusantara.
Baca Selengkapnya